1 - Tak Ada Rasa

138K 7.9K 100
                                    

Pertandingan sepak bola yang penuh drama bak di negeri Konoha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pertandingan sepak bola yang penuh drama bak di negeri Konoha. eh, ralat, Korea. Sebuah adegan yang dipertontonkan oleh dua orang muda-mudi kelas dua belas, menjadikan contoh buruk bagi adik tingkat mereka. Sungguh nilai moral yang tidak bisa diambil dari seorang trouble maker dan juga most wanted Trijaya.

Dirga Arsena dan juga sejuta pesonanya ternyata mampu memikat hati Aurora Agatha Fortuna hingga nekat bercumbu di tengah lapangan. Berita mengenai dua murid itu pun tersebar luas di sepanjang Trijaya. Banyak dari mereka yang berlomba-lomba memposting adegan dewasa tersebut selagi kedua belah pihak tidak mempermasalahkan.

Ya, Dirga tidak ambil pusing dengan tagline yang menjadikan citra namanya buruk di sekolah. Yang terpenting baginya saat ini hanyalah, memperbaiki nilai serta prestasi agar skandal tersebut tertutup dengan untaian sisi positif dari dirinya.

Segera bergegas, memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas, hendak pulang selepas mengikuti pelajaran tambahan, Dirga nampaknya harus mengurungkan niatnya untuk berlalu, karena di depan kelasnya ... dua orang berseragam khas Trijaya tengah sibuk saling dorong setelah akhirnya pintu terbuka dengan sendirinya.

"Lo, sih!"

"Kok, gue?! Lo duluan yang dorong, tai!"

Kedua cowok yang sangat Dirga hindari karena hobi menyebar gosip menjamur di kalangan murid Trijaya kini berdiri di hadapannya, terlihat sibuk saling tuduh, sementara Dirga terlanjur muak dan memilih untuk segera pergi dari sana, meninggalkan sebuah teriakan serta derap langkah yang perlahan mendekat ke arahnya.

"Dirga, boleh interview soal insiden tadi pagi nggak?"

"Iya, Ga. Anak-anak udah nungguin klarifikasi dari lo, nih."

Sontak Dirga berhenti, membuat dua cowok berambut plontos a.k.a duo lato-lato itu pun saling pandang sebelum mendekatkan ponselnya pada mulut Dirga, agar suara dari yang bersangkutan terdengar jelas.

"Dari pihak gue? Memangnya pihak dari cewek aneh itu udah klarifikasi?"

"Cewek aneh? Agatha maksud lo?"

"Ya, siapapun namanya, nggak penting bagi gue!"

"Ta-tadi sih, udah," jawab Kevin terbata, mencoba mengingat kembali pertemuannya dengan Agatha.

"Dia bilang apa?"

Kevin dan Jaya, duo paling up to date di Trijaya. Bergerak dan mengabdi pada keanggotaan jurnalis ditemani dengan handphone jadul yang selalu stand by di segala situasi.

"Agatha bilang kalau kalian berdua udah jadian. Gue ada rekamannya, kok."

Cukup membuat Dirga terkejut, dan nampaknya ia harus berbicara empat mata dengan Agatha setelah sebuah rekaman suara berhasil disimpan oleh Jaya. "Sebenarnya kita udah jadian sejak dua hari lalu, sih. Dan aksi gue tadi hanya untuk semangatin Dirga aja, kok."

"Kurang ajar!" gumam Dirga, tepat setelah rekaman tersebut mati, lalu segera beranjak meninggalkan duo lato-lato tanpa tertarik dengan iming-iming yang keduanya janjikan bila cowok itu bersedia di-interview.

"Tuh, kan, Dirga kabur. Lo sih, pake segala nunjukin hasil interview Agatha!"

"Dia yang minta---"

"Goblok!" ketus Kevin, lalu segera beranjak dari sana guna menjauh dari Jaya serta mencari momen lain yang kira-kira akan tertangkap dengan kamera ponselnya.

***

Mobil merah dambaan hampir semua murid Trijaya, kini resmi menjadi miliknya. Dengan sebuah tantangan receh dari cewek bodoh yang saat ini hanya bisa menangis menatap kepergian mobilnya dengan sang pemilik baru, membuat Agatha terkekeh dan kepalanya semakin besar.

"Kasih tantangan yang susah dikit nggak bisa, ya? Hmm.. misalnya terjun dari lantai sebelas, nyebat di depan kepala sekolah sampai mampus, atau kalau enggak berdiri di tengah-tengah rel kereta, kek."

Agatha dan juga sejuta aksi menantangnya tak akan gentar walau hanya diberi gertakan, "nggak mampu, berarti cupu." Tidak, Agatha bukanlah, gadis yang semangatnya cepat surut bila berhadapan dengan sebuah aksi unjuk bakatnya sebagai pencium handal. Cukup, jangan tantang Agatha dalam hal itu atau seluruh siswa Trijaya akan merasakan lumatan bibirnya.

Entah sekarang patut merenung lantaran berita mengenai dirinya dan juga Dirga telah menyebar atau tersenyum sumringah berkat kendaraan baru yang ia dapatkan. Agatha berada pada posisi yang menjadikan otaknya bekerja dua kali lipat lebih ekstra. Menanggung malu akibat aksinya sendiri, dan jangan lupakan dengan ucapan syukur berkat mobil mewah yang telah terparkir di basement apartemennya.

Mendapat hadiah berupa satu unit apartemen pada hari ulang tahunnya beberapa bulan lalu, segera Agatha tempati tanpa mendapat ocehan dari kedua orangtuanya. Teramat membantu Agatha menjalani hidup secara individual dan terkesan bebas.

Sejak Agatha tinggal di sana, hidupnya seakan berubah seratus delapan puluh derajat. Sering dijemput oleh teman-temannya untuk clubbing, tak ada protes kala memilih untuk bolos sekolah, serta berbagai bungkus makanan yang terkadang lupa ia taruh di tempat sampah.

Untuk hari ini sepertinya Agatha akan menjumpai sampah-sampah itu lagi, akan tetapi setelah langkahnya berhenti guna merespon kehadiran seseorang yang telah berdiri di depan pintu apartemennya, sepertinya dia akan kehilangan mood-nya beberapa persen.

"Ngapain? Mau nambah?" Gadis itu mendekat, berjinjit sebelum aksinya lebih dulu ditahan oleh jemari kekar yang menutup hampir keseluruhan wajahnya.

"Murahan!"

Agatha hanya tersenyum tipis, menepuk pipi pemuda di depannya sebelum berjalan, namun kembali tertahan lantaran lengannya telah dicekal oleh cowok itu. "Why, babe? Kamu mau masuk?"

Muak dengan drama yang diciptakan Agatha, Dirga mulai tersulut emosi. Cowok yang dikenal begitu dingin serta jarang berbaur dengan sesama tersebut nampak mengepalkan kedua tangannya bersamaan dengan langkah Agatha yang mendekat, mencium sudut bibir Dirga seraya berbisik, "jangan marah-marah, nanti gantengnya makin nambah."

***


Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now