f o r t y t h r e e

650 153 37
                                    

[43]
To Be There For Others Yet Have No One There For You

...

"RAJA, lo punya duit pecah?"

Raja yang sedang minum di depan wastafel mendadak berhenti.

Ia sudah berusaha mati-matian menghindari Naomi selama beberapa hari ini. Menjawab seadanya, mengurung diri dalam kamar, tidak keluar-keluar jika bisa.

Tadi ia berpikir Naomi hendak pergi keluar rumah, tetapi ternyata gadis itu hanya mengambil pesanan go-food dan kekurangan duit receh, sehingga memanggil dirinya.

"Raja?" panggil gadis itu lagi dari depan pintu. "Ada duit pecah gak??! Lima ribu aja! Kalo enggak ambilin tolong di dompet gue!"

Raja bergegas merogoh saku celananya. Ia memang masih mengenakan seragam.

Remaja itu berjalan ke pintu depan, kepalanya tertunduk. Ia menyerahkan lembaran uang itu tanpa suara, dan Naomi tampaknya tidak menyadari keanehan sama sekali karena ia hanya menerimanya dan membayar supir go-food itu dengan senyum lebar.

"Makasih ya neng, makanannya," kata pria itu sambil menunduk sopan.

"Iya, hati-hati ya, Mas!" balas Naomi cerah sambil melambaikan tangan.

Raja memberanikan diri menatap gadis itu dari samping. Matanya bengkak, tetapi ditutupi riasan tebal. Wajahnya pucat, tetapi lagi-lagi diberi rona palsu memerah.

Sepertinya Naomi benar-benar putus dengan Aiden.

Raja membuang muka, rasa bersalah mulai menjalar di dalam hatinya.

Mereka putus karena dirinya.

Keluarganya bangkrut karena kelahiran dirinya.

Raja benar-benar biang kesialan.

Ia membalikkan badan, hendak kembali ke kamarnya untuk belajar ketika ia merasa pakaiannya ditarik dari belakang.

"Heh, mau kemana lo?"

Raja terdiam mendengar suara kakak perempuannya. "Ke kamar," balasnya pelan.

"Cepet banget," rengek gadis itu pelan. "Makan bareng dulu dong? Temenin gue? Makanannya kebanyakan."

Raja menoleh sekilas. "Kenapa belinya banyak?" tanyanya dingin.

"Kalo gak banyak gak promo!" balas Naomi cemberut, berharap adiknya ini akan memberinya sedikit perhatian. Padahal ia berbohong. Ia membeli makanan sebanyak itu karena ia lupa kalo Aiden tidak lagi makan dengannya.

Raja menghela napas pelan. "Gue gak lapar, kak. Mau belajar, nanti uda mau PAT."

"Ihhhhh Raja! Bentarrrrrr aja, plis... tega banget lo ninggalin gue makan sendiri??!?"

Pemuda itu menghela napas berat sebelum membalikkan badan tanda ia menurut, dan gadis itu meloncat senang.

Naomi berlari-lari ke ruang tamu, meletakkan plastik makanannya ke atas meja kopi, dan memaksa Raja pergi mencuci tangan.

Raja hanya menurut, mencuci tangan dan kembali ke ruang tamu melihat gadis itu sudah terlebih dahulu membuka bungkusan makanannya.

Pemuda itu duduk di kursi, tidak berniat bergabung, sementara Naomi duduk di lantai.

Sudah beberapa hari ini Raja tidak berselera makan, sehingga ia memilih untuk memalingkan wajah, mendapati cicak raksasa di tembok sebelah kirinya lebih menarik daripada nasi Padang pesanan kakaknya.

"Raja?" panggil Naomi, mencolek-colek kakinya. "Makan yuk? Lu kurus banget njir, padahal gue mau diet gagal mulu."

Raja menggeleng. "Tadi jajan banyak di sekolah."

Exam Service Provider | 02-04lineWhere stories live. Discover now