kisah viken (25)

92 13 7
                                    

Happy reading!

Sore hari, bukan sesuatu yang baik hari ini. Awan hitam menutup langit, diselingi angin kencang mengguncang segala yang menghalanginya. Suara petir dan kilat nya terdengar tanda akan hujan.

Tapi suara itu sedikit menganggu seseorang di ruang pribadinya. Pria itu diam duduk bersila memejamkan mata. Tanda bahwa ia sedang bertapa menggunakan beberapa mantra. Suara petir, memang mengganggunya, namun dirinya lebih terganggu oleh orang yang membuat itu.

Dan bayangan orang itu berada tepat di depan pintu ruangan nya. Tertawa jahat tak berniat masuk. Lalu beberapa saat setelahnya pintu itu di dobrak dari luar. Kemudian ia mendatangi pria yang bertapa itu.

"Cuaca yang bagus, benar putra mahkota hanzi?."

Pria yang di sebutkan namanya itu akhirnya membuka mata nya dengan tenang  berkata "apa yang membawamu kemari pangeran Joseph. Tidakkah kamu tau ini daerah pribadi?"

Pria itu justru mendecih kesal, tapi bukannya mendengarkan Joseph. Hanzi justru melanjutkan pertapaan nya dan kembali memejamkan matanya.

"Seperti biasa Kau sangat membuat ku jengkel.." jeda Joseph

Joseph berjalan mengelilingi tubuh hanzi seraya bicara "kau pikir kau hebat? Hanya dengan kemampuan konyolmu memainkan melodi menyedihkan itu?"

"Oh ayolah putra mahkota voresham stick harusnya bisa lebih baik dari itu bukan..?"

"Ku dengar, voresham punya sesuatu yang bisa membuat seseorang lebih baik bahkan kuat untuk negeri ini. Kenapa tak mau mengatakan nya? Eoh, aku tau. Apakah karena kalian egois dan ingin mendapatkan kekuatan itu sendiri?" Ejek Joseph.

Bukannya menjawab, justru hanzi masih tenang dengan pertapaan nya. Membuat lawannya kesal kembali.

"Apa kau tak memikirkan keamanan negeri ini hanzi? Sesuatu yang disimpan keluarga mu bisa saja menyelamatkan negeri ini dari kehancuran kau tau?"

"Satu-satunya kehancuran adalah sifat manusia yang serakah setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan." Jawab hanzi singkat tanpa membuka mata.

Baik, Joseph mulai marah sekarang. Dia mengetuk ujung sarung pedang nya ke lantai dengan keras.

"Katakan dimana besi penghisap kekuatan spiritual itu. Hanzi kang!!"

"Saya yakin kerajaan tak punya benda yang kau sebutkan pangeran Joseph. Jadi silahkan tinggalkan ruang pribadi saya."

Joseph menggertakan rahangnya kuat. Tanda dia mulai marah, lalu tiba-tiba salah satu anak buah nya datang. Dan membisikkan sesuatu ke telinganya. Membuat nya tersenyum misterius. Lalu anak buahnya pergi meninggalkan mereka berdua kembali.

Lalu ia mendekatkan wajahnya tepat di telinga kanan hanzi. Tersenyum dengan misterius, tapi dia merasa Berita yang di dapat sangat bagus. Dia merasa harus berbagi dengan orang di depannya secara halus dan lembut kan?

"Aku mendengar berita bagus,Mungkin sekarang aku mulai tau kenapa kau tak memiliki benda itu. ku dengar adikmu Terry kang. Sedang tidak ada di kerajaan apa dia yang membawanya? Ahh aku senang sekarang karena aku dengan berbaik hati mengirim seseorang untuknya. Kau pikir kan saja menurutmu apa dia akan menolong atau menghambat perjalanan nya.?"

Bisikan itu selesai, dan Joseph melirik pada tangan pria itu. Lihatlah tangan itu mengepal bahkan memerah. Membuat ia merasa senang hingga tertawa terbahak-bahak dan pergi meninggalkan hanzi yang masih memendam amarahnya.

Beberapa saat setelahnya, hanzi bangun dari duduknya lalu bergegas mengambil seruling dan pedangnya. Lalu dia mengambil sebuah suar di bawah kasur nya. Dan mulai menyalakan nya lalu sinar itu pergi kelangit dengan bebas.

Moral of story from prince(Taegyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang