Hari Pertama Berlatih

1.3K 62 3
                                    

Hari berganti. Matahari bersinar terang di langit. Menyinari bumi dengan cahaya hangatnya.

Di perguruan Pedang Putih, semua murid junior yang baru masuk dikumpulkan di aula belajar. Mereka semua duduk rapi di kursi yang telah di sediakan.

Total keseluruhan murid junior adalan 30 orang. Termasuk duo E dan Alaska.

Evgen, Evelyn dan Alaska duduk berjajar dari depan ke belakang. Dengan Alaska paling depan, Evelyn di jajaran kedua dan Evgen di jajaran ketiga.

Aslan duduk di depan sambil menjelaskan poin-poin yang tidak boleh dilanggar oleh murid di sana. Aslan juga menceritakan sejarah berdirinya perguruan Pedang Putih. Hal ini, membuat Evgen mengantuk.

Alaska melirik sekilas pada Evgen. Kepalanya menggeleng pelan melihat putra Bouvier itu menahan kantuk. Tidak mencerminkan seorang bangsawan. Sedangkan Evelyn masih terlihat segar dan memperhatikan.

"Kalian harus saling menghormati satu sama lain, jangan melakukan penindasan, berjalan di jalan yang benar, dan jangan sekalipun membuat hati kalian tercemari sifat buruk", dari sudut matanya, Aslan menyadari bahwa Evgen menahan kantuk.

Aslan berdiri dari duduknya. Melanjutkan pembicaraannya sambil berjalan dari satu sisi ke sisi yang lain. Berkali-kali Aslan juga melihat Evgen selalu menguap. Membuat Aslan berdecak kesal.

"Baiklah! Tuan Muda Bouvier!" panggil Aslan tiba-tiba. Evgen yang disebut melotot kaget. Aslan menatapnya tajam.

"Evgen, jawab pertanyaanku. Apa yang harus dilakukan seorang pendekar jika terjadi penindasan?" tanya Aslan.

"Seorang pendekar? Dia harus memahami situasinya terlebih dahulu. Atas dasar apa penindasan itu dilakukan. Jika alasannya masuk akal, maka yang harus dilakukan adalah membawa keduanya ke hadapan pengadilan. Akan lebih baik jika keduanya mendapat sanksi yang setimpal", Aslan mengangguk.

"Jika ada satu keluarga yang melakukan kejahatan, bagaimana cara mengadili mereka?" tanya Aslan lagi.

Evgen merenung di tempatnya sebelum menjawab, "Meneliti sampai ke akar. Dalam satu keluarga tentu terdiri dari kepala keluarga, nyonya rumah, anak, cucu, dan sebagainya. Kita harus mengetahui apa kaitan mereka satu sama lain. Apakah mereka juga terlibat dalam kasus kejahatan itu. Sebagai contoh, jika yang berbuat jahat adalah kepala keluarga, maka yang harus dihukum hanyalah kepala keluarga saja. Anggota keluarga yang lain bisa diberikan keringanan hukuman. Karena mereka tidak ada sangkut paut dengan kejahatan itu".

"Kau ingin membiarkan bibit penjahat berkeliaran, Evgen? Bagaimana jika anak dari sang kepala keluarga menuntut balas dan mengulangi kesalahan ayahnya?" Evgen terdiam.

Aslan menghela napas pelan, "Alaska, jawab pertanyaan tadi".

Alaska berdiri dari duduknya, dia menjawab pertanyaan Aslan dengan tenang, "Jangan mengulang kesalahan yang sama. Artinya, jika sang anak melakukan hal yang sama seperti ayahnya, maka dia harus dibasmi. Begitupun dengan semua orang yang berhubungan dengannya. Terlepas dari mereka mengetahui perbuatannya atau tidak. Semua yang memiliki marga sama dengannya, termasuk pelayan dan pengawal akan lebih baik dihukum sama seperti yang didapatkan oleh pelaku utama".

"Aku tidak setuju! Itu tidak adil bagi mereka yang benar-benar tidak ada sangkut pautnya dengan kejahatan yang dilakukan si pelaku utama! Bagaimanapun, bukankah keadilan harus dijunjung tinggi? Apa salahnya dengan marga yang mereka miliki? Hanya karena mereka berhubungan dengan orang jahat, mereka juga harus menanggung akibat yang sama? Lalu, jika seperti itu, di mana letak keadilan yang selalu dielukan oleh para pendekar?" Evgen membantah tegas.

Perkataan Evgen membuat Evelyn menoleh ke arahnya. Rasanya seperti Evelyn melihat sosok baru Evgen. Di kehidupannya sebagai Rosella, belum pernah Evelyn melihat sosok Evgen yang menjunjung tinggi keadilan.

Fate Of LifeWhere stories live. Discover now