16 - Fix, Puncak!

50.6K 3.4K 15
                                    

Jangan pikir kebencian akan membawanya tak menepati janji di hari kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan pikir kebencian akan membawanya tak menepati janji di hari kemarin. Bersepakat dengan sebuah settingan yang diciptakan, kali ini Dirga harus mengesampingkan ego-nya demi menjemput Agatha yang nampaknya masih tertidur pulas.

Bergegas masuk setelah kemarin malam mendapat akses berupa kunci cadangan, menandakan bahwa Dirga dapat keluar masuk apartemen gadis itu walau sang pemilik tidak ada di dalamnya.

Kesempatan emas yang tidak akan mungkin Dirga lakukan. Karena dirinya tahu dengan konsekuensi jika khilaf mengambil barang orang tanpa izin. Akan tetapi pagi ini keadaannya genting. Mau tidak mau, dirinya harus menggunakan kunci tersebut setelah ketukan serta panggilan tak diindahkan dari dalam.

"Tha?" Berjalan masuk ke kamar dengan pintu yang dibiarkan terbuka, hingga refleks menggeleng-gelengkan kepalanya kala mendapati penampakan ruangan bak kapal pecah.

Barang-barang berserakan dimana-mana, tempat sampah telah penuh tanpa berniat membuangnya, buku pelajaran dibiarkan berhamburan, sungguh suguhan yang tidak pernah Dirga bayangkan sebelumnya.

"Kuat amat mental lo Tha, punya tempat tinggal kaya gini."

Membuka gorden sembari menggerutu, mematikan lampu belajar yang masih menyala hingga pagi tiba, menyibak selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh gadis itu. "Nggak ada niatan buat bangun, nih?" Belum ada respon dari Agatha, hanya dengkuran yang dapat Dirga dengar sekalipun dirinya telah menggoyang-goyangkan bahu gadis itu.

"Tha, nggak takut rejeki lo dipatok ayam kalau bangun kesiangan?"

Agatha tentu tidak terganggu dengan gumaman tersebut. Sebuah ungkapan kesal hanya dengan berbisik tak mampu membangunkan dirinya. Dirga pikir, cara lain seperti halnya menggelitiki pinggang ataupun ketiak gadis itu akan berdampak dengan pergerakan dari kelopak mata putri tidur. Akan tetapi, bukannya segera bengun, Agatha justru menggeram kesal serta refleks menjambak rambut Dirga.

"Bangsat! Sakit, nyet!" umpat Dirga sebelum menarik kedua kaki Agatha hingga sang empu hampir terjatuh dari ranjang.

"Dirga! Bangke!"

Bug!

Melempar satu bantal tepat mendarat pada wajah si cowok pengacau mimpinya, kontan membuat sang lawan geram dan membalaskan dendamnya dengan melempar bantal tadi.

"Stop, anjing!" Peringatan yang tidak Dirga indahkan dan justru menghujam Agatha dengan berbagai barang lunak sebelum menarik kedua tangan gadis itu agar terbangun.

"Buruan, Tha!"

"Lima menit lagi."

"Gue nggak mau kena hukum!"

"Nggak akan kena hukum kalau ada gue." Kekeh jika semua akan baik-baik saja bila ada dirinya, namun Dirga tak akan terlena dengan kalimat tersebut. Dirinya masih berusaha memaksa Agatha untuk bangun meskipun tubuhnya menjadi korban. Jatuh di atas gadis itu.

Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now