9 - Pemuda Penenang

54.4K 4K 19
                                    

Menjadi bahan atas isi konten dua jurnalis sejati, Kevin dan juga Jaya, terlihat begitu bersemangat mengabadikan setiap detail momen yang saat ini tengah ramai di Trijaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menjadi bahan atas isi konten dua jurnalis sejati, Kevin dan juga Jaya, terlihat begitu bersemangat mengabadikan setiap detail momen yang saat ini tengah ramai di Trijaya.

Dua murid dengan aksi nekat di tempo hari kini harus rela memasang tampang tertekan karena berjalan mengelilingi koridor kelas sepuluh hingga kelas dua belas. Dengan kertas besar yang dikalungkan pada leher masing-masing, membuat keduanya memiliki sumpah dan janji tidak akan mengulangi hal yang sama di depan umum.

"Segitu ngebetnya sampai nekat cipokan di tengah lapangan?"

"Nggak ada duit buat sewa hotel, Bang?"

Gelak tawa terdengar bersahutan bersamaan dengan derap langkah kaki yang berjalan pelan. Menatap tajam siapa saja yang memberikan sahutan serupa, namun nyatanya tidak mempan.

Image Dirga yang dikenal sebagai siswa kulkas berkarismatik serta disegani oleh murid lain kini harus sirna akibat kejadian yang berlangsung selama beberapa detik saja.

"Gue nggak yakin sih, kalau ini pertama kali bagi mereka."

"Udah jelas sih, bro. Bisa dilihat juga kan, gimana permainan mereka walau dalam kurun waktu sepuluh detik?"

Hendak melangkah, memberi bogem pada cowok bermulut bangsat di sekitarnya, namun lengannya lebih dulu ditahan oleh pergerakan tangan seseorang yang memberinya sebuah isyarat agar tidak meladeni setiap kalimat yang keluar dari mulut mereka.

"Nggak usah diladeni kalau lo nggak mau kena masalah lebih besar dari ini," gumam Agatha tanpa mengalihkan pandangan ke arah cowok itu.

Kesal. Amat sangat. Jemari Dirga bahkan terkepal kuat hingga kuku-kukunya memutih. Terlanjur gatal ingin menghabisi semua murid yang berada di sana jika lengannya tidak merasakan sebuah kenyamanan akan usapan lembut, menjadi penenang atas emosinya yang hendak meledak.

Kembali menjalani hukuman tanpa menoleh ataupun menanggapi ocehan mereka. Keduanya memang sedang menahan malu, tapi alangkah lebih baik harus terlihat tenang meskipun dua manusia berwujud telur puyuh menghadang langkahnya.

"Dirga, Agatha, gimana perasaan kalian ketika mendapat sanksi dari Pak Obe?"

"Apakah kalian sempat menolak dan berontak? Karena dari yang kita dengar dari murid lain, kalian sempat ingin kabur dari hukuman."

Menggeram, menepis ponsel yang terulur di depannya dengan rasa dongkol, menyebabkan benda tersebut jatuh ke lantai.

Prang!

Pecah. Dan Agatha tidak peduli dengan ganti rugi kerusakan apabila Kevin meminta pertanggungjawaban.

"Murid penyebar gosip seperti kalian cuma akan memperkeruh keadaan! Sok-sokan menjadi tim jurnalis bak wartawan kota, dengan seenak jidat memberikan pernyataan yang tidak sesuai dengan faktanya! Riset dulu, goblok!"

Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now