20. Sumber Kebahagiaan (2)

192 17 10
                                    

MAAF GUYS TADI NGGAK SENGAJA KE PUBLISH PADAHAL BELUM KELAR HAHAHA

absen dong yang nungguin Arka-Abel update!

selamat membaca bebbb 💖💖💖

***

Arka cakep banget kalo kemejaan begini (⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arka cakep banget kalo kemejaan begini (⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

***

"Makin lama kondisi aku makin parah. Jadi aku mohon di sisa umurku ini aku ingin bahagia bersama orang yang aku cinta." Michel menggenggam kedua tangan Arka.

"Kak Arka, mau ya jadi sumber kebahagiaan aku?"

Arka tersentak dan langsung menjauhkan tangan Michel dari tangannya. "Seharusnya sebelum lo ngomong kayak gini, lo udah tau jawaban gue."

"Aku tau kok kalo Kak Arka nggak suka sama aku. Tapi boleh aku egois? Aku ingin Kak Arka jadi sumber kebahagiaan aku. Kita nggak perlu pacaran, Kakak ada di samping aku aja udah lebih dari cukup." Michel menatap wajah kakak kelasnya itu dengan tatapan memohon. Michel belum pernah merasakan cinta dan ia ingin mendapatkan perhatian Arka, orang yang dicintanya.

"Gue nggak bisa." Arka langsung menolak. Jelas, karena di hatinya sudah ada Abel. Dirinya mau datang menemui Michel karena berpikir ada hal penting yang ingin gadis itu sampaikan tapi ternyata malah begini.

Penolakan Arka mampu membuat dada Michel sesak. Dirinya sudah tau kalau akan ditolak tapi saat ini ia ingin egois. "Apa Kakak nggak kasihan sama aku? Di sisa hidupku aku cuma ingin bahagia tapi kenapa Tuhan nggak pernah kasih aku kebahagiaan? Kenapa semuanya jahat sama aku..."

Arka melihat air mata Michel menetes mengenai dress navy yang dikenakannya. Gadis itu terlihat putus asa tapi Arka tak akan kasihan begitu saja. "Sebenarnya lo sakit apa?" Setahu Arka, Michel hanya lumpuh akibat kecelakaan waktu SMP dan gadis itu tidak punya riwayat penyakit yang mematikan.

"Kakak nggak lihat? Aku pakai kursi roda itu artinya aku lumpuh," ucap Michel.

"Iya gue tau. Tapi daritadi lo selalu bilang kalau waktu hidup lo nggak lama lagi, sedangkan setahu gue lumpuh akibat kecelakaan itu nggak mematikan. Bahkan bisa disembuhkan kalau lumpuhnya nggak parah. Jadi jangan coba-coba bohongin gue demi dapat belas kasihan." Tubuh Michel menegang seketika dan itu mampu membuat tebakan Arka benar.

"Ayo pulang, gue telpon Martin." Arka mengeluarkan ponselnya hendak menelpon Martin tapi Michel segera menolaknya.

"Jangan! Nanti Kak Martin marah."

"Yaudah gue pesenin taxi online."

Michel hanya diam saja, dia masih kecewa Arka menolaknya. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya lagi. Michel yang sedih dan Arka tidak mau memulai pembicaraan saat menunggu taxi online datang.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now