Khianat Seorang Pendekar
SATU
KEDAI MINUMAN itu penuh dengan para pengunjung yang ingin menikmati
bandrek, pisang rebus dan kacang goreng. Sehabis hujan memang sedap sekali
duduk menikmati bandrek hangat sambil mengobrol dan menghisap rokok, (bandrek
" minuman manis bercampur jahe, biasanya diminum hangat-hangat).
Tetamu yang ada dalam kedai itu rata-rata bertampang sangar dan kebanyakan
membekal golok. Pertanda bahwa mereka adalah orang-orang kasar.
Seorang pemuda muncul di pintu kedai. Pakaiannya basah kuyup. Dia
memakai ikat kepala putih dan rambutnya yang gondrong basah acak-acakan.
"Saya mencari Memed Gendut. Apakah orangnya ada di sini?" pemuda itu
bertanya.
Orang-orang yang ada di dalam kedai itu berpaling ke pintu. Sesaat mereka
memandang si pemuda lalu meneruskan obrolan mereka, menghisap rokok atau
meneguk bandrek. Tak ada yang menjawab.Semua seperti tak acuh. Seolah-olah
pemuda itu tak ada disana.
Orang yang bertanya garuk-garuk kepalanya. Terdengar suaranya perlahan,
tetapi cukup je!as terdengar oleh semua pengunjung kedai ketika dia berkata,
"Aku yakin tidak semua orang yang ada di sini bisu. Tapi mengapa tak ada
yang menjawab?"
Seorang berdestar hitam berpipi cekung membuka mulut dari belakang meja
di mana dia sibuk melayani tetamu. Dia adalah pemilik kedai.
"Orang yang kau cari tak ada di sini "
"Saya mendapat keterangan orang itu selalu nongkrong di kedai ini setiap
malam," berkata si pemuda. Dia masih saja tegak di pintu, tampaknya segan
masuk ke dalam kedai yang sudah sesak oleh tamu itu,
"Memang benar, tapi malam ini dia belum muncul. Mungkin sebentar lagi,"
kata orang kedai lalu menyarankan: "Tunggu saja di sini sambil minum-minum
...."
Pemuda itu memandang berkeliling dan menjawab: "Biar saya menunggu di
luar saja ...."
"Terserah padamu. Tak ada yang melarang dimanapun kau mau menunggu."
Pemuda tadi balikkan tubuh dan pergi tegak di bawah cucuran atap kedai.
Udara malam sehabis hujan sangat dingin. Tapi pemuda ini seperti tidak
merasakan. Dia tetap tegak di tempatnya mematung dan menunggu sampai
akhirnya dari dalam kedai keluar dua orang tamu. Yang satu tinggi kekar
berkumis melintang. Satunya lagi agak pendek berkereta gundul, juga bermisai
lebat. Masing-masing membawa golok di pinggang.
"Anak muda rambut gondrong. Kau orang asing di sini. Ada apa mencari
Memed Gendut?" salah seorang yang barusan keluar dari kedai ajukan
pertanyaan.
"Keperluan kecil: Biasa-biasa saja" jawab sipemuda.