KISAH VIKEN (8)

116 12 9
                                    

HAPPY READING

Gelap malam kala itu sangat cantik karena berhiaskan bulan purnama yang sangat indah. Walau sinarnya tak sehangat matahari ketika menyapa bumi, tampak dingin tapi menyejukkan hati. Bintang-bintang bertebaran ikut menghiasi langit kala itu, walau tak seterang bulan. Sang bintang tak iri pada bulan, justru dia bangga karena bisa bersanding dengan bulan untuk menambah keindahannya.

"entah ini perasaanku saja, atau.. memang bulan terlihat sangat indah malam ini..?"

Ucapan seorang pemuda yang duduk diatas atap asrama sandy. Bisa ditebak dia siapa? Benar dia viken jung. Di jam semalam ini seharusnya penghuni asrama sandy sudah tidur semua. Tapi kenapa dia tak tidur? Dan malah duduk diatas atap asrama? alasannya‒

"ini adalah hari pertamakuditempat baru.." jedanya. Viken mengambil sebuah botol kecil dan menuangkanisinya pada gelas yang dibawanya. "patutdirayakan dengan sebotol arak!! Haha!!" ujar viken tertawa senang.

Dia mengangkat tinggi-tinggi gelas itu "bersulang denganku bulan... haha..!"

Diapun meminumnya dengan sekali teguk. Selesai minum dia bersendawa kecil pertanda lega tenggorokannya. Senyuman puas terukir diwajahnya sambil menatap gelas yang dibawanya. Ia membolak-balikkan gelas bening itu, sampai pada satu titik dimana pantulan bulan berada tepat di badan gelas itu. Ia membeku pada posisi itu sebentar, tak lama kemudian senyuman manis itu berubah menjadi senyuman pahit. Entah apa yang dipikirkannya tapi posisi dan raut wajahnya masih sama hingga 20 menit lamanya.

"bubu..."

PYARR!!

Gelas itu jatuh dan pecah berkeping-keping dibawah kaki viken. Pelaku pembantingan gelas itu adalah viken sendiri. Dia membanting gelas itu dengan sekuat tenaga tak peduli beberapa serpihan gelas mengenai kakinya. Senyuman pahit itu tiba-tiba juga menghilang bersamaan dengan jatuhnya gelas itu dan tergantikan dengan satu tetes air mata yang jatuh dari pipnya. Hela nafas frustasi terdengar darinya, tangan kanan nya mengambil botol arak itu dan kembali meneguk habis arak itu.




























PYARR!!

Sebuah batu terlempar kuat memecahkan botol kaca yang tepat dipegang oleh viken saat itu. Kepingan-kepingan botol itu ikut mengotori atap asrama yang viken duduki. Mata viken melotot, tentu saja dia kaget apalagi beberapa kepingannya juga menggores jari-jarinya. Ia menoleh ke kiri arah batu itu terlempar.

Moral of story from prince(Taegyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang