23. Tak Bisa Menggapainya

156 20 102
                                    

Ada kejutan di part ini, semoga suka terusss!!!

Tolong vote komen dong sayangku supaya aku semangat nulisnya. Maaciii✨💖

***

Tatapanmu Mas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapanmu Mas...
***

"Astaga Zion, kamu kenapa sayang?!"

Jantung wanita itu hampir copot ketika membuka pintu dan mendapati anak kesayangannya datang dalam keadaan babak belur. Ia segera membantu anaknya berjalan dan membawanya ke sofa.

Zion terbatuk-batuk sambil memegang perutnya yang sakit. Melihat itu Mamanya membuka kancing seragamnya untuk melihat keadaan perut Zion. Wajah Mamanya semakin khawatir, perut Zion penuh dengan luka memar. Bahkan ada yang mengeluarkan darah walau tak banyak.

"Zion, apa yang terjadi sama kamu?" ucapnya lalu membuka seragam Zion. Kemudian ia berjalan cepat menuju kamar anak pertamanya untuk mengambil obat merah serta kapas.

"Pakai obat punya Kakakmu aja ya karena Mama nggak ada obat ini." Akhirnya ia mengoleskan kapas yang sudah diberi obat merah ke perut Zion.

Zion meringis kesakitan. Perutnya semakin perih terkena obat milik Kakaknya itu. "U-Udah Ma.."

"Belum ini lebamnya banyak banget."

"Apa yang terjadi sama kamu, cerita ke Mama cepat," tanya Mamanya lagi.

"Zion.. awhhh! Zion dihajar Kak Arka.."

Nafas Mamanya memburu, tak terima Zion dihajar seperti ini bahkan sampai babak belur. "Arka, kenapa dia bisa hajar kamu?!" ucapnya meninggikan suaranya.

"Masalah sepele."

"Apa masalah sepelenya?"

"Abel—" Belum rampung ucapan Zion, Mamanya lebih dahulu menyelanya.

"Abel temen sekelas kamu kan?! Yang Kakakmu incer itu?! Karna perempuan kalian berantem, hah?!" omel Mamanya semakin marah ketika Zion menganggukkan kepalanya.

"Kalo Papa kalian tau, habis kalian berdua. Kenapa sih ribut karena masalah perempuan, nggak penting banget!"

"Kak Arka yang mulai, Ma. Dia cemburu Zion duduk sama Abel. Tiba-tiba dia hajar Zion. Jadi yang salah bukan Zion, tapi Kak Arka. Kalo mau marah, marahin dia aja."

"Entar Mama aduin ke Papa." Zion tersenyum tipis tanpa diketahui oleh Mamanya. Dalam hati ia bersorak karena berhasil membuat Arka—Kakak kandungnya—diomeli oleh orang tuanya.

"Rasain lo Arka sialan," batinnya.

Nisa kembali mengobati luka di perut lalu di wajah Zion. Di bagian wajah tidak separah di bagian perut, namun tetap saja membuatnya khawatir. Obat merah milik Arka yang memang sisa sedikit, kini telah habis. Untungnya obat merah itu masih tersisa di kapas sehingga masih bisa untuk mengobati.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now