CHAPTER ELEVEN

1.4K 39 0
                                    

Pulang dari sekolah, gue langsung mandi. Omg, gue ngerasa hina udah hujan-hujanan.

Selesai mengeringkan rambut, gue cek iphone gue. Ada 2 sms.

Gara-gara lo sepatu favorit gue basah TOTAL tau ga?

-Titan

Zee? Udah jam 9 loh, lo gak dateng ya?

-Boston

WHAT?! Gue lupa hari ini ada janji sama Boston!! Apa alasan gue nantii?

Gue langsung ganti baju, rapiin rambut, mempersiapkan segalanya. Dan gue langsung meluncur ke rumah Boston. Tanpa membalas sms dari Titan..

-----

"Permisi"

"Eh ada Zimora"

"Iya tante, maaf ya Zimo telat", gue ngerasa bersalah banget.

"Iya gapapa kok, kami juga baru siap-siap. Ayo masuk", gue ngeliat meja makan udah penuh sama makanan dan minuman.

Gue duduk, dan berhadapan dengan Boston. Kami sudah seperti kakak-beradik.

"Hai, lo baru ingat ya..", gue cuma terkekeh. Ya masa gue bilang yang sejujurnya tentang hujan-hujanan..di DEPAN orangtua Boston? Yakali kalo gue punya nyali.

"Ehmm hehehe, gue tadii..ketidurann... Hehe maaf ya, lo gak marah, kan?", Boston hanya menggeleng sambil merapikan tata letak makanan.

Kami berdoa dan mulai makan, gue sebenarnya gak ngerti ini acara makan malam biasa atau memperingati apa, gue gaktau.

Sepanjang waktu gue makan, kami hanya diam. Sepertinya keluarga ini benar-benar mematuhi adab makan dan minum, pikirku.

-----

"Ayo kita ke lantai atas", Boston menarik tanganku menuju tangga, "Besok ulang tahun Kesha, jadi gue harap lo bisa bantu gue"

Kesha adalah adik bungsu Boston, umurnya 9 tahun.

"Jadi, makan malam tadi apaan?", gue berhenti berjalan meminta penjelasan.

"Ya, sekedar makan-makan, emang kenapa? Biasa aja kan?", gue gak bisa berkata-kata, hanya membulatkan mulut, "Sshh, Kesha lagi tidur, kita bakal rias kamar ini, lalu jam 12 malam kita kasi surprise? Oke?", gue mengacungkan jempol.

Sebenarnya gue males banget nunggu sampe jam 12, yakali kalo bareng keluarga. Tapi apa mau dikata, gue udah deket sama keluarga Boston, ga enak juga kalo di tolak.

"Zee ambilin balon dong, sekalian pitanya ya", bisik Boston, ya kami lagi di kamar Kesha, jadi harus hati-hati. Jangan sampe Kesha bangun.

"Udah hampir siap ya..", gue melihat jam tangan, masih jam 11, "Bentar lagi jam 12 nih, kita nunggu di luar aja"

Kami menyiapkan segala yang dibutuhkan, mulai dari kue sampai kado ulang tahun.

"5... 4... 3.. 2... Sekarang!", Boston menghitung mundur.

"HAPPY BIRTHDAY KE... SHA?", Kesha dimana? Sumpah ini horror.

"BBAAAA!!! Hahaha!! Kalian terkejut! Wah ini hadiah ulang tahunku, yah? Gracias gracias!", ucap Kesha penuh semangat.

"Baiklah Kesha, kak Zee mau kasi ini buat kamu", gue menyerahkan kado ulang tahun berbungkuskan gambar hello kitty.

"Makasih kak Zee! I love you!", Kesha mencium pipiku dengan lembut.

-----

"MATI GUE UDAH JAM SETENGAH 7?!", secepat kilat gue mengambil handuk dan mandi, bisa dihitung dengan jari berapa lama gue mandi.

"Zimoo? Sarapan, nak..", mama berkeliaran di sekitar dapur.

"Aduh ma udah jam segini, sarapannya nanti siang aja yah", jawabku sambil meminum beberapa tegukan susu dan memakan sepotong roti.

-----

"UNTUNG AJA GUE GAK TELAT!! AAAAA!! GUE BERSYUKUUR! HARI INI TIDAK MENYEBALKAN YEAYY", teriak gue di depan kelas sambil menari-nari.

"Siapa bilang enggak menyebalkan?"

"Titan? Lo..ngapain disini?"

"Hahaha, gue yakin lo pasti lupa. Kita ada hukuman tau"

Sontak gue langsung melotot, mendorong Titan keluar kelas.

"Aduh Titt, lo ngapa ingatin gue! Gila lo ya, duh mana gue gak bawa karung lagi"

"Lo pikir gue bawa? Biasa aja gak sih, paling Bu Qarnila lupa", gue menjitak kepala Titan. Yamasa dengan mudahnya dia berkata begitu?

"Gue gamau tau, kita harus nyari karung sama topi kerucut!...", gue menarik tangan Titan, lalu gue berhenti, "...Lo aja deh yang nyari! Gue capek, cariin gue sekalian ya"

"Yaelah, labil lo! Yaudah deh, gue cari. Tapi lo tunggu disini, kalo lo pergi, gue gak bakal kasi lo karung sama topi kerucutnya", gue duduk dan mengangguk. Untung aja di lorong ini ada kursi, kalo gak..

-----

Bel masuk sudah berbunyi, tapi Titan gak kunjung datang. Ya Tuhan! Kenapa gue mau percaya sama dia? Stupid Zimo argh!

"Lo kenapa kayak orang nahan pup?", Titan menyodorkan karung dan topi kerucut. Gue tau muka gue kayak kepiting rebus.

"Enak aja! Gue kira lo gak dateng tau gak! Lagipula ini udah masuk!"

"Yaudah kita izin aja keluar kelas lalu ketemu sama Bu Qarnila", bener juga sih kata Titan. Tapi.. Yasudahlah.

-----

OPERA LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang