🐣+2🐣

34.1K 3.8K 295
                                    

Tidak terasa sudah satu minggu bayi panda kita sekolah, walau awalnya Andra merengek ingin pindah. Namun Andra hanya di beri dua pilihan salah, Tetap sekolah di sana atau homeschooling.

Walau merasa sungguh takut Andra harus berani, demi kebebasan. Eh kecoplosan, salah deng demi Andra bebas gak di kurung seperti bekicot skincare peliharaannya tetangga.

Saat ini Andra sedang duduk diam, setelah tadi guru sudah keluar kelas. Membuat ruang yang mencekam semakin menakutkan saat satu satunya orang yang mungkin sedikit di hormati, ingat hanya sedikit.

Sungguh tubuh mungil itu gemetar karena tatapan semua siswa yang sama sekali tidak beranjak. Sejak satu minggu yang lalu, ada keanehan di salah satu ruangan kelas unggulan tersebut, tidak ada perempuan di sana. Satupun tidak ada, apa hanya perasaan Andra saja atau bagaimana.

Andra mengeluarkan semua bekal yang ia bawa hari ini, tidak lupa boneka boba yang bayi panda selalu bawa ke sekolah. Guru hanya menggeleng maklum dan pasrah, maklum karena yang bayi panda sudah pensiun dari kenakalannya serta pasrah karena anak dari pemilik sekolah yang menjadi tempat mereka mendapatkan pundi pundi dolar.

Bekal Andra setiap hari ada saja, banyak jenisnya membuat semua siswa yang sekelas dengan bayi panda tidak beranjak sedikitpun dari kelas di luar dari pulang sekolah. Mereka hanya baru melihat, ada ya remaja yang seperti Andra. Mereka jadi ingin mengawetkan.

Bayi panda hari ini membawa roti isi, baik manis maupun gurih. Tidak lupa cemilan, buah yang sudah di potong oleh maid. Untuk minum ia membawa jus buah pir, jus semangka, susu dalam botol dot imut, serta air putih.

Ia mulai memakan bekalnya, di mulai dari roti isi coklat lumer yang membuat wajah menggemaskannya belepotan penuh coklat. Bayi panda terlalu sibuk dengan makanannya sehingga tidak memperhatikan sekitar.

"Eeeemmmm enyak"pekik Andra gemas bagai kelinci di beri wortel berwarna biru

Netra itu penuh dengan binar ceria, rasa manis yang lumer di mulut membuat lidahnya termanjakan. Roti tersebut telah habis tidak tersisa, bayi panda meminum jus semangka manis miliknya.

"Ah... emmm makan apa ya"gumamnya tanpa tahu tempat lalu mengambil buah potong di dalam sebuah wadah tertutup rapat

Jari mungil itu berusaha membuka tutup itu, namun tidak bisa. Matanya menatap sekitar, menatap semua siswa yang memang menatapnya sejak tadi.

"Eghhh... ka-kakak?"panggilnya pada seorang siswa yang duduk tepat di depannya, siswa tersebut memang sejak tadi duduk diam di kursi yang ia balikkan. Mata siswa itu menatap tajam dan intens pada wajah bayi panda yang cemong.

Alis tajam milik pemuda itu terangkat sebelah, menandakan bahwa ia mendengar panggilan dari satu satunya bayi di dalam kelas bahkan sekolah ini.

"Buka"ucap Andra menatap binar siswa itu yang membuat beberapa sisiwa bedehem, sehingga kelas itu yang sunyi seketika terasa ramai karena deheman mereka.

Bibir mungil itu tersenyum manis saat siswa itu mengambil kotak berisi buah itu, siswa itu masih menatap wajah imut itu.

"Kakak!! Hidungmu berdarah"pekik Andra saat menatap hidung mancung milik siswa itu mengeluarkan darah. Amdra mengambil tisu yang memang maid masukkan di dalam tasnya, tisu kering dan tisu basah. Karena mereka tahu bagaimana sang tuan muda kecil kalau makan sesuatu yang berbau coklat.

"Ini kenapa kakak? Kakak sakit?"ucap Andra panik mengusap hidung itu sambil mengeluarkan wajah serius dan khawatirnya, bukannya berhenti. Darah dari hidung tersebut keluar semakin banyak.

Karena tidak tahan, panas woy beberapa siswa menghempaskan kursi yang mereka duduki dengan kasar. Lalu berjalan keluar kelas dengan emosi. Tidak hanya itu tidak sedikit yang melonggarkan dasinya, entah mengapa rasanya sangat panas walau AC di kelas tersebut terdapat 6 buah.

Dengan cepat pemuda itu menyerahkan kotak bekal yang sudah ia buka, lalu mengambil alih tisu yang ada di hidungnya. Bahaya bila lama dekat dengan bayi mereka ini. Wangi tubuh dan wajah cemongnya sangat dekat dengannya, wajah imutnya sungguh menggoda untuk di koleksi.

Bayi panda kembali duduk, tidak menghiraukan semua tatapan tajam dan intens tersebut.

Setelah menghabiskan setengah kotak buah itu, bayi panda itu meminum botol dotnya. Sungguh matanya sangat berat rasanya, ingin rasanya pergi ke pulau mimpi.

Karena sangat mengantuk, Andra berjalan menuju toilet. Mencuci muka agar rasa kantuknya hilang, matanya menatap segala arah dengan penuh minat. Tenang Andra tahu dimana toilet berada.

Toilet tidaklah jauh, namun terasa jauh karena tatapan para siswa yang tajam menatap penuh minat pada bayi panda yang wajahnya masih cemong oleh coklat.

Dengan polos Andra tersenyum menggemaskan membuat semua siswa menggeram keras bagai singa kelaparan menatap sekarung daging merah segar. Suara menyeramkan itu membuat jiwa bayi Andra meronta dan keluar tanpa bisa di tahan lagi.

"Hiks takut... Daddy"gumam Andra berkaca kaca, menatap ke depan lurus agar tidak menarap semua pasang mata tersebut. Sungguh mengerikan, dan Andra tidak tahu apa salahnya.

Kaki mungil itu berjalan cepat bagai di kejar hantu, membuat pipinya yang penuh coklat teranyun ayun, hidung dan telinganya memerah karena menahan tangis.

"Andra"panggil seseorang dari arah belakang, terdengar familiar

Dengan kaku dan tidak percaya bayi panda membalikkan badan gempalnya, di sana dua orang yang Andra sering pikirkan berdiri, menatapnya penuh rindu, marah, kecewa, bahkan menahan gemas.

"ANDRA"teriak Saka alay berlari ke arah bayi panda, menangis meraung tanpa air mata

"Huaaaaaaa Abang"tangis Andra pecah berlari ke arah saka, saka menyambut dengan tangan terbuka. Eh tapi kok lewat.

"Abang hiks"tangis Andra memeluk Bagas yang masih terpaku tidak percaya

"Bangsat"umpat Saka, ternyata ia salah

Saka mengira bukan hanya tubuhnya yang berubah melebar, namun juga kebangsatan milik sahabatnya itu akan berubah menjadi kebaikan. Namun ia salah.

"Weh... makin melar aja bro... kaya panda aja lo"ejek Saka berjalan mendekati dua orang sahabatnya yang sedang berpelukan.

Bruk...

"Bacot lo"umpat Andra setelah mendaratkan pukulan pada rahang Saka

"Lumayan... nostalgia... lo kangen dapat jontosan dari gue... jadi gue kasih"ucap Andra polos mengelus kepalan tangannya

Sedangkan sang korban hanya meringis, ia kira tangan mungil itu susah tidak menyakitkan akibat di penuhi oleh timbuna lemak. Ternyata tidak.

"Adek"ucap Bagas menatap Andra penuh rindu, keduanya kembali berpelukan. Membuat Saka mendengus, sabar orang sabar pacarnya banyak.

"Lo hutang penjelasan"ucap Saka yang di angguki oleh Bagas

"Iya gu-"

"Baby pulang"ucap seseorang dari alah belakang

"Daddy"panggil Andra menatap sosok itu, mata sang Daddy berkilat penuh kewaspadaan. Menarap dua orang yang berdiri di dekat sang bungsu

Jangan lupa vote n coment ya guys...

💙3000 dari Andra untuk kalian

Maaf lama ya... soalnya belakangan ini Author sibuk sama sekolah... ada beberapa masalah juga...

Pokoknya yang nunggu Andra maaf ya lama... tetap semangat... buat nunggu Andra up pastinya

Sama puasa juga pastinya ya... pokoknya semangat

AndraWhere stories live. Discover now