41. ketakutan terbesar

132 14 2
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

Langit dimalam hari ini terdapat bintang dengan jumlah yang dapat dihitung turut menghiasi suasana saat ini. Tak cukup disitu juga, angin juga turut tersepoi sehingga membuat udara semakin terasa dingin.

Disebuah bangku taman, terdapat sosok pasangan yang tampak duduk disana. Mereka adalah Samudra dan Bella.

Terlihat Samudra tampak melepaskan Hoodie yang ia pakai dan itu tidak lepas dari perhatian gadis yang ada disebelahnya. Ia menyerahkan Hoodie tersebut kepada Bella yang terlihat terbengong sejenak.

"Udara makin dingin." ucap Samudra dengan singkat.

"Baby ngga ngerasa dingin, kok," tolak gadis itu seraya menggelengkan kepalanya.

Laki-laki itu sempat diam sejenak lalu detik berikutnya tanpa persetujuan dari Bella, ia langsung saja memasangkan Hoodie itu ke tubuh gadis itu.

Kini Bella terlihat menggemaskan dengan Hoodie yang menenggelamkan tubuhnya serta raut wajahnya yang mengerut kesal dengan pipinya yang menggembung.

"Arkhan!" kesalnya.

Kedua tangan Samudra bergerak merapikan rambut Bella yang berantakan akibat dari ulahnya tadi. Akan tetapi, ekspresi laki-laki itu saat ini tidak bisa tergambarkan. Sangat sulit untuk bisa memahami Samudra.

Tanpa sengaja Bella menghentakkan kedua tangan Samudra dari kepalanya. Setelah tindakannya itu, barulah gadis itu menyadarinya lalu detik berikutnya ia mengangkat kepalanya yang semulanya tertunduk untuk kembali menatap wajah Samudra.

Tampak laki-laki itu tidak berekspresi apapun, dia tidak menunjukkan reaksi marah akan apa yang baru saja dilakukan oleh Bella.

"Maaf," lirih gadis itu.

Mata Samudra yang sedari tadi memandang gadis itu saat ini sudah berpindah arah, ia memposisikan tubuhnya menjadi lurus dengan punggungnya yang ia sandarkan. Tangannya ia lipat didepan dadanya, kemudian matanya sedikit demi sedikit menutup.

Melihat Samudra yang menjadi seperti ini membuat Bella semakin frustasi. Apa yang ia lakukan barusan itu diluar dugaannya. Ia tidak sadar menyentak tangan laki-laki itu. Namun, apa Samudra seperti ini memang karena perlakuannya tadi atau malah ada yang lain.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Bella setelah keheningan tadi menyerang.

"Kamu dengar aku gak, sih?" ucap gadis itu dengan nada yang sedikit menaik sebab Samudra selalu saja mengabaikannya.

"Aku mau diperhatiin, Arkhan! Aku gak mau ngejalanin hubungan yang ngga ada kejelasannya sama sekali. Tiga tahun, Arkhan, tiga tahun kamu rasa itu mudah? Selama itu kita ngejalanin hubungan, selama itu juga aku masih jadi seperti orang asing untuk kamu. Aku cape Arkhan," ujar Gadis itu dengan suara lirih diakhir ucapannya.

"Aku mau jadi pacar yang berguna buat kamu, yang bisa dijadikan rumah. Aku gamau jadi orang yang terus penasaran sama apa yang sebenarnya kamu alami sekarang,"

Saat ini tatapan laki-laki itu tertuju pada Bella yang tampak seperti menahan tangisnya. Ia menggerakkan tangan kanannya untuk menggenggam tangan gadis itu. Namun apa kenyataan, Bella tampak bergetar seraya menjauhkan tangannya.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now