1

4.5K 218 1
                                    

"oi... bangun, berapa lama lagi kamu mau molor di kelas..." aku mendengar suaranya dengan samar-samar, saatku terbangun mukanya terlalu dekat,

"muka kamu deket banget sih?! Bisa jauh-jauh gak?" kataku,

"blak-blakan amat!, udah bagus dibangunin juga, udah istirahat tahu...",

"terimakasih udah bangunin diriku ini" aku segera bangun dan pergi berkeliling, banyak orang yang menatapku dengan berbagai tatapan, aku risih dengan tatapan itu, tapi tidak dengan tatapan wajan putih mengkilat itu, rasanya tatapannya itu teduh, menenangkan.

Tapi aku hampir tertawa melihat ekspresinya setelah mengatakan terimakasih tadi, dia terkejut mungkin dia pikir aku orang yang tidak dapat berterimakasih, ahahaha. Saat aku melintasi sebuah ruangan aku merasa aneh dengan lorong gelap itu rasanya ada sesuatu di sana tapi kakiku kelu untuk ke sana.

'Sudahlah aku tidak ingin cari masalah' saat aku keluar dari ruangan itu, hatiku tenang sekali, aku menemukan taman yang luas penuh dengan bunga indah, sejuk aku langsung berlari, aku melihat bunga mawar hitam, aku ingin mengambil setangkai, tapi saat aku memegangnya ada tangan yang memegang tanganku, saat aku melihat wajahnya ternyata si wajan putih mengkilat,

karena terkejut aku langsung menarik tanganku. "aw...", "napa? Kena duri, sini aku liat" dia langsung menarik tanganku dan melihatnya, saatku melihat tanganku 'untung gak parah' batinku. "ke uks aja, biar diobatin nanti infeksi" katanya. Lalu, ia melepaskan tanganku lagi.

"loh... kamu kok bisa di sini?" tanyaku.

"aku penasaran aja sama tempat ini"

"oh... ya udah" aku berbalik dengan maksud duduk di bawah pohon.

"gak ke UKS?"

"emangnya kenapa? Cuma luka kecil juga kok"

"kamu tahu gak? tumor yang kecil aja bahaya!"

"itu beda lagi pak! Maaf ini bukan tumor!"

Dia terdiam sebentar, dia sedang mengelus dadanya. Mencoba sabar?

"terserah! Mana tangan kamu yang luka?" aku langsung memperlihatkan tanganku yang luka. Kemudian, dia mengeluarkan tisu dari sakunya, lalu ia mengelap tanganku menggunakan tisu itu dengan pelan.

"Udah" katanya.

"Makasih ya"

"Iya, sama-sama"

~~~~~~

Aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidurku yang empuk. Entah mengapa aku jadi memikirkan dia, udah ah ngapain juga mikirin dia?!

Tak sampai 2 menit, aku merasa nyenyak untuk tidur, lalu aku kehilangan kesadaranku. Bunyi deringan hp membuatku terbangun dari tidur,

"sekarang jam berapa yah? Siapa yang telpon juga ah! menggangu kesenangan orang lain aja!" aku langsung mengangkat telponku.

"halo"

"halo, ini Yanakan..." aku sadar ini suara dia 'WAJAN PUTIH MENGKILAT!'

"darimana kamu dapat nomor aku?" suaraku mengintimidasi.

"aku ngerasa kayak kamu mau ngebunuh aku gitu, oke... aku hacker, taulah kayak gimana hacker..."

"oh"

Tuttt...tuttt...tuttt...

Seketika aku tutup tuh telpon, maaf saja, aku capek buat ngomong soalnya.

Ting!

NomorTakDiKenal: males denger suara aku yah? chat aj deh

YanaSeriane: kamu udah telpon, chat lagi

NomorTakDiKenal: hahhahaha... pengen makin deket sama kamu aj, selain jadi teman sebangku.

YanaSeriane: oh... bye

NomorTakDiKenal: ubah jadi nama aku, bukannya NomorTakDikenal, oke

YanaSeriane: gak! Aku bakal tulis WAJAN PUTIH MENGKILAT!

NomorTakDiKenal: aneh banget, itu julukan kamu ke aku? muka tamvan kayak gini jadi wajan mengkilat, mata kamu katarak yah

YanaSeriane: bye, udah aku ganti kok.

Screenshot terkirim...

Wajan P.M: beneran kamu tulis nama julukanku!
Dibaca...

Ian POV
'buset! cuma diread doangk, menarik juga nih... tapi, dia bakal mau gak yah ngikutin aku? Pokoknya aku harus buat dia ikutin aku! tapi gimana yah?... udah ah pusing mikirnya... dia aja buat orang kesel terus.... '
~~~~~~~~~~
Heehehee sorry ceritanya pendek...

Another Life [unedited][✔]Where stories live. Discover now