Chapter 10

6.2K 406 5
                                    

Tidak ada yang berani mempertanyakan tindakan seorang Ratu. Termasuk ketika dia tiba-tiba bertambah satu personil dayang.

Alicia rupanya memikirkan hal serupa dengan Veera untuk membawa wanita itu kabur ke kastelnya. Pakaian pelayan. Setiap mata menghunjam Veera yang berbaris di barisan pelayan Alicia, kebingungan mengapa Ratu mereka pergi membawa 2 pelayan dan kembali membawa tiga. Veera baru bisa menghela nafas lega ketika mereka masuk ke kamar Alicia. Sang Ratu meminta kedua dayangnya untuk tutup mulut dan menyisakan Veera dan dirinya di dalam kamar.

"Mereka pelayan yang datang langsung dari kerajaanku. Soal tutup mulut, tidak perlu ditanyakan." Alicia tersenyum lebar. "Jadi, bagaimana rasanya keluar dari istana pengap itu setelah berminggu-minggu lamanya?"

"Segar." Veera menatapi pilar-pilar besar di kamar Alicia, mengagumi setiap corak bangunan yang bernuansa emas putih. Ukuran kamar ini jauh lebih masif dari milik Veera. Peliharaan Raja dan istri resmi Raja, jelas memiliki tempat yang berbeda. "Melihat tempat ini, aku meragu Ernest sama sekali tidak memiliki rasa peduli padamu."

"Kau tidak mengerti, Veera."

Veera menatap Alicia kembali. "Maksudmu?"

"Kemarilah."

Alicia menarik tangan Veera, menggiringnya memasuki ruang gantinya yang tidak main-main besar. Namun melihat isi lemari, Veera terpaku terkejut. "Kosong?"

"Bahkan lemari di istanamu yang mungil berisi gaun lebih lengkap, bukan?" Alicia duduk di sofa gantinya, mengajak Veera untuk duduk di sampingnya. "Istana ini ditempati semua Ratu dari generasi-generasi sebelumnya. Jelas saja ukurannya besar. Namun itu tidak ada hubungannya dengan kasih sayang. Dia tidak pernah menghadiahi aku apa-apa seperti yang dia lakukan kepadamu."

Veera terkejut. "Padahal kau Ratunya?"

"Selain cek per minggu yang berisikan dana untuk mengurus istana, tidak sama sekali. Dia menyuruhku membeli gaun-gaunku sendiri dan tidak peduli lebih banyak." Alicia mengedikkan bahu, lalu tersenyum tipis. "Tapi bukankah semua Raja pun begitu sejak dulu?"

Hati lemah Veera belum sepenuhnya pulih dari patah hati. Dan perasaannya yang masih mudah terombang-ambing, sedikit melayang mendengar betapa pedulinya Ernest kepada dirinya. Veera langsung merutuki diri yang seperti ini. Ernest sudah sepantasnya pria yang paling dia benci di dunia, bukan seseorang yang bisa membuatnya tersenyum lagi.

Aku tidak boleh terlena oleh yang remeh seperti ini. Veera mengancam hatinya sendiri. Tidak boleh.

"Alicia!"

Sontak, Veera dan Alicia menoleh ketika mereka mendengar suara seorang wanita menyahut dari kejauhan. Veera tidak sama sekali mengenali suara itu, namun raut Alicia yang berkerut seram, mengatakan kalau ini bukan berita baik.

"Itu Ibu Suri Julianna. Dia memanggilku."

Veera menganga. "Maksudmu, Ibunda Ernest?"

Sepanjang mereka berkencan, keluarga Ernest tertinggal sebagai misteri di benak Veera. Dan tidak diragukan, Veera penasaran pada perempuan yang melahirkan seorang Ernest.

Alicia meraih kedua pundak Veera. "Diam di sini dan jangan keluar, kau paham? Kalau Ibu Suri melangkah kemari, bersembunyilah di salah satu lemari. Ketahuan kau kabur oleh Paduka memang perkara besar, namun oleh Ibu Suri juga tidak kalah menyeramkannya." Veera mengangguk kaku, dan Alicia bergegas melangkah ke pintu. "Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat," bisiknya, lalu dia keluar.

"Selamat pagi, Ibu." Veera bisa mendengar suara Alicia. Tubuhnya merapat ke pintu, mencoba menguping.

"Apa yang kau lakukan di dalam ruangan kecil itu, Alicia sayang?"

The King's Pet | Peliharaan Sang RajaWhere stories live. Discover now