36. Anak Nakal VS Anak Pintar

264 17 1
                                    

Haloooo aku update lagi...

ternyata bener ya kalo lagi ngalamin writer block harus dipaksa nulis biar rasa malasnya hilang. mood nulis aku mulai balik lagi nih, semoga balik sepenuhnya deh biar rajin updatenya.

oh iya aku minta vote dan komennya dong tentang part ini. makasih...

🌻Happy Reading 🌻

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Matahari pagi bersinar sangat terik menyinari bumi. Lapangan sekolah yang luas perlahan-lahan mulai dipenuhi oleh murid-murid untuk mengikuti upacara bendera meski tak jarang dari mereka yang berdecak kesal karena harus panas-panasan seperti ini.

Pukul 7 pagi upacara dimulai. Semua murid segera menutup mulut dan bersikap rapih karena tak mau dihukum berdiri di depan lapangan seperti anak-anak nakal yang melanggar aturan. Sudah ada 2 orang pelanggar aturan yang dihukum di depan lapangan, di depan tiga angkatan sekaligus. Masing-masing mereka dihukum karena beberapa masalah yaitu tidak beratribut lengkap, datang terlambat, mengobrol saat upacara, dan lainnya.

"Aduh cepetan dong, Pak, lama amat ceramahnya," kesal Vano yang berada di samping Abel.

"Panas banget sumpah. Bapak enak ketutupan pohon jadi nggak panas. Lah saya?" Vano mengipas-ngipas wajahnya dengan dasi.

Abel berdecak kesal. "Vano bisa diem nggak? Nanti kalo ketahuan OSIS kita bisa dihukum di depan. Malu tau."

"Panas banget, Bel, ya ampun... eh?! Muka lo pucet banget, Bel, lo gapapa?!" tanya Vano khawatir. Suaranya itu mampu membuat Zion yang berada di depannya menoleh ke arah Abel.

Dari tadi memang Abel sedang menahan pusing, tapi ia yakin kalau bisa menahannya. "Abel gapapa kok, cuma pusing dikit aja."

"Abel ke UKS aja ya? Zion panggil anak PMR," ucap Zion.

"Nggak usah, Zion. Abel masih kuat kok."

"Yaudah Bel. Kalo sekiranya udah nggak tahan bilang kita ya." Abel hanya mengangguk sebagi balasan atas ucapan Vano. Abel pun kembali memusatkan perhatiannya pada pembina upacara yang sedang memberikan pidato. Tiba-tiba pandangan pembina upacara teralih ke salah satu murid yang baru saja datang bersama seorang guru ke deretan murid yang dihukum. Semua pasang mata pun tertuju padanya.

"Bolos Pak," ucap guru yang membawa murid tersebut kepada pembina upacara. Jari telunjuk dan jari tengah guru itu ditempelkan ke depan bibirnya membentuk huruf  'V' bergaya seperti orang merokok.

ARKA-ABELWhere stories live. Discover now