prolog

9.2K 290 27
                                    

Matahari sudah menunjukan sinarnya yang terang, membangunkanku dipagi yang indah, bunyi siulan burung terdengar nyaring dan menenangkan. "non, cepat hari ini, hari pertama non masuk sekolah loh, gak boleh telat ke sekolahnya..." kata pembantuku, tidak bukan pembantuku tapi dia sudah bagaikan penganti ibuku, yang jarang dirumah. "iya, bi", aku segera mandi, mengenakan pakaian sekolahku, menyisir rambutku, turun dari kamarku dan makan. "bi, mama sama papa kapan baru pulang?", "gak tahu non", hanya itu yang dibalasnya. "pergi dulu bi, bye-bye" pamitku.

'namaku Elacyana Seriane Dwane, panggil saja Yana. Umurku 15 tahun, aku bersekolah di Sagittarius High School, sekolah yang hanya ditempati oleh orang kaya, ayahku seorang pengusaha terkenal, aku hanya bersikap hangat pada pembantu-pembantuku dan supirku, orang tuaku sama-sama gilanya, lebih mementingkan uang daripada anaknya sendiri, aku tahu uang itu penting, tapi waktu bersama keluarga itu jauh lebih penting menurutku, teman-temanku hanya memanfaatkanku hanya karena aku pintar dalam berbagai bidang dan lebih kaya dari mereka. Aku memiliki kejadian buruk di SMP tapi aku tidak ingin mengingatnya lagi, andaikan ada dunia lain, aku ingin pergi ke sana. Sekarang aku baik-baik saja karena aku tidak punya teman, tidak ada yang dekat padaku sampai saat ini, singkatnya, tidak ada beban penggangu.'

Tapi aku tak sadar sebentar lagi, hidupku akan berubah ketika ada seseorang yang mengubah hidupku...

Aku melangkahkan kakiku menuju kelasku, disana ada murid sekelas lamaku, aku yakin sebentar lagi ia akan menyebarkan gosip tentangku, mulut dia rasanya ingin kujahit biar gak bisa ngomong lagi. "pagi-pagi udah ada yang bikin kesel, kuharap dia cepet-cepet mati, kalo gak aku yang pindah dunia" gumanku.

"eh, eh anak tuh yang dulu dibully itukan...", "wah... beritaku cepet meluas yah" batinku.

"eits... belum mati rupanya!", ini dia musuhku paling nyebelin, "musuh tetap musuh... aku memang ingin mati kalo bisa tahu!" batinku.

"......" dan kata-kata seterusnya, yang membuat hatiku panas.

Aku duduk menyendiri dibagian paling belakang kiri, siapa juga yang pengen duduk sama aku, ternyata dugaanku salah, ada orang yang mendekat dan akhirnya duduk disampingku,'nyebelin' itu yang kata pertama terukir dikepalaku, karena orang yang duduk disampingku ini banyak dipuji kaum hawa, banyak sekali kata-kata yang menjijikan bagiku, kata mereka 'ganteng banget sih' gitu, ngapain juga dia duduk di sebelahku kayak gak ada tempat duduk lain apa?

bentar lagi pasti! Aku yakin banget, bakal dapat masalah!. Aku pernah kena masalah karena cinta sama seseorang jadinya sering dibully, orang yangku cintai juga memberi harapan palsu, dia juga sama aja kayak orang yang sering ngebully aku. Kata mama aku cantik, gitu ya?

"oi... kamu ngelamun apa?" lamunanku buyar, aku hanya menatap sekilas, dengan makna 'peduli amat sih!' tapi hebatnya dia ngerti maksudku natap dia sekilas, soalnya dia ngomong

"gaklah geer banget!", setelah itu aku memalingkan mukaku ke jendela, dari mana gantengnya? Orang kayak wajan putih mengkilat ini?.

Tiba-tiba kelas jadi sunyi, padahal tadi kayak pasar murah meriah, padahal tadi kayak kesambet setan pada teriak gak jelas, mukul-mukul meja pake kepala 'apa gak bengkak yah kepalanya', goyang-goyang gak jelas di atas meja guru 'kan kasihan gurunya kalo duduk,

apalagi aku tahu, tuh orang barusan aja nginjak kotoran ayam, aduh-aduh malang sekali nasibmu guruku'. Jadi sunyi banget sejak guru masuk, jadi anak baik-baik gitu, rasanya mukanya pengen bangetku tonjok.

"perkenalkan nama bapak Vanzea Es Zerut, panggil saja Sir. Zer, oke bapak akan menjadi wali kelas kalian bapak mengajar bahasa inggris, baiklah perkenalkan nama kalian masing-masing atau apa saja yang ingin kalian beritahu, silahkan dari yang terdepan sebelah kiri, akhirnya paling belakang kiri juga, silahkan" sebenarnya, setelah mendengar nama gurunya itu mereka menahan tawa, kecuali Yana dan laki-laki di sebelahnya itu.

"nama saya sebangsa dengan sir. Zer loh..."

"masa?!"

"nama saya Ez Cendol, gak tahu kenapa mama saya beri nama kayak gini, mungkin mama saya lagi ngidam es cendol kali yah pas ngelahir, aku aja aneh sama nama sendiri"

"hahahhhahhahaha" seketika kelas itu ricuh.

"nama saya ...."

Dst... dan akhirnya, membuat kaum hawa histeris, dengan suara cetar membahana.

"nama saya Lucian Alexander Cornellius, panggil saja Ian" lalu ia kembali ketempat duduknya.

"kyaaaa.... Ian-chan..."

"selanjutnya"

"perkenalkan nama saya Elacyana Seriane Dwane" langsung duduk kembali.

"dua pojok kiri tuh dingin amat yah..., oke kita mulai ritual... eh salah belajarnya.. hehhe" kata Sir Zer.

"napa jadi mau ngomong ritual pak?"

"habisnya kalian kayak kesambet setan aja dari tadi teriak gak jelaslah, bapak aja takut lihat tingkah kalian"

"sir mah..."

Sebenarnya, pelajaran ini sudah kupelajari berulang-ulang, aku sudah sangat mengerti. Lalu, aku tertidur.

------------------
Hehehe... 😅
ini dia ceritanya... seru gak?😅
Kalo bisa comment ya... soalnya, kami berdua bingung cerita ini mau dilanjutin ato gk.... 😣😟
( waduh kata-kata serunya dibold+underline lagi😅)

Another Life [unedited][✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang