🐣Anak ayam🐣

17.9K 2.1K 176
                                    

Masih di sebuah pulau pribadi, suasana malam ini sangat ramai. Yah ramai oleh 4 orang pemuda yang sesekali merespon seorang lagi. Beberapa kali seorang dari mereka berlima melontarkan pertanyaan yang random, lalu di jawab oleh mereka.

Saat ini mungkin bibir mungil itu tidak mengeluarkan cicitan sejenak, karena sedang tersumpal oleh susu rasa melon. Susu yang baru di pikirkan Andra saat ia sedang di pulau tersebut, susu rasa melon yang ia inginkan pagi hari pada waktu itu dan tidak lama tersaji waktu sehabis makan siang pada hari yang sama.

Bibirnya terus menyedot nipple buatan itu dengan sesekali menatap berita yang di putar di layar datar di depan mereka berlima.

Keempat pemuda itu duduk mengitari bayi panda yang saat ini sedang anteng rebahan. Di layar datar itu sedang menayangkan berita cara pedagang anak ayam agar dagangannya laris di beli pembeli, yang target pemasarannya adalah anak kecil.

"Abang, kenapa anak ayam itu gemoy sekali?"ucap Andra melepas sejenak benda silikon itu dari mulut kecilnya

"Sama sekali tidak gemoy"ucap Bagas datar

"Apa itu gemoy?"Arsen bertanya bingung

"Cik... lucu, makannya jadi orang jangan cuman kencan sama kertas doang"ucap Saka mencibir yang di hadiahi delikan tajam dari Arsen

Melihat hal itu nyali Saka langsung menciut, menyengir dan mengkode tanda damai.

"Kenapa warnanya hanya 3 macam saja?"ucap Andra lagi, susunya telah habis

"Kalau banyak, pedagangnya rugi"ucap Bagas

"Andra mau, tapi yang ranbow"ucap Andra

"No"

"Kenapa... bagus tahu jadi teman"bantahnya kembali

"Temenan kok sama ayam"cibir Saka

"Biarin, dari pada temenan sama setan"ucap Andra

"Kakak..."rengek Andra rewel pada Arkan

"Hmmm?"

"Mau ayam"

"Tidak"ucap Arkan

"Kenapa?"tanya Andra mulai berkaca-kaca karena keinginannya tidak terpenuhi

"Arsen takut dengan ayam"ucap Arkan menyeringai yang di balas tatapan tajam oleh Arsen

Sial, rahasianya di beritahukan. Di depan adiknya yang imut itu lagi.

Seketika suasana hening, Saka melongo lalu tidak lama setelah itu ia tersadar dan berusaha menahan tawanya. Sama halnya dengan Bagas yang sangat sulit untuk menahan tawanya.

"Hahahahahha"tawa keras mengudara dari bayi panda, sungguh menggelikan. Tawanya di sambut juga dengan tawa Saka yang sudah tidak kuat untuk menahan tawa. Bahkan Bagas dan Arkan terlekeh.

Sedangkan yang menjadi bahan tawa mereka, wajahnya telah memerah bahkan sampai ke telinga. Ia sungguh malu, rasanya ia sangat ingin menenggelamkan Arkan ke dalam kolam penuh dengan belut listrik.

"Ah aku merindukan Daddy🥺"ucap bayi panda tiba tiba dengan mata yang berkaca kaca

"Sabar, besok ini akan berakhir"ucap Arsen mengelus kepala si bungsu dengan sayang

"Hiks"satu isakan keluar tanpa bisa di cegah, sungguh bayi panda merindukan si tua Felix itu.

"Tidurlah agar cepat pagi"ucap Arkan yang langsung di turuti oleh Andra dengan naik ke atas pangkuan Arsen.

***

Di lain tempat, di sebuah ruangan dengan pecahan kaca yang sangat banyak. Darah yang sudah tidak terhitung berapa tetes yang berada di lantai tersebut.

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang