kali dia memejamkan matanya, dibuka kembali, di-
pejamkan lagi, dibuka lagi. Ketika dia membuka
sepasang matanya untuk yang kesekian kalinya,
dilihatnya bayangan hitam mendesak bayangan pu-
tih dan tahu-tahu satu tendangan dahsyat dilancar-
kan oleh sosok tubuh bayangan hitam. Tapi bayang-
an putih dapat mengelak. Tendangan maut itu tak
sengaja terus melabrak kepala kerbau yang ditung-
gangi anak tadi.
Terdengar lenguhan keras. Kerbau besar itu
mencelat sampai beberapa tombak, angsrok di ta-
nah, mati dengan kepala pecah. Anak lelaki tadi
terpelanting dan nyangsrang dalam semak-semak.
Pakaiannya habis koyak-koyak dan kulitnya baret
luka-luka. Tapi suling Kesayangannya masih ter-
genggam di tangan kanannya. Dengan susah payah
dia keluar dari semak-semak itu sambil mengomel
marah ketika mengetahui apa yang terjadi dengan
kerbau tunggangannya.
Di depan sana akibat kejadian yang tak di-
sangka-sangka itu, dua orang yang tadi berkelahi
mati-matian sama melompat mundur. Perkelahian
terhenti dan keduanya memandang ke arah si bocah
dan kerbaunya.
Kini barulah anak lelaki itu dapat melihat dengan
jelas sosok tubuh dan tampak kedua bayangan hitam
dan putih tadi.
Di depan sebelah kanan tegak seorang kakek-
kakek berjubah hitam berkepala botak plontos yang
kilat-kilat ditimpa sinar matahari. Sepasang alisnya
tebal, kumisnya jarang tapi tebal-tebal dan panjang.
Tampangnya persis seperti anjing air!
Di sebelah kiri berdiri pula seorang kakek-kakek
berpakaian putih. Rambutnya panjang putih meriap
bahu. Dia memelihara kumis serta janggut lebat yang
juga berwana putih. Sepasang matanya meman-
dang tajam pada bocah yang memegang suling
sedang kulit keningnya berkerut seolah-olah dia
tengah memikirkan sesuatu.
Meskipun tadi hanya melihat bayangannya saja.
namun bocah pengembara itu yakin kakek berjubah
hitam itulah yang telah melepaskan tendangan hing-
ga mematikan kerbaunya. Bocah ini memang mem-
punyai dasar watak yang berani. Dengan mata me-
lotot dan air muka menunjukkan kemarahan dia
membentak pada kakek jubah hitam :
"Tua bangka botak! Kau telah membunuh ker-
bauku! Aku pasti akan dirajam oleh majikanku! Kau
22. Pendekar Dari Gunung Naga
Mulai dari awal