28. Khianat Seorang Pendekar

2K 19 0
                                    

Khianat Seorang Pendekar

SATU 

KEDAI MINUMAN itu penuh dengan para pengunjung yang ingin menikmati 

bandrek, pisang rebus dan kacang goreng. Sehabis hujan memang sedap sekali 

duduk menikmati bandrek hangat sambil mengobrol dan menghisap rokok, (bandrek 

" minuman manis bercampur jahe, biasanya diminum hangat-hangat). 

Tetamu yang ada dalam kedai itu rata-rata bertampang sangar dan kebanyakan 

membekal golok. Pertanda bahwa mereka adalah orang-orang kasar. 

Seorang pemuda muncul di pintu kedai. Pakaiannya basah kuyup. Dia 

memakai ikat kepala putih dan rambutnya yang gondrong basah acak-acakan. 

"Saya mencari Memed Gendut. Apakah orangnya ada di sini?" pemuda itu 

bertanya. 

Orang-orang yang ada di dalam kedai itu berpaling ke pintu. Sesaat mereka 

memandang si pemuda lalu meneruskan obrolan mereka, menghisap rokok atau 

meneguk bandrek. Tak ada yang menjawab.Semua seperti tak acuh. Seolah-olah 

pemuda itu tak ada disana. 

Orang yang bertanya garuk-garuk kepalanya. Terdengar suaranya perlahan, 

tetapi cukup je!as terdengar oleh semua pengunjung kedai ketika dia berkata, 

"Aku yakin tidak semua orang yang ada di sini bisu. Tapi mengapa tak ada 

yang menjawab?" 

Seorang berdestar hitam berpipi cekung membuka mulut dari belakang meja 

di mana dia sibuk melayani tetamu. Dia adalah pemilik kedai. 

"Orang yang kau cari tak ada di sini " 

"Saya mendapat keterangan orang itu selalu nongkrong di kedai ini setiap 

malam," berkata si pemuda. Dia masih saja tegak di pintu, tampaknya segan 

masuk ke dalam kedai yang sudah sesak oleh tamu itu, 

"Memang benar, tapi malam ini dia belum muncul. Mungkin sebentar lagi," 

kata orang kedai lalu menyarankan: "Tunggu saja di sini sambil minum-minum 

...." 

Pemuda itu memandang berkeliling dan menjawab: "Biar saya menunggu di 

luar saja ...." 

"Terserah padamu. Tak ada yang melarang dimanapun kau mau menunggu." 

Pemuda tadi balikkan tubuh dan pergi tegak di bawah cucuran atap kedai. 

Udara malam sehabis hujan sangat dingin. Tapi pemuda ini seperti tidak 

merasakan. Dia tetap tegak di tempatnya mematung dan menunggu sampai 

akhirnya dari dalam kedai keluar dua orang tamu. Yang satu tinggi kekar 

berkumis melintang. Satunya lagi agak pendek berkereta gundul, juga bermisai 

lebat. Masing-masing membawa golok di pinggang. 

"Anak muda rambut gondrong. Kau orang asing di sini. Ada apa mencari 

Memed Gendut?" salah seorang yang barusan keluar dari kedai ajukan 

pertanyaan. 

"Keperluan kecil: Biasa-biasa saja" jawab sipemuda. 

WIRO SABLENGWhere stories live. Discover now