Pembunuh Bayaran Lucifer

586 28 1
                                    

"Selamat datang di Kolam Darah Kota Bunga".

Sebuah suara terdengar di telinga mereka. Enam orang itu mengalihkan pandangan ke atap rumah seorang warga. Terlihat ada satu pemuda dengan pakaian serba hitam yang dipenuhi noda darah. Wajahnya juga dihiasi cipratan darah yang sudah kering.

Pemuda itu mengenakan sebuah liontin berbandul tengkorak warna putih. Bukan rahasia lagi jika orang yang mengenakan liontin itu adalah bagian dari suatu organisasi pembunuh bayaran bernama 'Lucifer'.

"Pembunuh bayaran Lucifer", gumam Jordan pelan.

"Kau yang melakukan semua ini sendirian?" Evgen bertanya sambil menunjuk setiap mayat yang bergelimpangan.

Pemuda itu terkekeh sinis, "Benar. Apa ada masalah dengan itu, Tuan Muda Bouvier?"

Jordan mengepalkan tangannya kuat. Giginya bergemelatuk menahan amarah yang membuncah. Matanya menajam, melihat ke arah pemuda itu dengan penuh kebencian.

"Tidak berperasaan. Apa salah mereka padamu?!" sentak Evelyn.

Pemuda itu semakin tertawa mengejek. Dia melompat turun dan menghampiri Evelyn. Seringaian di wajahnya tidak luntur sama sekali.

"Aku? Tidak punya perasaan? Lalu, apa bedanya dengan mereka?! Hanya mencuri sepotong roti yang basi saja, mereka tidak menunjukkan belas kasihan! Padahal dia hanyalah anak kecil! Menawarkan jasa tidak ada yang mau menerima! Sebaliknya, mereka mencaci anak itu, mengusirnya tanpa perasaan! Membiarkannya kelaparan dan tumbuh menjadi pencuri! Aku hanya membalas perbuatan mereka. Adil, bukan?" kata pria itu enteng.

Enam orang itu terdiam. Mencerna setiap perkataan pemuda di depan mereka. Seano menghela napas pelan, "Walaupun begitu, haruskah sampai membunuh? Bahkan, kau tidak membiarkan satu orang pun hidup, Nicholas".

Pemuda itu, Nicholas semakin tertawa keras. Dia menggenggam pedangnya dengan erat. Wajahnya mendingin.

"Siapa yang harus ku biarkan hidup, Tuan Muda Xavier? Dia yang mencaciku? Dia yang mengusirku? Dia yang memukuliku? Atau dia yang hanya diam saja, menyaksikan semua itu terjadi di depannya? Katakan, siapa yang berhak hidup?" tanya Nicholas datar.

"Seharusnya kau membawa masalah ini ke pengadilan. Hukum ada untuk memberikan keadilan. Kau tahu itu, bukan?" ucap Lucyana.

Nicholas lagi-lagi tertawa. Pemuda itu menunjuk orang didepannya dengan pedang yang teracung.

"Siapa yang akan memberikan keadilan? Putra mahkota? Keluarga Xavier? Siapa?! Berkali-kali aku melapor pada penjaga yang berpatroli, tapi apa kau tahu tanggapan mereka?"

"Mereka hanya diam dan menatapku dengan pandangan merendahkan! Mereka tidak berbuat apapun! Bahkan! Pengadilan pun menutup mata atas apa yang terjadi pada anak itu! Keadilan macam apa yang akan anak itu terima?!" sentak Nicholas.

Jordan termenung di tempatnya. Apakah artinya hukum yang berjalan timpang sebelah? Bagaimana mungkin ada orang yang mengalami ketidakadilan seperti itu?

WUSSH!!!

TRANG!!!!

Tanpa aba-aba Nicholas menyerang. Pemuda itu mengarahkan serangannya pada Evgen. Entah mengapa Nicholas mengincar Evgen.

Dengan sigap, Evgen menangkis serangan Nicholas. Pedangnya beradu dengan pedang milik Nicholas.

"Kenapa kau menyerangku? Bukankah seharusnya Jordan yang kau serang? Masalah ketidakadilan itu tidak ada hubungannya denganku" tanya Evgen penasaran.

Nicholas tersenyum miring, "Tapi, yang ingin aku bunuh adalah dirimu, Evgen".

BUGH!!

Fate Of LifeWhere stories live. Discover now