25. terpancing amarah

254 19 0
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

"Siapa disini yang cita-citanya jadi pembalap tapi nggak punya motor?" tanya sosok Alaskar yang sedang duduk dikursi Guru.

Saat ini ruangan kelas sangat bising dengan suara para murid yang saling sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Jam pembelajaran hari ini kosong dikarenakan Guru yang akan mengajar tidak dapat hadir dikarenakan suatu urusan yang mendadak. Dan tidak perlu diragukan lagi, itu pastinya membuat para murid yang berada dikelas itu berbahagia.

"Woy, Kar! Guru!" teriak seseorang dengan kuat hingga membuat Alaskar panik dan langsung berlari menuju bangkunya seraya memasukkan bajunya yang keluar. Hingga beberapa saat kemudian, terdengarlah suara tawa seisi kelas yang membuat langkah Alaskar terhenti lalu menyadari bahwasanya ia sudah dikerjain.

"Anjir lo," kesal Alaskar.

Banyak kelakuan aneh yang tercipta disana. Meskipun sebagian umur dari mereka sudah menginjak umur 17, namun tingkah mereka masih saja sama saat mereka masih berada di jenjang SMP.

"Tapi emang betul ada Guru, woi!" pekik orang tadi hingga semuanya sibuk bergegas merapikan penampilan mereka yang berantakan serta duduk dibangkunya dengan posisi yang rapi.

Cklek

Pintu terbuka dan menampakkan sosok Wanita dengan make-up yang terlihat sedikit tebal serta rambutnya yang disanggul.

"Selamat morning semuanya," ucap Guru itu seraya masuk ke dalam kelas.

"Pagi, Bu!" jawab murid secara bersamaan.

Guru itu dikenal dengan sebutan Bu Cantik. Orang menilai Ibu Cantik adalah sosok yang periang, hingga membuat banyak murid sering mengajaknya untuk bercanda bersama. Walaupun demikian, Bu Cantik juga bisa berubah menjadi sosok yang tegas kala perintahnya atau peraturan yang telah ia buat dibantah atau tidak dipedulikan oleh orang lain.

Mata Bu Cantik terlihat asik memperhatikan kelas yang ia masuki itu dengan sangat teliti. Ia memang sudah tidak mengajar dikelas itu selama satu tahun lamanya, dan ini adalah yang pertama kalinya ia kembali menginjakkan kakinya masuk ke dalam kelas itu.

"Kelas kalian semakin berubah, yah," ucap Bu Cantik.

"Kelas kami lagi ikutan trend glow up, Bu," Jawab Satria dengan asal.

"Eh? Tumben enggak cabut, Satria?" ucap Ibu itu yang pura-pura keget melihat kehadiran Satria didalam kelas.

"Astaghfirullah, Ibu. Giliran mau jadi anak yang rajin, eh, malah dipertanyakan," jawab Satria seraya memasang raut wajah sedih, "emang, yah, kalau mau berbuah jadi baik itu banyak rintangannya." sambungnya.

"Kalau dikampungku, sih, ini namanya drama," sindir teman sebangku Satria.

"Kalau dikampungku ... kalau dikampungku, urus noh diri lo sendiri!" balas Satria.

"Sudah, sudah! Jangan dilanjut lagi." lerai Bu Cantik, "kedatangan Ibu ke sini hanya mau memberitahu pada kalian semua, bahwasanya Samudra izin untuk tidak masuk dikarenakan ada urusan mendadak." lanjutnya.

"Sekertaris mana?"

Sosok gadis dengan wajah manis terlihat mengangkat tangannya, "saya, Bu." ujarnya.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now