b o n u s c h a p t e r

976 135 144
                                    

[BONUS CHAPTER]
Ending Scene

...

2031
...

disclaimer :
1. Bagi yang tidak suka mereka didewasakan, silakan klik keluar. Gak ada yang aneh-aneh, hanya umur mereka beda, gitu aja.
2. Bonus chap-nya lama karena aku sempat mau buat sekuel. Tapi kayaknya gajadi.

...

SEPATU modis seperti ini bukan pilihan yang baik ketika mau menyebrangi persimpangan jalan di tengah-tengah hujan deras, Yovita tahu sekarang.

Klakson mobil mendenging di telinganya, sehingga ia merengek panik dan melepaskan kedua sepatunya, mengambilnya di tangan. "SABAR ATUH, MAS!" teriaknya berusaha untuk mengalahkan suara hujan. "SAYA NYEBRANG DULU SEBENTAR! JANGAN DITABRAK EUY!"

Basah kuyup dan kaki ayam, gadis berpakaian modis itu akhirnya sampai di depan pintu kafe. Ia menutup payungnya terburu-buru, dan melemparkannya asal ke sisi pintu. Ia mendorong pintu kaca, memasuki bagian dalam kafe yang hangat sambil memasang kembali sepatunya.

"Sori, sori!" pekiknya sambil berlari menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul di depan konter. "Telat banget gue! Ini gara-gara pemotretan sama Koehler's."

Arjuna memeluk sisi tubuh gadis itu, lalu mengecup pipinya lama. "Dia jadi BA Koehler's Cosmetics, tahu?" sahutnya bangga.

"Sori dek, gue tahu lo sibuk banget."

Yovita mengayunkan tangannya santai, bergegas memeras air hujan dari rambutnya yang kini dicat kemerahan. "Apa sih yang engga buat kak Raja?" katanya sambil menyengir.

Raja tergelak sebelum kembali meremas ujung jas yang dikenakannya gugup. "Kayaknya gue gabisa anjir, gue gabisa. Gue gabisa ngelamar dia hari ini!!!"

"Hehhh!" seru Iris sambil menarik lelaki itu yang hendak kabur karena panik. "Jangan jadi pengecut ya, kak! Tarik napas dulu, jangan panik! Tarik napas!"

Raja meremas poninya dengan kedua tangan, bibirnya ia gigit-gigit keras. "Gimana kalau gue ditolak?" melasnya panik. "Gimana kalau dia bilang enggak?? Anjir, bisa-bisa gue menjomblo sampe mati!"

"Kak Raja panik banget kayaknya," kata Vanessa prihatin. "Kalian salah satu cowok tenangin dia dong?"

Radit akhirnya maju menjadi motivator mendadak untuk mantan kakak kelasnya itu. Ia menepuk-nepuk bahu Raja, memasang wajah serius sebelum berkata, "Gini ya kak, lamar ya lamar ae. Kalau ditolak, bilang aja prank."

Vanessa memukul bahunya keras-keras, memutuskan untuk membujuk Kak Raja sendiri. "Denger ya kak, denger. Kakak sendiri yang bilang kakak uda siap."

"Tapi gimana kalau Feli belum siap?" tanya Raja balik.

"Bro," sela Arjuna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalian uda setaun tinggal serumah. Lo uda diajak ke acara-acara keluarga. Lo berdua uda sering liburan bareng. Orangtuanya uda kenal baik sama lo. Kalian praktisnya uda merit anjir. Percaya sama gue, Feli uda siap lo ajak nikah."

Yovita mengangguk-angguk di sebelahnya. "Lagian, gue pernah ngobrol sama kak Feli dan dia bilang orangtuanya uda lama ngedesak kalian supaya resmi, tapi dia nggak mau bilang apa-apa karena takut membebani lu."

Raja menghembuskan napas berat. Ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan kotak cincin khas Tiffany yang khusus ia buat untuk gadis itu.

"Jangan-jangan lo ragu karena cincin keluarga dikasih ke Kak Ratu?" tanya Arjuna seakan baru saja membaca pikiran sahabatnya itu. "Hadeeeh, lo uda tinggalin keluarga lo. Ngapain dipikirin lagi?"

Exam Service Provider | 02-04lineNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ