Permasalahan Dimulai

908 41 1
                                    

"AWAS!!!"

Evgen dengan sigap melindungi pemuda itu. Evgen menebas iblis yang menyerang dengan pedangnya.

"Kau tidak apa-apa, kawan?" tanya Evgen pelan pada pemuda itu.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih, tuan muda", sahut pemuda itu ramah. Evgen mengulas senyum ramahnya.

TRANG!!

BRAK!!!

SWUSSSHHH!!

GROOAAAHHHH!!

"EVGEN! BANTU KAMI! JANGAN HANYA TERSENYUM BODOH BEGITU!!" geram Jordan yang melihat Evgen bercengkrama dengan pemuda itu.

"Berisik! Bilang saja kau tidak bisa mengalahkan mereka", balas Evgen memprovokasi.

Alaska menatap keduanya datar. Dengan pelan, pemuda itu berkata, "Evgen, jangan bermain-main".

Mendengar suara Alaska, Evgen kembali memasang kuda-kuda pertahanannya. Pemuda itu kembali fokus untuk bertarung. Sekaligus melindungi satu pemuda asing yang ada di belakangnya.

Evgen mengalirkan kekuatan gelapnya pada pedang di genggaman. Dengan sekali tebas, Evgen melumpuhkan banyak iblis sekaligus.

Alaska dengan lihai, menebas satu per satu iblis yang menyerang ke arahnya. Gerakan pedangnya sangat lembut dan berwibawa. Sangat khas selayaknya seorang Xavier.

Jordan tidak kalah dari keduanya. Sang putra mahkota berhasil melumpuhkan cukup banyak iblis. Pedang di tangannya digenggam dengan erat. Jurus andalannya berhasil melumpuhkan banyak musuh.

Dalam sekejap mata, para iblis yang menyerang sudah musnah. Tiga orang itu menghela napas lega bersamaan. Ternyata, iblis yang ada di sana merupakan iblis biasa. Tingkat kekuatannya tidak begitu kuat. Sehingga mudah dikalahkan oleh ketiganya.

Dari luar terdengar langkah kaki yang tidak beraturan. Langkah kaki itu semakin jelas terdengar. Membuat empat pemuda di sana waspada.

BRAK!!!

"RAFAEL!!"

Seorang gadis masuk dengan menggebrak pintu. Gadis itu menghampiri pemuda yang berada di dekat Evgen. Sang gadis menangkup pipi pemuda itu. Raut khawatir terlihat jelas di wajahnya.

"Rafael! Bukankah sudah kakak katakan untuk tidak kemana-mana? Kenapa kau tidak menurut? Apa kau baik-baik saja? Ada yang terluka?" gadis itu membolak-balik tubuh sang pemuda yang bernama Rafael. Lebih lengkapnya Rafael Castello. Dan gadis itu adalah Liana Castello. Kakak dari Rafael.

"Kakak, Rafael baik-baik saja. Kakak tidak perlu khawatir. Tuan muda ini melindungiku", ucap Rafael lembut. Menenangkan sang kakak.

Liana menghela napas sambil mengulas senyum pada Rafael. Liana menoleh pada Evgen, orang yang ditunjuk oleh Rafael. Gadis itu memberi hormat ala bangsawan, "Terima kasih, tuan muda. Anda sudah menolong adik saya".

Evgen membalas hormat gadis itu dengan sopan, "Bukan apa-apa, nona. Kalau boleh saya tahu, kalian ini siapa?"

Liana memandang Evgen dengan sorot tajam. Gadis itu menjawab, "Saya Liana Castello dan ini adik saya Rafael Castello. Lalu, anda bertiga?"

"Saya Evgen Maximilian Bouvier, lalu itu Alaska Xavier dan Jordan Aquilani", Liana sedikit terkejut. Namun, dengan cepat, gadis itu mengendalikan ekspresinya.

"Castello, anda bagian dari keluarga Castello? Kenapa aku tidak pernah melihat kalian?" tanya Jordan menyelidik. Pasalnya pemuda itu tidak pernah bertemu dengan Liana ataupun Rafael jika berkunjung ke kediaman Castello.

Fate Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang