13. Chaos Ensues

535 78 18
                                    


"Mereka menyuruhmu mengerjakan apa sih selama ini?"

Lang butuh waktu beberapa detik untuk memahami maksud pertanyaan Benny. Mereka berdua tengah bersembunyi di balik pepohonan yang tumbuh agak rapat di taman, mengamati orang-orang yang kemungkinan sedang berpatroli (Benny pintar mengenali mereka).

"Oh," isi kepala Lang memutar ulang semua ajaran bahasa dari si kembar, "membantu mereka membuat peta." Susunan kalimatnya seringkali masih tidak utuh, tapi perkembangan berbahasa Lang terhitung pesat.

"Peta? Peta apa?"

Lang menepukkan tangan ke tanah di bawahnya. "Energi bumi."

"Uh ... oke ...." Benny mengernyit. Lang awalnya menduga anak lelaki yang lebih besar itu akan berkomentar tajam, tapi ternyata Benny tidak melakukannya.

Benny yang sekarang ini bukan lagi anak laki-laki yang sama dengan yang dikenal Lang berbulan-bulan lalu. Hal buruk terjadi padanya dan itu mengubah perangainya sedemikian rupa. Anak itu sekarang lebih pendiam dan menahan diri. Ia tidak lagi membawa-bawa skateboard-nya kemana-mana. Lang menemukan rodanya dan banyak serpihan kayu tak jauh dari tempat mereka menetap di taman; sepertinya skateboard itu hancur. Kurang lebih sama seperti Lang, pakaian Benny baru dan setiap harinya dia mendapat cukup makanan.

Sama seperti Lang juga, si kembar mempekerjakan Benny.

Lang tidak terlalu mengerti apa persisnya pekerjaan Benny. Yang Lang tahu hanyalah kali ini dia harus tetap bersama dengan Benny, keluar dari taman ini sambil menghindari orang-orang tertentu.

Sejauh ini lancar, sampai akhirnya mereka berdua terpaksa bersembunyi cukup lama karena banyak orang yang dicurigai Benny sebagai bagian dari orang-orang yang akan berusaha menangkap mereka seandainya mereka ketahuan.

"Sial," gerutu Benny. "Harusnya aku lewat jalan lain. Tempat sembunyinya terlalu jauh."

Dua dari lima orang yang berdiri berdekatan tiba-tiba saja menoleh ke belakang. Benny dan Lang menahan napas, tak bergerak sedikitpun.

Seandainya kedua orang itu tidak memandang begitu lama ke arah Benny dan Lang, mereka berdua tidak akan menyadari ada yang bersembunyi. Tapi mereka memandang cukup lama dan akhirnya salah satu dari mereka menyorotkan senter bercahaya biru.

Senter ultraviolet, seperti yang dikatakan si kembar.

Orang-orang ini bagian dari kelompok yang dibawa Key beberapa waktu lalu. Orang-orang yang memburu si kembar.

"Oi, apa-apaan—!" Benny berseru, kedengaran jengkel.

Itu hal yang bagus. Ketika mendapat respons pertama berupa seruan jengkel atau marah, orang-orang biasanya merasa telah melakukan kesalahan—kecuali mereka adalah polisi, mereka sudah kebal dengan taktik ini. Setidaknya itu yang diajarkan Benny pada Lang belum lama ini.

"Apa yang kalian lakukan di sana?" ujar salah seorang dari penyorot. "Keluar!"

"Aah, apa-apaan sih?"

Jika itu akting, Lang sangat memuji kemampuan Benny bersikap kesal dan tak merasa bersalah maupun ketakutan. Benny berdiri dan melangkah keluar dari balik pepohonan.

"Kalian—" Benny mendesis dan menunjuk. "Kalian akan membuat kami tertangkap!"

"Tertangkap oleh siapa?"

NaClTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang