14. Jabberwocky

505 66 30
                                    


Benny menangkap tubuh Lang sebelum kepala anak itu membentur aspal. Ia mencengkeram jaketnya dan membawanya ke tepi jalan, menyandarkannya di sudut lahan kosong yang dulunya adalah sebuah apotek sebelum kebakaran menghancurkannya.

Tapi, yah, setelah mendengar bahwa apotek itu adalah rumah si kembar, Benny tidak yakin apakah benar hanya kebakaran biasa yang menghancurkannya. Lebih-lebih sekarang ....

Di tengah-tengah lingkaran penuh simbol, Chloe berdiri menghadapi mangkuk perak yang disangga kaki-tiga. Si jaket hijau itu memegangi saudaranya yang tidak lagi menunjukkan pergerakan. Cairan—Benny yakin itu darah, meskipun mungkin tidak bisa dibilang darah manusia—menetes-netes dari leher Nate, memenuhi mangkuk perak.

"Oke, cukup segitu." Chloe terkekeh. Ia menekankan tangannya yang terbungkus sarung tangan ke leher Nate. Asap tipis menguar dari sela-sela jarinya.

Benny tidak bisa melihat jelas dari tempatnya berdiri sekarang ini, tapi saat ia melihat Chloe melepaskan tangannya dari leher Nate, anak lelaki itu cukup yakin bahwa luka tusukannya sudah menutup. Nate pun nampaknya masih sadar, karena begitu dilepaskan oleh kembarannya, ia jatuh berlutut dengan kedua tangan menapak tanah. Si jaket biru gemetaran hebat dan menyentuh lehernya, memeriksa hasil kerja Chloe.

Chloe mengeluarkan botol kecil dari bagian dalam jaketnya. Ia mengambil botol lain dari balik jaket Nate baru kemudian mencampurkan isi dari keduanya ke dalam mangkuk perak.

Cairan dalam mangkuk berubah warna dan memendarkan cahaya kehijauan.

Ada kesan aneh yang Benny tangkap dari cairan bercahaya tersebut. Rasanya cahaya itu "mencekik"nya. Benny tak dapat menjelaskan persisnya bagaimana, tapi setelah beberapa detik memandanginya, ia mulai merasa sesak napas dan harus memalingkan muka sebelum merasa baikan.

"Hei, Ben," panggil Chloe. "Kalian berdua, menjauhlah. Sihir ini sedikit memancarkan radiasi yang bisa membuatmu sakit. Heheheheh."

Terlepas dia ingin protes karena dipanggil "Ben", Benny akhirnya hanya merengut dan membawa Lang menjauh ke seberang jalan. Jalanan sepi. Tidak ada mobil, tidak ada orang lewat.

Tidak. Tunggu.

Benny menyadari suasananya terlalu sepi.

Saat ini belum terlalu malam dan harusnya masih ada orang yang berjalan pulang ke apartemennya. Ada sekitar tiga atau empat apartemen di sekitar sini. Kalaupun tidak ada yang keluar masuk apartemen, Benny pernah mendengar penghuni salah satu apartemen meneriaki anaknya; keluarga dengan dua atau tiga anak yang masih balita kalau tidak salah.

Tidak ada gonggongan anjing juga.

Bulu kuduk Benny meremang.

Lampu jalan tiba-tiba mati. Semuanya, serentak, tanpa didahului pertanda apapun.

Lingkaran, yang dibuat si kembar, memendarkan cahaya dan menjadi satu-satunya sumber penerangan di sana.

Benny terbatuk.

Lampu-lampu jalan menyala kembali setelah berkedip satu kali. Warnanya kehijauan, alih-alih putih seperti normalnya.

Di seberang jalan, Chloe mengatakan sesuatu dan tertawa pelan. Ia menyenggol Nate dengan kakinya dan berusaha memapahnya agar berdiri. Bersama-sama, keduanya merapal serangkaian kata dalam bahasa asing. (Mungkin bahasa Latin, jika praktek sihir dunia nyata sama seperti yang Benny baca di buku komiknya.)

NaClTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang