29 - Seri(mah)

40.8K 2.6K 68
                                    

Masih banyak babak penyisihan untuk kategori futsal, basket, voli, serta cabang olahraga lain yang dilakukan secara beregu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih banyak babak penyisihan untuk kategori futsal, basket, voli, serta cabang olahraga lain yang dilakukan secara beregu. Hiruk pikuk yang memadati tribun aula utama seolah telah menjadi hal biasa bagi para bintang yang sering berhadapan dengan berbagai sorakan serta teriakan pemberi semangat.

Dirga memulai semuanya tentu dengan doa yang dilandasi atas kepercayaan masing-masing. Berharap agar diberi kelancaran dalam mencetak gol pada gawang lawan, serta dimudahkan segala bentuk taktik yang telah dikuasai jauh-jauh hari.

"Kuncinya bukan hanya pada Dirga, melainkan seluruh tim inti. Jika satu dari kalian kehilangan fokus, maka semua akan terkena imbasnya."

Coach Fandi sengaja memberi pengarahan sebelum mereka masuk ke lapangan. Berkumpul sejenak untuk beberapa menit, lalu mengepakkan teriakan dengan yel-yel yang sengaja dibuat mendadak.

"Itu anak saya, tuh! Dirga semangat, ea!" Berteriak heboh di tribun sembari membawa beberapa alat perang para ibu ketika di dapur. Semacam panci dan berbagai alat lain yang menimbulkan suara nyaring.

Dirga mendongak, menepuk keningnya pelan lantaran Amar begitu bersemangat ketika membanggakan sang anak pada orang-orang yang berada di sebelahnya.

"Dirga! Papa udah bawa Bapak-bapak se-komplek buat dukung kamu!" 

Pantas saja kubu Amar begitu heboh dibandingkan penonton lain, pria itu memang sengaja mengajak semua bapak-bapak komplek agar mau menjadi bagian penting dari tim support Trijaya.

"Saya justru suka dengan para orang tua seperti Papa kamu. Mendukung penuh kemampuan sang anak, sampai bela-belain mencari masa untuk menambah supporter."

Iya sih, tapi coach Fandi tidak akan mengerti bagaimana rasa malu yang diterima Dirga bila nanti tidak berhasil mencetak kemenangan. Bisa-bisa, berita harian di komplek perumahannya penuh dengan, 'Gagalnya anak Pak Amar dalam meraih kemenangan pada match futsal tempo hari.'

Membayangkan saja sudah membuat Dirga hilang fokus, apalagi benar-benar menerima kekalahan tersebut. Bisa-bisa bukan hanya orang tuanya saja yang kecewa, tapi seluruh warga komplek juga akan kecewa.

Mengambil napasnya dalam-dalam, mencoba untuk rileks, menunggu arahan dari seorang wasit ketika satu koin telah melayang ke atas, lalu memulai pertandingan ketika peluit telah berbunyi bersamaan dengan teriakan para suporter masing-masing tim.

Menggocek, memberikan umpan hingga mengelabuhi lawan, gerakan gesit yang seringkali membuat decak kagum Fandi sama sekali belum ditemui pada anak didiknya yang lain, kecuali Dirga. Mungkin jika tempo hari dirinya menyuruh Dirga untuk rehat sebelum purna akan kehilangan momen kejayaan Trijaya pada tim futsal.

Terbukti ketika gol pertama berhasil dicetak oleh Dirga, gemuruh seluruh penonton yang berada di tribun kompak bangkit dari duduknya.

"Anak gue tuh, yang bobol gawang!"

Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now