35. tanda tanya besar

118 18 0
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

Gadis yang sibuk berbaring diatas tempat tidur itu tampak menyadari sesuatu. Dengan nyawa yang belum sempurna terkumpul, ia meraba-raba kasurnya hendak mencari ponsel. Hingga pada akhirnya benda itupun ketemu.

Ia membuka matanya secara perlahan hingga cahaya ponsel itu mengenai penglihatannya, seketika gadis itu menutupnya kembali karena merasa silau. Kemudian, ia kembali membuka matanya sedikit, hingga matanya tampak sipit.

Jari-jari mungil Bella bergerak mencari kontak seseorang lalu menelponnya tanpa memperhatikan bahwasanya orang itu sudah beberapa kali menelponnya tadi.

Dengan posisi telungkup, gadis itu meletakkan layar ponselnya ditelinga lalu memejamkan matanya. Dengan posisi yang seperti itu ia menunggu panggilan itu diterima oleh orang yang berada diseberang sana, hingga pada akhirnya terdengarlah suara serak yang membuat kedua alis Bella bertaut.

"Arkhan?" dengan suara khas bangun tidur, Bella memanggil laki-laki itu.

Kini posisinya sudah telentang dengan matanya yang sudah terbuka. Matanya beralih ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

"Arkhan?" gadis itu kembali memanggil Samudra yang tak kunjung menjawabnya, "kamu masih disana 'kan?" lanjutnya bertanya.

"Jangan bilang kamu ketiduran lagi?" curiga gadis itu karena sama sekali tidak ada sautan dari orang yang ada diseberang sana.

Alih-alih ingin memastikannya, Bella pun mencoba untuk menggertak laki-laki itu.

"Yaudah, deh, orangnya juga lagi tidur," gadis itu berpura-pura menggumam, namun ia sengaja menguatkan suaranya agar terdengar oleh Samudra. Akan tetapi lagi-lagi tidak ada sautan.

"Astaga! pulsa Baby sedikit lagi, Baby matiin ah ...." gadis itu diam sejenak seraya menunggu orang yang ada diseberang sana untuk menghentikannya. Akan tetapi harapannya ternyata salah besar, lagi-lagi tidak ada sautan lagi.

Dengan perasaan yang kesal, Bella pun benar-benar mengakhiri panggilan itu dengan sepihak. Sebenarnya, marahnya tidak berguna karena laki-laki itu saja tidak mengetahuinya, jadi, tidak ada yang mau membujuknya saat ini.

"Aaaaaaaa!" teriak Bella berusaha mengeluarkan semua rasa kesalnya.

"Dasar kebo! kelelawar! pemalas! argh!" tampaknya gadis itu sudah mulai gila saat ini.

Bella bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan dengan langkah lebar menuju pintu keluar. Dengan penampilan yang berantakan ia keluar dari dalam kamar menuju lantai bawah.

Dibawah sudah ada Abram, Atika, dan juga Vincent yang sedang berkumpul dimeja makan, serta terlihat Cristiano yang sedang berjalan menuju meja makan hendak bergabung bersama mereka.

Mata Cristiano menangkap sosok Bella yang terlihat turun dari tangga dengan kakinya yang terhentak-hentak, raut wajahnya yang murung serta penampilannya yang berantakan. Seketika rasanya ia ingin tertawa saat itu juga.

"Gempa! gempa!" Cristiano berpura-pura panik seraya berpegangan pada tiang yang dekat dengan tangga.

Bella tau bahwa laki-laki itu sedang mengejeknya saat ini hingga membuat rasa kesalnya semakin bertambah saat itu juga.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now