Ikatan Yang Menguat

1.1K 62 2
                                    

Pagi tiba.

Alaska membuka matanya perlahan. Rasa pening langsung menyerang kepalanya. Pemuda itu mengingat apa yang telah dilakukannya.

Seketika matanya membelalak lebar. Pemuda itu melirik sekitarnya. Merasa asing dengan tempatnya berpijak.

Alaska melihat di sampingnya ada Evgen, Evelyn, Lucyana dan Jordan. Keempatnya masih tertidur pulas. Alaska mendengus kasar sebelum membangunkan keempatnya.

PYAR!!

BYUR!!!

"HUAAA!!! DINGIN!!!"

"BANJIRR!!!"

"HAH?!"

Alaska dengan kekuatannya membentuk bola air besar. Lalu, dia menyiramkannya langsung pada orang-orang itu. Membuat keempatnya terlonjak kaget di tempatnya masing-masing.

"Kalian berempat, ayo kita kembali ke perguruan", ucap Alaska datar.

Tanpa basa-basi, dia mengarahkan kekuatannya untuk memaksa empat orang itu bangun. Mau tidak mau, Evgen, Evelyn, Jordan serta Lucyana bangun dan mengikuti langkah Alaska. Jika tidak, empat orang itu akan terseret oleh tali tak kasat mata yang dilempar oleh Alaska pada mereka.

"Al! Tunggu sebentar! Kepalaku pusing!" keluh Evgen. Tentu, keluhan dan rengekan Evgen tidak diindahkan oleh Alaska.

Sedangkan di sisi lain, tepatnya di Perguruan Pedang Putih, berita tentang lima orang murid yang hilang menyebar dengan cepat. Semuanya sangat heboh, terlebih salah satunya adalah Alaska. Orang yang sangat patuh dan taat terhadap setiap peraturan perguruan. Juga cucu kandung dari sang ketua.

Aslan yang mengetahui kelakuan cucu dan muridnya marah bukan main. Seano juga ikut kaget mendengar berita ini.

"Ketua! Kelima murid yang hilang sudah kembali. Tapi, mereka berbau alkohol", ucap salah satu murid pengawas yang memang bertugas mengawasi setiap murid.

Aslan berdiri dari duduknya. Dia menggebrak meja cukup kencang. Rasa tidak percaya memenuhi hatinya. Dia tidak habis pikir akan kelakuan kelimanya. Terutama kelakuan Alaska.

Ketua Perguruan Pedang Putih itu langsung bergegas menuju gerbang utama perguruan. Menunggu empat murid dan satu cucunya tiba di sana.

"Salam pada ketua", Alaska langsung berlutut memberi hormat saat melihat keberadaan Aslan. Diikuti empat orang lainnya.

"Kalian sadar melakukan kesalahan?!" bentak Aslan.

"Kami sadar. Mohon ketua memberi hukuman", ucap Alaska tegas. Evgen menatap Alaska dan Aslan bergantian. Pemuda itu terdiam. Tidak menyangka kalau Alaska akan langsung mengakui kesalahannya.

"Seret mereka ke ruang penyiksaan! Beri mereka hukuman sesuai peraturan!" kata Aslan geram.

Kelimanya diawasi oleh para senior beranjak pergi ke ruang penyiksaan. Ruang penyiksaan adalah ruangan tempat para murid mendapat hukuman.

Murid yang melanggar aturan akan berada di ruang penyiksaan selama satu malam untuk hukuman ringan. Biasanya mereka mendapat hukuman cambuk.

Namun, ada pula yang sampai disegel kekuatannya jika peraturan yang dilanggar terlalu banyak. Penyegelan kekuatan ini dilakukan agar murid-murid di sana jera dan tidak melakukan pelanggaran lagi.

Karena duo E, Alaska, Lucyana dan Jordan melanggar dua peraturan sekaligus dan kedua peraturan itu memiliki sanksi yang sangat berat, maka hukuman untuk kelimanya adalah cambuk, penyegelan kekuatan dan pengurangan poin.

Mereka yang mendapat hukuman ini juga tidak akan mendapat pengobatan secara gratis. Kelimanya harus menukar barang berharga milik mereka untuk mendapatkan pengobatan nantinya. Bukan koin emas atau koin perak, tapi barang yang benar-benar berharga. Seperti pedang roh, batu jiwa, cincin ruang, dan yang lainnya.

Fate Of LifeWhere stories live. Discover now