KISAH VIKEN (23)

98 17 2
                                    

Happy reading

"Tempat yang aneh, kuil ini di kelilingi rumah tapi semuanya kosong. Kemana semua orang?"

Monolog viken di angguki oleh Terry yang berjalan di sampingnya. Mereka telah sampai di depan pintu kuil yang tertutup dan melihat sekeliling. Dimana banyak sekali rumah mengelilingi pintu kuil yang tua itu. Namun, tak seorang pun tinggal di sana dan menjadi tak terawat dimana banyak sekali tanaman rambat mulai menggerogoti dinding rumah seperti kota mati.

"Mencurigakan." Gumam Terry.

"Benar, sebaiknya kita mengintip lebih dulu."saran viken.

"Baiklah"

Akhirnya mereka berdua berlari pelan mengintip dari lubang kecil di pintu itu. Di dalam kuil kuno itu terlihat kotor juga kumuh.  Seperti tak di tinggali bertahun-tahun lamanya. Puing-puing dalam kuil yang mulai runtuh bahkan beberapa langit-langit juga sudah runtuh. Yang membuat mereka bingung hanya...

"Dimana kak hares? Aku juga tidak melihat penculiknya. Apa kita ditipu?" Monolog viken.

"Cek."

"Hah? Apa maksud-- o-oh mengecek kedalam maksud mu? Baiklah ayo." Kata viken sambil mulai membuka perlahan pintu itu.

Krek... Bunyi pintu tua itu terbuka keduanya. Berdebu,kumuh dan kotor mendeskripsikan tempat itu. Pilar-pilar tinggi yang tersisa separuh dan hanya 3 yang utuh disana menambah kesan kuno nya tempat ini.

Mereka perlahan masuk, belum beberapa langkah sudah terlihat patung batu besar sosok perempuan anggun dengan balutan selendang panjang berwarna merah. Wajah yang tersenyum hingga tak membuka mata. Menambah kesan menyeramkan nya patung itu.

"Dia Dewi penari?" Tanya viken sambil berjalan mendekat.

Lalu ia mengelilingi patung itu dengan raut penasaran. Meninggalkan Terry yang berdiri di hadapan patung itu. Satu kali putaran lalu ia berhenti di samping Terry.

"Bukankah.. ini adalah patung biasa? Selain senyumannya yang sedikit jelek. Seperti nya tak ada yang spesial. Apakah seperti di rumorkan apakah dia benar-benar dapat mencari roh dan menarik kesadaran sihir? Sulit di percaya."lanjut viken.

Bukannya ikut berpendapat Terry justru terdiam menatap serius patung ini. Membuat viken bingung dengan tatapan pria itu. Baru saja ingin memanggilnya tetapi..

BRAK.

Viken sedikit terkejut dan melihat ke belakang mereka. Lihat sumber suara itu begitupun dengan Terry ikut melihat. Ternyata pintu masuk itu tertutup keras sepertinya ada yang mengunci dari luar.

"HEY SIAPA KAMU. BUKA PINTUNYA! BERANINYA KAMU!" Teriak viken sambil berlari ke arah pintu masuk dan menggedor pintu nya dari dalam.

Namun tak di hiraukan oleh orang di luar justru tertawa jahat. Dari tawanya terdengar keras dan rendah bisa di simpulkan bahwa dia seorang pria.

"Perihal penarikan kesadaran sihir, tak ada yang pernah melihatnya.."kata pria itu

"Kau!! Siapa kau!! Dimana kak hares!?" Teriak viken.

"Hahaha... Tak perlu terburu-buru manis. Mari bermain sebelum bertarung. Baiklah aku jelaskan peraturan permainan pertama, kalahkan harapan dan kejarlah yang kau cari. Sebelum mengejar kalian harus berhadapan dengan harapan di kuil. Yang kalian cari menunggu di kediaman keluarga jang bersamaku. Kembalilah dengan cepat, aku bukanlah orang yang sabar untuk sesuatu yang manis. Itu harus segera dimakan bukan? Hahahaha.. Selamat bersenang-senang" ujar pria itu sambil meninggalkan mereka berdua di kuil itu.

Moral of story from prince(Taegyu)Where stories live. Discover now