t h i r t y o n e

750 151 47
                                    

[31]
Clashing Hearts

...

"EIT, sudah ya sandiwaranya."

Felicia spontan berhenti bergerak. Sebagai gantinya, ia menundukkan kepala dalam arti menghindar, namun malah berakhir beradu dengan bibir sang kakak kelas.

Raja mengaduh, lantas melepaskan rangkulannya untuk menyentuh bibirnya yang tergetok.

Felicia sendiri langsung memalingkan badan, menyentuh keningnya yang terkena dagu pemuda itu. Sakit bercampur malu.

"Tante Vioren," Terdengar suara Angga berujar kaget, membuat baik Raja dan Felicia terpaku di tempat mereka masing-masing.

"Anak mama uda besar ya, uda bisa main cium-ciuman sama cowok," Kedua belah bibir yang dipoles lipstik merah darah itu terangkat membentuk seulas senyum tipis.

Siapa yang tidak mengenal. Bagian dari yayasan yang membuka sekolah ini, wanita fashionista yang dikenal kejam dan tidak kenal ampun dalam menilai penampilan.

Ibunda tercinta dari Felicia Yudhoyono sendiri.

"Dan ini siapa?"

Kedua mata Raja yang sipit spontan membelalak ketika wanita itu menyentuh surai rambutnya, memainkannya dengan tatapan menyelidik.

"Ganteng, ya?" senyumnya sambil menarik dagu Raja mendekatinya. "Hmm... kulitnya juga bersih. Wajahnya kecil. Mirip model. Atau jangan-jangan memang model?!"

Raja mengerjap kaget. "Hah?"

"Kamu dari agensi mana? Ada kemungkinan bisa bekerja sama dengan saya? Boleh saya minta nomor agensi kamu? Tunggu sampai kamu bertemu dengan MUA-ku! Dia bisa memberikan riasan yang cocok untuk wajahmu! Ah, tampan! Tampan sekali!"

"Mama," sela Felicia rendah, nada suaranya agak jengkel. Ia menarik lengan Raja mendekatinya. "Namanya Kak Raja. Dan dia bukan model. Jangan nanya mulu kayak kereta api. Kebiasaan banget."

Wanita itu terdiam sejenak, lalu tertawa lepas. "Ahh, posesif ya? Tenang aja sayang, Mama ga bakal rebut si Raja-Raja ini dari kamu," sang ibu mencubit pipi Raja pelan. "Dia imut sih, tapi terlalu muda, bukan selera Mama."

Felicia mendengus, sebisa mungkin melepaskan tautan tangan ibunya dari tubuh Raja.

Untung saja dituruti, karena Raja juga sudah mulai risih.

"Sayang sekali, baru saja Angga meminta untuk dijodohkan sama kamu, hm?" gumam wanita itu, melirik ke arah satu adam lagi yang berdiri dengan wajah tidak senang. "Sayang sekali, sayang sekali. Padahal hubungan Mama sama keluarga Nugraha bagus lho."

"Tante jangan mau dibohongin sama ini duo kunyuk," tunjuk Angga sengit pada Raja dan Arjuna. "Dia bukan pacar Felicia."

Felicia melotot padanya, mengeratkan pegangannya pada lengan Raja. "Lo yang gausah sok tahu!" Suaranya meninggi. "Kak Raja pacar gue!"

"Feli, suara kamu," tegur ibunya langsung, menggeleng-gelengkan kepala tidak setuju. "Kamu itu cewek, bukan supir angkot. Jangan teriak-teriak ga tahu tempat."

Felicia menggeram kesal.

"Feli, jangan menggeram begitu," tegur ibunya syok. "Kamu bukan anjing."

"Terserah Ma, terserah," sela sang gadis, buru-buru menarik lengan Raja mengikutinya.

"Feli! Anak ini! Ga sopan sekali! Kamu mau kemana?!"

Gadis itu berbalik, mengangkat tangannya yang bertautan dengan tangan Raja. "Feli permisi dulu, mau pacaran sama Kak Raja di pojok," sahutnya santai sebelum berlari cepat menyeret Raja di belakangnya, mengabaikan seru-seruan sang ibu tentang bagaimana seorang wanita tidak sepantasnya 'pergi begitu saja' atau 'lari-lari seperti dikejar setan'.

Exam Service Provider | 02-04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang