Kisah Viken(1)

418 29 1
                                    

Happy reading.

Euthoria palace

"maaf yang mulia, ratu mengalami koma"

Deg

"APA MAKSUDMU TABIB!?, AKU MENYURUHMU MENYEMBUHKAN ISTRIKU BUKANNYA MEMBUAT NYA KOMA!"Teriak jeffery.

"m-maaf yang mulia. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, pendarahan pada luka ratu sangat banyak. Hingga kejadian ini terjadi."

"t-tidak mungkin, istriku!?"

"b-bubu"

Jeffery dan ke empat anaknya memasuki kamar tyo dengan tergesa-gesa. Pertama yang mereka lihat adalah tyo dengan dalaman putih dengan wajah pucat dan mata tetap terpejam. Membuat mereka hancur. Jeffery menghampiri Tyo dan memegang tangan nya berharap dia bangun.

"istriku.. Ku mohon bangun.. Bangun...hiks.. BANGUN INI PERINTAH SUAMIMU!. BANGUN JUNG TAEYONG.. ku mohon bangun.. Bangun.. Hiks" jeffery terisak dan terus meraung memanggil Tyo

Mark,Jeano,jinsung dan viken menangis melihat fenomena itu. Jeano tak kuat menahan isakannya dia pergi dari kamar itu dengan terburu-buru. Begitupun juga Jinsung. Tersisa mark yang menangis dalam diam. Dan Viken jatuh terduduk ikut menitikkan air mata.

2 hari kemudian.

Dua hari berlalu namun, sang raja jung jeffery tak kunjung keluar dari kamar sang istri. Dia bersikeras untuk tetap menemani Tyo sampai dia sadar. Namun, itu membuat para rakyat mulai gelisah karena tak ada yang memimpin kerajaan. Apalagi posisi kerajaan ini adalah kerajaan pertama yang paling makmur dan sangat berilmu. Membuat kerajaan ini mempunyai banyak musuh.

Mereka takut jika sewaktu-waktu musuh menyerang, lalu mereka tak ada persiapan. Kegelisahan rakyat bertambah dengan ke3 pangeran yaitu mark jung sang putra mahkota, jung jeano yang ahli pedang dalam berperang dan jung jinsung yang pintar berstrategi memutuskan pergi. Mereka berdua berduka atas kesakitan yang di alami ibunya. Mereka tidak siap dengan kabar jika suatu saat Tyo meninggal. Mereka lebih memilih pergi untuk menemukan pengalihan kesedihan mereka.

Tersisa pangeran Viken di kerajaan ini. Suara kekhawatiran rakyat menghilangkan ketenangan siang bahkan malam di kerajaan ini. Mereka berteriak meminta seseorang memimpin mereka saat ini supaya mereka merasa aman.

Beomgyu berada di ruang pertemuan para dewan kerajaan. Dia duduk di kursi sang ayah dengan wajah ketakutan mendengar suara rakyat di luar sana. Namun yang lebih menakutinya adalah wajah para dewan kerajaan yang terlihat marah.

"kita tak bisa terus dalam posisi ini! Kita butuh pemimpin!" ucap seorang pria berjenggot di kanan viken.

"benar, kita tak tau kapan musuh akan menyerang kita. Dengan keadaan kerajaan yang tanpa pemimpin semakin besar peluang musuh untuk menjajah kita." ucap seorang wanita bertudung biru di depan pria jenggot itu

"benar, cepat atau lambat berita ini akan tersebar ke seluruh negeri dan kerajaan kita akan dalam bahaya!"

"untuk itu, pangeran viken. Kami hanya punya dirimu sekarang. Kami mohon jadilah Ratu untuk menenangkan kegelisahan rakyat diluar sana."mohon pria berjenggot itu.

"T-Tapi, aku hanya bisa memanah dan sihirku saja belum bisa ku bangkitkan. Aku tak pantas memegang kerajaan ini paman."ucap viken terbata-bata

"kami hanya punya kau nak, tidak ada yang lain. Kami mohon jadilah ratu sampai sang ratu atau ke3 kakakmu kembali. Ku dengar kamu juga sepintar pangeran jinsung. Ayolah pangeran kami mohon.."

"kepintaran kami berbeda bibi, Jinsung pintar strategi perang sedangkan aku pintar dalam ilmu pengetahuan sastra dan tanaman. Itu jelas berbeda"

"kami tak masalah, jika nanti terjadi sesuatu kami yang akan mengurusnya. Kami hanya ingin kamu menjadi ratu untuk menenangkan hati rakyat. Tolong lah pangeran"

Moral of story from prince(Taegyu)Where stories live. Discover now