18. Perkara Es Krim

299 22 31
                                    

Halooo semuaaa!!!
Udah lama banget gak update cerita ini soalnya agak ngestuck sama alurnya... dan aku seneng banget bisa update lagi. semoga suka💖💖💖

oh iya kalian udah baca cerita baru aku yang judulnya ALZAVIN belum? kalo belum ayo baca! gak kalah seru sama cerita ARKA-ABEL!

***

LO TAU GASI LO ITU GEMESIN BANGET???!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

LO TAU GASI LO ITU GEMESIN BANGET???!!!


***


Hari ini Arka memutuskan untuk pulang ke rumah diantar oleh Ryan. Baru saja ia membuka pintu, sudah ada Mamanya yang sepertinya menanti kedatangannya.

Arka berjalan menghampirinya. Ingin bersalaman dengan Mamanya namun wanita itu menarik tangannya saat melihat lebam di wajah Arka.

"Berantem sama siapa lagi kamu?" tanyanya. Lalu memegang dagu Arka supaya bisa melihatnya lebih jelas.

"Arka gak berantem," jawab Arka.

"Jangan bohong! Lebam ini gak akan ada kalo kamu gak berantem!" ucapnya meninggikan suaranya.

"Kalo gak percaya yaudah." Arka menanggapinya malas lalu berjalan hendak pergi ke kamarnya.

Nisa menghembuskan nafasnya lalu menarik tangan anaknya. "Udah diobatin belum?" tanyanya.

"Udah."

"Bagus deh. Kalo belum mau Mama obatin."

"Arka ke kamar."

"Heh! kamu belum salim sama Mama!" Arka pun berbalik badan lalu mengambil tangan Mamanya untuk salim.

Hubungan Arka dengan Mamanya memang tidak seburuk Papanya. Mamanya masih seperti ibu-ibu pada umumnya yang bersikap baik pada anaknya. Hanya saja Mamanya lebih berpihak pada Papanya sehingga terkadang Arka ikut kesal dengannya.

Baru saja Arka sampai di kamarnya, Mamanya berteriak. "ARKA KAMU UDAH MAKAN BELUM?!"

Arka yang malas menjawab memilih untuk mendiamkan saja. Lalu menutup pintunya. Setelah itu membuka seragam sekolah dan kaos di dalamnya. Kini ia bertelanjang dada sambil mengaca di cermin.

Ternyata lebam di perutnya lumayan banyak. Kalau saja kejadian tadi terjadi di luar sekolah, sudah pasti ia akan menghajar Martin sialan itu.

Ponselnya berdering tanda panggilan masuk yang Arka sudah ketahui siapa yang menelponnya. Ia pun segera mengangkatnya.

"Halo Bel." Arka duduk di atas kasurnya.

"Kak Arka inget pesan Abel kan?" semprot Abel saat panggilan tersambung.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now