Segel Terbuka

1.3K 74 4
                                    

Waktu berjalan dengan cepat. Matahari sudah digantikan rembulan. Bintang-bintang tergantung di langit. Menghiasi langit malam.

Evgen dan Evelyn keluar dari kamar masing-masing. Keduanya mengenakan seragam khas dari perguruan Pedang Putih. Tangan keduanya juga menggenggam pedang yang sebelumnya diberikan oleh ayah mereka.

"Huh, aku tidak sabar melepas segel sialan ini!" ucap Evgen.

Evelyn mengangguk. Dia pun sama tidak sabar. Gadis itu menatap lurus pintu paviliun, "Kira-kira makanan apa yang akan disajikan malam ini? Apakah seperti di rumah?"

Evgen mengangkat wajahnya yang menunduk. Dia melihat lurus mata Evelyn. Sepertinya gadis itu sudah merindukan kehangatan yang diberikan keluarga Bouvier.

"Entahlah. Aku hanya berharap mereka memiliki daging. Bukan hanya sayuran menjijikan", kata Evgen. Pemuda ini sangat membenci sayuran. Baginya sayuran itu terasa pahit. Seperti rumput.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan di pintu, membuat Evelyn bergegas berdiri dan membukakan pintu. Dari balik pintu, ada sosok Alaska dengan wajah dinginnya.

"Makan malam", dua kata singkat itu muncul dari bibir Alaska.

"Baik", Evelyn menoleh ke arah Evgen yang masih duduk di kursi.

"Evgen! Waktunya makan malam! Ayo cepat!" Evelyn sedikit berteriak, membuat Alaska mendelik tajam ke arahnya, namun diabaikan oleh Evelyn.

"Alaska! Kawan, aku tidak tahu kalau kau benar-benar menjemput kami! Apa kau tahu menu makan malam hari ini? Apakah ada daging?" Evgen langsung menyerbu Alaska dengan ocehannya. Tangannya merangkul bahu Alaska. Seperti teman lama.

Alaska menatap tajam Evgen yang menurutnya lancang merangkul bahunya. Dengan kasar, Alaska melepaskan rangkulan Evgen.

"Berisik", komentar Alaska.

Evelyn terkekeh kecil di belakang Evgen. Gadis itu menepuk bahu Evgen pelan.

"Makanya, kau jangan sok akrab!" Evelyn tertawa renyah. Tawanya membuat Evgen sedikit tertegun. Gadis itu terlihat lebih cantik di matanya.

"Woah, aku tidak tahu kalau gadis kejam sepertimu bisa tertawa cantik begitu", perkataan Evgen membuat Evelyn sedikit kesal.

"Apa kau bilang?!" mendengar nada kesal Evelyn yang sepertinya akan meledak, membuat Evgen mendekap Alaska.

"Al, nenek sihir itu akan memakanku!" bisik Evgen yang masih bisa didengar Evelyn. Membuat Evelyn semakin murka.

"Berhenti kekanakan", suara rendah Alaska membuat Evgen dan Evelyn menciut. Keduanya menundukkan kepala dan kembali melangkah ringan. Mengikuti Alaska dalam diam.

Aula makan sudah terlihat penuh oleh banyaknya murid yang berguru di Perguruan Pedang Putih. Ini membuat Evgen dan Evelyn cukup terkesima.

Anak kembar itu dan Alaska mengambil jatah makan mereka. Ketiganya duduk di meja yang sama. Memakan makanannya dengan tenang. Sampai, sebuah suara menginterupsi ketiganya.

"Selamat malam, Evgen, Evelyn dan Alaska. Kami boleh ikut duduk di sini?" suara merdu Lucyana terdengar.

Evgen menoleh. Melihat keberadaan Lucyana dan Jordan yang memegang nampan makanan mereka. Dengan cepat, Evgen menjawab, "Silahkan Lu, Jo, duduklah".

Lucyana dan Jordan langsung duduk setelah diizinkan. Kini, lima orang itu bercengkerama bersama. Walaupun Alaska selalu diam. Saat itu, Evgen dan Evelyn menambah tiga teman baru dalam hidup mereka.

***

Tiga puluh menit kemudian, kelimanya selesai menghabiskan makan malam mereka. Evgen, Evelyn dan Alaska berpamitan pada Lucyana dan Jordan. Mereka berpisah di aula makan.

Fate Of LifeWhere stories live. Discover now