CHAPTER EIGHTEEN

1.2K 37 0
                                    

"Woi!", dia lagi..dia menepuk pundakku, gue menoleh sambil memberi kode 'apa', "Yaelah, udah masuk kelas lo masih aja disini. Kebiasaan lo ya"

Gue mengernyitkan dahi, gue badmood. Dan bukan saatnya ngebacot.

"Iya iya, bacot lo mah", gue menyodorkan tangan.

"Ngapain lo?"

"Bantuin gue! Ah", gue mencubit-cubit lengan Titan.

"Ngapain gue bantuin lo. Wee", Titan melet melet gak jelas.

Sontak gue berdiri dan mengejar-ngejarnya.

Lalu tiba-tiba Titan berhenti, seperti yaa...

"Kenapa Tit?", gue mendekatinya.

"Pelajaran pertama Ma'am Jeann", sontak gue langsung melotot, seluruh siswa udah tau gimana cerewet dan galaknya Ma'am Jeann.

"Udah cepet sana masuk!", gue mendorong-dorong punggung Titan.

Gue berlari ke kelas, berharap guru belum masuk ke kelas.

-----

"Zee, UN udah selesai kan?", tanya Gita sambil mengiris risoles.

"Udahlah, kalo belum kenapa kita ke sekolah cuy", gue menyenggol bahu Gita, lalu gue melotot ke arah Gita.

"What?", Gita berhenti mengunyah makanannya.

"Hari ini operasi Boston kan?", gue masih melotot. Gita pun memelototkan matanya yang besar itu sambil mengangguk.

"Menurut lo, Boston udah tau?", Gita mengambil selembar tisu dan mengelap mulutnya yang belepotan karena saus risoles.

"Kayaknya belom deh, tapi ya.. Menurut gue... Emang parah banget ya kecelakaannya? Sampe operasi gitu?", tanya gue.

"Gatau deh, kasian ya Boston..", Gita melongo menatap ke arah cowok-cowok yang sedang main bola.

"Udahlah, lupain tu Azriel.."

"Siapa juga yang ngeliatin Azriel..", Gita mencubit lenganku dan menarik lenganku, "Udah yuk, gue males disini.."

-----

Bzz.. Bzz..

Hp gue bergetar? Duh, mana lagi pelajaran Ma'am Jeann lagi.. You knoww..

Gue permisi ke WC aja deh..

"Permisi Ma'am, mau ke WC", izin gue maju ke meja guru. Ma'am Jeann hanya mengangguk dan melanjutkan pembelajaran.

Gue mengecek hp, and found diz.

Temuin gue di belakang aula. NOW.
-Titan

Gue balas.

For what?
-Zimo

"Kepo, ayok", Titan menarik tanganku.

"Eh, ngapain lo?!", gue memberontak. Tapi Titan tetap aja berjalan, mana lagi sepi lagi... Gak bisa say help me dong.

Langkah Titan berhenti di belakang gedung kelas 10.

"Boston operasi?", Titan menatapku serius.. Pake banget..

"Eerr... Lo tau dari..mana?", stupid! Kenapa gue bilang gitu.

"Kepo. Gue gakmau tau.. Balik sekolah, kita ke rumah sakit"

"Sama Gita juga yah?", gue menggaruk tengkuk kepala yang gak gatal.

"Terserah, sekarang balik sono ke kelas"

"Hah? Cuma gini doang pake ketemuan?"

"Emang kenapa? Ngarep lebih?", Titan mengangkat sebelah alisnya. Gue cuma melet dan berlari ke kelas.

-----

Sampe di depan kelas, gue ngos-ngosa. Dan tiba-tiba lupa caranya permisi masuk kelas.

Eerr.. Berlari-lari masuk kelas seperti anak gembala? Nah.

Hmm.. Lari pontang-panting lalu langsung duduk di kursi? Ewh.

Atauu.. Dengan gembira berteriak halo sambil melambaikan tangan lalu duduk di kursi layaknya princess? Yuck.

Sudahlah, masuk saja sambil mengetuk pintu.

"Permisi", ucap gue.

"Nah Zimora! Come here", Ma'am Jeann, gue bukan kucing yang minta makan. So, please.. Tangannya jangan kayak gitu.

"Ya Ma'am?", mati gue. Apa salah gue Ya Tuhaannn?!

"Remember, kalau mau masuk kelas di pelajaran Ma'am.. Ucapnya excuse me, not permisi. Ngerti?", what?! Gitu aja sampe ditegur? Huft hmpt dah.

"Eerr.. Yes Ma'am", gue mengangguk dan berjalan ke tempat duduk gue. Gue melihat Gita lagi nahan ketawa, ah Gita liat aja nanti.

-----

"Titan tadi ngajak ke rumsak", gue menghampiri meja Gita.

"Rumsak?", jawab Gita sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Rumah sakit bego", gue menjitak kepala Gita.

"Ih gaenak banget bahasanya, mau di bilang narsis lo?", Gita melet gak jelas.

"Uda ah Git, lo ikut gue", gue menarik tangan Gita menuju gerbang sekolah.

-----

"Lemot banget kalian, nah cepetan masuk mobil gue", Titan mengeluarkan kunci mobilnya, dan berjala menuju parkiran.

Kami masuk, dan hanya diam.

Awkward banget.

"Ngapain kalian berdua dibelakang?", Titan menoleh ke belakang.

"Lah jadi kami berdua disuruh ke depan? Pangkuan?! Idih", gue menjawab cepat.

"Zimo lo depan, gimana sih? Lo pikir gue supir apa di depan sendiri"

"Idih, ngarep banget lo ya gue di depan", gue mencubit pelan lengan Titan. Lalu gue pindah ke depan.

-----

HAI!! SORRY TELAT UPDATENYA..
SORRY NANDA :(

JANGAN LUPA YA..
VOTE + COMMENT + SHARE

THANK YOU!

OPERA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang