16

1.9K 108 5
                                    

Typo dimana-mana~~~~~~

===========

Setelah bangun, kemudian mendengar debat mereka, aku tertidur, tapi aku masih merasa lemas. Sekarang, aku diperbolehkan pulang, sejak tadi Ian dan kakak sudah pulang.

Aku langsung berdiri, kemudian berteleport ke kamarku. Melawan mereka bukan main susahnya, badanku terasa sangat sakit. Tapi besok aku harus bersekolah. Rasanya aku tidak ingin bersekolah, tapi apa boleh buat.

Akupun tertidur dengan lelap.

******

Besoknya, aku sudah merasa baikan. Walaupun kepalaku sedikit pusing, aku mandi, memakai seragamku, kemudian berteleport ke kantin.

Padahal, aku masih lemah tapi karena rasa malasku yang mendalam jadi aku menggunakan teleport, memang lebih praktis. Bila begini aku bisa menjadi pemalas. Ingat Yana kamu perempuan! Tidak boleh malas!

Kemudian, aku memesan makananku, lalu duduk di tempat biasanya. Setelah aku makan, mereka datang. Seperti biasa, selalu telat. Aku melihat mereka sambil tersenyum. Kemudian, mereka membalas senyumanku. Lalu, mereka memesan makanan, kemudian duduk di dekatku.

"Kau hebat Lybra, kau bisa mengalahkan kami... walaupun kalian bertiga seri~" kata Ilyca sambil tersenyum.

"Mungkin aku beruntung kemarin" kataku merendahkan diri.

"Aku tidak ingin terkena sambaran petir Lybra lagi... sakit banget..." kata Evina sambil cemberut.

"kami juga" kata mereka berlima.

"Ah... aku tidak ingin terkena serangan Ilyca, peluru pistol Pycasto dan es Larse... menyakitkan... untung gak kena apinya Ian... mampus aku kalo gak..." kataku sambil bergidik ngeri.

"Memang, pertandingan itu menyiksa" kata kami berenam.

"Gimana keadaan kamu? Kemarin lemes amat perasaan... udah baikan?" Tanya Ian.

"Udah kok, walaupun masih dikit pusing..." kataku sambil tersenyum. Ian membalas senyumku.

"Untunglah, maaf aku ninggalin kamu kemarin" kata Ian menyesal.

"Gak apa-apa kok..." kataku lembut.

"Wah... ada yang romantis nih... iri deh" kata kakak.

"Banget, perhatian banget Ian sama adek angkatku, pengen deh" kata Ilyca.

"Sama Larse aja, iya gak Lars..." kataku dengan muka jahil. Kakakku langsung memerah, begitu juga Ilyca.

"Apaan sih Ly!" Kata kakak sambil menahan mukanya yang memerah.

"apaan sih adek angkat!" Kata Ilyca yang juga sama dengan kakak.

"Terserah aku tahu kok, cinta kalian yang tidak bertepuk sebelah tangan... ha...haha... hahah.." kataku jahil.

"Sok tahu!" Kata mereka berdua serempak. Ian dan yang lainnya melihat itu, hanya menahan tawa.

"Emang tahu, aku bisa baca pikiran kalian, yah walaupun cuma urusan cintanya doang sih" kataku dengan muka cemberut.

"Adek mah, baca pikiran sembarangan aja" kata Ilyca.

"Iya nih, Ly, yang lain juga kau baca?" Tanya kakak.

"Gak sengaja sih" kataku dengan suara kecil yang masih bisa didengar mereka. Mereka langsung menampakan muka seram padaku.

"Lybra!!!" Teriak mereka. Aku langsung dimarahi habis-habisan sama mereka. Aku gak akan ngulanginya lagi.

Saatnya masuk kelas, kami langsung berjalan menuju kelas kami, saat kami sampai, guru juga sudah masuk ke kelas. Kami langsung duduk di tempat kami.

Another Life [unedited][✔]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant