06. Skors

620 40 3
                                    

Hai janlup votement nya ya thank youuu🤍🤍🤍

Hai janlup votement nya ya thank youuu🤍🤍🤍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dikirim pap lagi donggg🤍 (3)

>>><<<

"Apa yang kamu lakukan ke Davi, hah?!" Wanita berkacamata menatap tajam Arka dengan kedua bibir merah tebalnya yang terus mengeluarkan suara.

"Main doang," sahut Arka seadanya. Kedua tangannya di belakang badan.

"Main doang? Kamu pikir malak itu adalah sebuah permainan, iya? Heh, kamu gak mikir ya Davi merasa terancam dengan aksi malak kamu!"

Arka hanya mendengarkan tanpa menyahut, sudah biasa dipanggil ke ruang BK sehingga ia sudah kebal. Telinganya seolah sudah dipasang alat untuk menangkal omelan Bu Susi yang tiada hentinya.

Lalu mata bernetra coklat gelap itu melirik ke arah samping, tepatnya tiga meter dengannya, ada sosok laki-laki culun yang duduk di sofa dengan wajah menunduk ketakutan. Arka menggeram, dia tidak boleh lolos begitu saja.

"Inget ya Arka, segeralah kamu bertobat! Inget kamu sudah kelas dua belas, sudah seharusnya kamu belajar untuk ujian nanti. Bukan malah buat onar kaya gini. Kemarin selain Davi, ada lagi akan yang kamu palak? Terus juga masalah kamu sama Martin, memangnya Ibu gatau? Kamu kemarin nonjokin dia kan sampe babak belur? Jangan kamu pikir kamu hajar Martin di luar sekolah kamu bisa aman, nggak Ka!"

"Astaghfirullah.. habis tenaga saya." Bu Susi meneguk teh manis di mejanya.

"Ini lagi, celana kamu ngetat banget biar apa, hah? Ibu gak mau tau pokoknya besok harus udah ganti!"

"Hm."

Bu Susi menarik nafasnya panjang. "Cepet minta maaf sama Davi!" titahnya.

Arka mengulurkan tangannya. Ekspresinya datar. Davi mendongak lalu menerima uluran tangan itu dengan tangan gemetar. Langsung saja Arka mencengkeram kencang tangan itu hingga Davi kesakitan tanpa Bu Susi sadari.

"Maaf." Setelah mengatakan itu dia pergi keluar.

Tentu saja tujuannya saat ini adalah rooftop tapi sebelum itu ia terlebih dahulu ke kantin untuk membeli rokok. Karena Pakde kantin Arka suruh menjual rokok untuknya dan teman-temannya saja. Awalnya Pakde menolak namun Arka membujuknya dengan membayar dua kali lipat dari harga biasa. Akhirnya Pakde pun mau menjualnya secara diam-diam.

Dari kantin, ia pun langsung ke rooftop untuk merokok.

Mempersiapkan dirinya untuk beberapa jam ke depan.

••••

"Sumpah si gue gak nyangka Bang Arka yang nakal kek gitu bisa buat Monas gini."

Abel mengangguk setuju sambil terus meneliti miniatur Monas 30 cm yang terbuat dari tanah liat. Kalau kaya gini, dijamin kelompoknya akan mendapatkan nilai bagus.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now