🐣Duo Datar🐣(Revisi)

56.6K 4.9K 221
                                    

"Daddy kenapa mereka sangat seram..."gumam Andra mengintip dari sela pelukannya menatap dua orang yang masih tetap menatap intens ke arahnya dengan datar

"Duo datar"bisik Daddy terkekeh kecil

"Selimuti Andra dengan selimut Daddy dingin"ucap Andra bergetar karena kedinginan

Daddy menaikkan selimut hingga menutupi punggung mungil itu, dengan kepala dan tangan putranya yang terinfus yang tersisa.

"HUAAAAAAAAAAA HIKS HIKS DADDY"pecah sudah tangis si bungsu, pelukan eratnya terlepas dengan paksa karena sepasang tangan kekar yang menarik tubuh mungil itu, namun masih memperhatikan infus yang masih tertancap di tangan mungil itu

Daddy yang berada di dekat sang putra bahkan memejamkan matanya sambil meringis ngilu, tangisan sang putra sangat keras tidak sebanding dengan tubuhnya yang mungil.

"Huaaaaaaa Daddy hiks hiks... mau Daddy... Daddy"tangis Andra semakin menjadi jadi

"Ardicston Arsenio Welyson"geram Daddy menatap tajam anak sulungnya itu penuh peringatan 

"Hmmm"gumam Arsen tidak mengindahkan ucapan Daddy sibuk dengan si mungil yang tetap menangis

Mata Andra melihat menatap wajah seram orang yang sedang menggendong koala tubuh mungilnya.

"Huaaaaaaa seram hiks hiks takut"tangis Andra semakin pecah

"Syutttt tenanglah..."ucap Arsen dingin

Aura yang di keluarkan Tuan muda pertama ini bisa di bilang melebihi aura sang Daddy, bahkan bisa di bilang lebih menyeramkan lagi dari sang Daddy yang sudah mirip iblis itu. Aura yang di keluarkan anak kedua Daddylah yang memiliki aura yang setara dengan Daddy, namun masih lumayan ramah.

Andra yang sejak tadi menangis keras, mulai menghentikan tangisnya. Walau demikian si mungil itu masih senggukan kecil.

"Hiks hiks... Daddy pucing hiks huaaaaaaa seram Daddy"tangis Andra pecah kembali

"Kucing mungil diamlah"ucap Arsen menekan kata katanya

"Hiks hiks"

Andra meringkuk ketakutan dalam gendongan koala Arsen, Arsen yang merasakan ketakutan sang adik berusaha menyabarkan diri dengan menekan kepala mungil itu ke dada bidangnya. Memberikan kehangatan dan kenyamanan.

"Syuttt"Arsen mengoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, menepuk nepuk pantat mungil nan bulat itu

Kepala mungil itu menyender di dada bidang Arsen dengan nyaman. Setelah di rasa tenang Arsen meminta lewat gerakan matanya untuk mengambil obat sirup yang sudah di siapkan, obat itu sudah di takar di dalam sebuah pipet.

Dengan cepat Arsen memasukan ujung pipet tersebut ke dalam mulut mungil itu, sontak mata yang masih basah itu mulai menangis lagi.

"Huaaaaaaaaaaa"

"Telan"ucap Arsen menutup mulut Andra

"Hiks hiks"dengan terpaksa Andra menelan obat tersebut, rasanya aneh walau ada manis manisnya. Arsen meminumkan air pada adik manisnya ini.

"Huaaaaaaaaaaa Daddy huuuuaaaaaa"tangis Andra menggapai sang Daddy yang masih terdiam di atas ranjang

Daddy mengambil sang putra bungsunya, menenangkannya agar tidak semakin sakit. Pacifier juga ia masukan ke dalam mulut mungil itu agar cepat terdiam.

"Hiks hiks"

"Huhuhu"

"Hiks hiks"

Daddy mulai duduk kembali ke atas ranjang, namun Andra yang awalnya tenang malah menangis kembali.

"Huaaaaaaaaa... jangan duduk hiks hiks"Daddy menghela nafasnya, bangkit berdiri kembali mengayunkan tubuhnya agar sang bungsu tenang

"Hiks cucu hiks"Andra bila sakit memang akan rewel

"Mau susu"gumam Daddy mengkode pada putra keduanya agar mengambil botol susu yang sudah maid bawa tadi

Daddy duduk di atas ranjang, mengubah posisi andra agar di pangku menyamping. Memasukkan nipple buatan itu di sela bibir cerry itu, yang akan langsung di lahap kuat oleh sang putra.

Bibi mungil itu aktif bergerak brutal menyedot nipple silikon itu, pipinya yang semakin tembam sekarang bergerak gerak menggemaskan. Tangannya menggapai kaki mungilnya, menggenggam serta memainkan kakinya. Sedangkan matanya masih terlihat segar mengerjab-ngerjab polos.

Ardicston Arkanze Welyson lebih tepatnya sang putra kedua berjalan mendekati Daddy dan kelinci mungil itu.

Tangan Arka mengelus lembut pipi yang bergerak gerak itu gemas. Slontak sang empu menoleh ke arah Arka, matanya sontak berkaca kaca.

"Hiks hiks"Andra selain rewel juga akan sensitif

Mata Arka menatap datar sang adik, kenapa lagi adik mungilnya ini.

"Kenapa pengawal Daddy yang jelek ini masih di sini Daddy hiks seram huwaaaaaaaaa"tangis Andra pecah kembali

"Keluar kalian"usir Daddy mengibaskan tangannya

"BIMA"teriak Daddy

"Ya tuan"ucap Bima datar membungkukkan tubuhnya

"Tarik kedua putra seramku itu keluar"perintah Daddy

Dengan paksa Bima menarik tangan Kedua Tuan mudanya itu walau sedikit sulit.

Setelah pergi Daddy menatap sang putra yang sudah turun dari atas pangkuannya, mengambil kembali botol susu tadi. Lalu melanjutkan acara menyusu ria, tidak lupa tangannya memilin jari kakinya sendiri.

"Ganti baju dulu ya"ucap Daddy di balas anggukan oleh sang putra. Daddy bangkit berdiri hendak menagmbil keperluan putranya di walk in closet.

"Hiks hiks... jangan tinggalin Andra hiks"Andra melepaskan botol dotnya, terduduk merentangkan tangannya ke arah Daddy

Daddy menghela nafasnya, berbalik mengambil Andra lalu menggendong koala sang bungsu. Lalu berjalan dan melaksanakan tujuan awalnya. Daddy kembali dengan Andra di gendongan koalanya, tidak lupa perlengkapan Andra.

Andra di baringkan kembali di atas ranjang, memberikan kembali nipple silikon itu agar sang putra kembali anteng tidak menangis lagi. Daddy membersihkan tubuh mungil itu menggunakan tisu basah, tangis Andra kembali pecah karena terkejut. Tubuh mungil itu bergetar karena kedinginan.

Setelah bersih tubuh itu kembali harum setelah di berikan minyak telon dan bedak bayi. Plaster penurun panas juga ikut Daddy ganti sama dengan piyama yang juga ia ganti dengan warna pink. Andra masih diam karena ia mulai mengantuk.

Semua sudah beres, Andra juga sudah tertidur. Daddy menggunakan waktu yang singkat itu untuk melihat lihat berkas serta jadwal yang Bima berikan lewal E-mail.

Jangan lupa Vote n coment

Udah ya... dua part ya

AndraWhere stories live. Discover now