21. kegagalan

260 14 0
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

Saat ini Bella tengah fokus memperhatikan kegiatan seorang Perawat yang sedang membersihkan luka lebam di wajah Markus. Terlihat laki-laki itu tidak kesakitan sedikitpun saat Perawat itu membersihkan lukanya. Bahkan sebaliknya, Bella terlihat sesekali meringis pelan saat melihat luka lebam yang berada di wajah Markus.

Diruang UKS itu bukan hanya ada mereka bertiga saja, melainkan juga ada empat inti Nevarez yang selalu siap ada dimana Bella berada. Mereka telah berulang kali mengingatkan kepada Bella untuk tidak terlalu dekat dengan Markus, akan tetapi yang mereka dapatkan adalah ocehan dari gadis itu.

Dengan beralasan Samudra akan marah bila mengetahui kedekatan mereka, lantas Bella mengatakan bahwa ia hanya sekedar membantu seseorang yang sedang kesakitan. Sungguh, Rara saja tidak tahu lagi bagaimana harus menjelaskannya kepada gadis keras kepala itu.

Beberapa menit telah berlalu, kini Perawat yang tadinya sedang membersihkan luka lebam laki-laki itu telah pergi meninggalkan ruangan itu. Hingga pada saat ini terciptalah suasana yang sunyi nan canggung untuk Bella sendiri.

Sebelum mengucapkan sesuatu yang berada dibenaknya, gadis itu terlebih dahulu menghembuskan napas panjang. Ia sudah muak dengan cara ketiga laki-laki yang selalu bersamanya itu menatap Markus bak predator yang sudah siap sedia untuk menerkam mangsanya.

Hingga beberapa detik berikutnya bell masuk berbunyi. Ada rasa lega yang dirasakan oleh Bella saat ini. Setidaknya suasana mencengkram yang tercipta disana hancur begitu saja.

Bella mengalihkan pandangannya pada sosok Markus yang juga sedang menatapnya. Ia sedikit menarik ujung bibirnya hingga terbentuk senyuman kecil namun terkesan paksaan.

"Kalau gitu aku pergi dulu, yah?" ucap Bella.

Terlihat Markus tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan, "thanks." ucap laki-laki itu dengan lembut.

Sedangkan gadis itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan lalu berjalan menuju pintu keluar dan disusul oleh Satria, Alaskar, Galang dan juga Rara yang berada dibelakangnya.

Mereka melangkahkan kakinya melewati koridor kelas yang masih lumayan ramai akan murid yang belum juga masuk ke dalam ruang kelasnya. Hingga beberapa saat kemudian, disaat mereka sudah sampai ditangga menuju kelas mereka yang berada dilantai atas, suara Rara yang memanggil Bella membuat langkah gadis itu dan juga ketiga laki-laki yang bersamanya ikut terhenti. Bella membalikkan badannya dan melihat ke arah Rara. Saat ini posisi Bella lebih tinggi karena ia sudah naik dipijakan tangga yang ke dua.

"Gua minta untuk kedepannya lo jangan dekat-dekat sama Markus lagi. Ini yang terakhir, Bel," ucap Rara dengan penuh peringatan.

"Sebenarnya kalian kenapa, sih? Emang salah kalau Bella berbuat baik sama orang?" tanya Gadis itu dengan nada kesal.

"Maksud gua bukan gitu, Bel! Lo ngertiin kita bisa nggak, sih?!" sarkas Rara.

Saat ini mood Bella sangat tidak baik, kepalanya terasa pusing. Mungkin ini karena adalah efek datang bulan.

"Oke, fine. Untuk kedepannya enggak lagi deh," ucap gadis itu pasrah, "lagian bantu orang kan enggak ada sal -" ucapannya terhenti kala Rara menatapnya dengan tajam. Gadis itu mendengus kesal.

Samuella's UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang