6. Explosion

1.2K 161 41
                                    

Saltman sedang bersiap-siap menutup apotek untuk hari ini ketika matanya menangkap sosok yang menyeberangi jalan, menuju ke arah apotek.

Entah kenapa Saltman tidak menyukai siapa pun yang datang itu.

Pura-pura tidak melihat, Saltman menarik tali yang menutup bilah-bilah tirai. Saat hendak mengunci pintu, pintu itu terbuka lebih dulu dan sosok yang tadi dilihat Saltman di seberang jalan masuk ke dalam.

“Maaf,” kata Saltman. “Kami sudah tutup.”

Dengan penerangan serta jarak lebih memadai, Saltman dapat melihat sosok tersebut dengan lebih jelas. Si pengunjung adalah seorang pria, mengenakan mantel panjang berwarna hijau gelap, dan topi bowler berwarna seragam dengan mantelnya. Topi itu membuat Saltman sulit melihat tampang si pengunjung dengan jelas, tapi kesimpulan sementara Saltman tentang wajah si pengunjung adalah dia nampak tidak sehat. Kulitnya berwarna agak kelabu dalam penglihatan Saltman.

“Anda … baik-baik saja?” tanya Saltman berhati-hati. Barangkali dia harus mengurungkan niatnya untuk menutup apotek. Mungkin orang ini benar-benar sakit dan butuh obat secepatnya.

Si pengunjung menoleh ke arah Saltman.

Mata yang menatap Saltman adalah sepasang mata orang mati. Kosong tanpa tanda-tanda kehidupan, tersaput kabut kusam.

Detik itu juga seluruh alarm tanda bahaya di tubuh Saltman menjerit. Lelaki botak itu langsung berlari ke pintu yang menuju kamarnya/ruang bawah tanah.

BUUUUUUUMMMMMMMMMMMMMMMMMM!!!

 ==++==

Chris Kane mengawasi Nate dan Chloe yang berada di kamar anaknya. Kedua sosok berjaket itu mampir ke rumahnya untuk pemeriksaan harian Alia. Perkembangan anak pertama Chris itu bagus, begitu kata Nate dan Chloe. Itu jelas sekali, Chris pun dapat melihatnya sendiri. Penggantian darahnya berhasil dan kurang lebih sehari setelah proses penggantian darah, Alia tidak lagi agresif. Dua hari kemudian anak itu mulai kembali mendapat pemahaman komunikasi verbalnya. Setelah memastikan Alia tidak mencoba menyerang siapapun yang mendekatinya, Chris memindahkan anaknya itu ke kamarnya sendiri di lantai dua. Si kembar datang secara berkala tanpa diminta, memantau perkembangan Alia.

Sekarang, hanya tinggal kaki Alia yang masih belum kembali ke bentuknya semula. Chris jelas senang dengan pemulihan ini, meskipun ia masih sukar mempercayai kenyataan bahwa anaknya akrab dengan Nate dan Chloe yang statusnya adalah "makhluk tidak jelas". Biasanya anak-anak—tidak perlu keturunan Putra Purnama—peka pada makhluk-makhluk non-manusia dan minimal gelisah jika berada di dekat salah satunya.

"Anak manis, anak manis." Chloe menepuk-nepuk pelan kepala Alia. Di sebelahnya, Nate menyimpan sampel darah yang diambilnya dari Alia. Alia tidak menangis sama sekali setiap kali darahnya diambil atau disuntik, mengurangi satu kesukaran Chris dalam membesarkan anak.

"Kau suka makan daging?" tanya Nate. Alia mengangguk. "Tapi kau juga harus rajin makan sayur supaya cepat besar. Heheheheh."

Itu ... sindiran buatku? batin Chris. Mereka kan tahu Putra Purnama punya pola makan karnivora.

"Gigimu bagus," puji Chloe setelah mengintip gusi dan gigi-gigi Alia. (Chris bertanya-tanya dalam hati kenapa kepala Chloe diperban menutupi sebagian wajahnya.) "Dan kuat," Chloe menambahkan. "Harus dirawat baik-baik. Hehehehe."

"Sudah ya."

"Kami pulang dulu."

"Ehehehehehehe."

"Hehehe."

Si kembar mengulurkan tangan untuk mengacak-acak sayang rambut pendek Alia sebelum meninggalkan kamar.

NaClTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang