🐣Kaki Andra patah🐣

41.6K 3.9K 317
                                    

"Kakak"

"Hmmm"

"Perempuan di kantor kakak tadi adalah pengemis ya?"tanya Andra membuat Arkan yang sedang duduk dj sampingnya mengerutkan dahinya bingung

"Kenapa berpikir seperti itu baby?"

"Bajunya kurang bahan walau sepertinya mahal... hanya pengemis yang punya baju robek seperti itu"ucap Andra polos

"Ah"Arkan mengerti sekarang, terkekeh geli

"Ah tidak hanya itu bajunya juga kekecilan... bajunya hanya sampai paha atas... dan juga sepertinya sempit"komentar Andra lagi

Andra sekarang berada di dalam mobil, bersama Arkan tentunya masa sendiri. Ia menatap ke luar jendela dengan mata penuh binar polos, tidak lupa dengan bibir yang tersumpal nipple silikon yang mengalirkan sumber kehidupannya, susu.

Kepalanya ia sandarkan di dada bidang sang kakak, rambutnya sudah mulai memanjang di ikat bagai air mancur. Sesekali rambut itu terkena rahang tegas Arkan.

Sungguh imut bayi panda itu, membuat supir yang membawa mereka sesekali menatap gemas. Tanpa di ketahui oleh majikannya tentunya, kalau ketahuan tamat riwayatnya.

Tangan Arkan memeluk tubuh mungil itu posesif, sesekali menjawil rambut milik pemuda mungil itu dengan gemas. Wajah datar itu sesekali mengkerut, meringis ngilu.

Bagaimana tidak ngilu, sejak siang hingga sore tadi lintah mungil itu enggan melepaskan emutannya pada nipplenya. Ada beberapa kali si bayi panda tertidur, saat hendak sang empu melepaskan bibir mungil itu dari nipplenya, malah tangisan kencang atau kembalinya si bayi menyedot nipplenya dengan kencang.

Arkan hanya bisa menghela nafas, bila sang sekretaris masuk, Arkan akan menahan malu di tatap bawahannya itu geli.

Sekretarisnya itu mengenal sang adik bungsu, namun baru tahu sekarang bahwa pemuda mungil itu suka nenen.

Rasanya sekarang nipplenya itu hendak putus, sempat Arkan melihat nipplenya itu memerah lecet karena terlalu lama di sedot. Tidak hanya sebelah, sebelah juga ikut lecet.

"Nanti nenen satunya cemburu bila tidak di sedot"jawab sang adik bila di tanya kenapa dua duanya

Sudah nyeri, dan sekarang tanpa dosa sang adik malah menjadikan dadanya menjadi bantal, nipplenya terjepit. Rasanya Arkan ingin menangis, meraung.

Di lampu merah Andra menatap penuh binar sebuah geng motor keren. Membuat jiwa balap liarnya meronta ronta di balik tubuhnya yang mungil itu.

Arkan yang melihat hal yang mencurigakan menekan tombol, seketikan kaca itu tidak bisa melihat ke luar, sekat di antara penumpang juga terpasang.

Andra sontak menatap penuh tanya pada sang kakak, Arkan hanya menatap lurus ke depan dengan dingin.

Tidak lama mobil yang di tumpangi mereka sampai di mansion. Keduanya masuk di sambut tatapan dingin oleh Daddy dan Arsen, tepatnya mereka menatap penuh permusuhan ke arah Arkan yang tersenyum mengejek.

"DADDY"pekik Andra berlari merentangkan tangannya, membuat rambutnya bergoyang naik turun lucu karena di ikat

Namun belum sampai kakinya tersandung oleh kaki sendiri, membuat Andra terjatuh. Ketiga titan itu panik, segera mendekat, maid terdekat ketar ketir.

Sedangkan bayi panda itu masih dalam posisi awal, menunduk tanpa berani bangun. Matanya sudah berkaca kaca, bibirnya mengerucut.

"HUAAAAAA DADDY SA-SAKIT HUWAAAAAAA"tangis kencang menggelegar di seluruh ruang tamu mansion

"HIKS HIKS SAKIT"tangis Andra ketika di angkat oleh Daddy ke gendongannya

Dahi itu memerah karena terantuk lantai marmer dingin itu, belum lagi mata yang penuh air mata. Bibir yang mengerucut, seluruh wajahnya memmerah karena menangis keras.

"Huaaaaaaaaa"

"Syutttt baby syuttttt"tubuh Daddy mengayun ke kiri ke kanan, seperti menenangkan balita yang menangis

"Huaaaaaaa ka-kaki Andla hiks patah hiks hiks"ucapnya menunjuk lututnya yang memar membuat Arkan dan Arsen terkekeh

"Hubungi dokter"ucap Daddy singkat membuat tangis Andra sontak mereda, ketiganya menatap aneh perubahan itu.

Mata memerah penuh air mata itu melotot saat mendengar dokter.

"Lepas"rengek Andra ingin turun yang tidak di turuti oleh Daddy

"Daddy jangan dong panggil paman dokter"ucap Andra mengerjapkan matanya, jarinya memilin jas sang Daddy

"Tidak"ucap Daddy sungguh sang anak sangat pandai merayu dengan wajah menggemaskannya itu, namun kaki serta dahi yang memar itu sungguh mengawatirkan di lihat dari tangis sang anak yang sangat kencang

Tidak lama Dokter Fajar membuat Andra melotot garang, membuat Dokter muda itu bingung.

"HUAAAAAAA... PERGI... PERGI... DOKTER SIALAN"teriak Andra memaki dokter Fajar yang membuat sang empu nama harus memperkuat mental

"Awssss"ringis Andra karena sentilan penuh cinta dari sang abang

"Ayo anak manis... mari kita lihat lututmu"ucap dokter Fajar lembut namun di balas pelototan lucu dari bayi panda

"Apa lo... anak manis anak manis... lo kira gue rambut nenek"ucap Andra dalam bahasa Indonesia

"Rambut nenek? Uban"ucap ketiga titan itu tidak mengerti

Rambut nenek yang mereka tahu adalah uban, rambut putih yang terasa gatal bila tidak di cabut itu.

"Permen"ucap Andra singkat karena dia sedang menatap penuh waspada pada seorang yang sedang melihat lihat lututnya, menyentuh, hingga mengetuknya pelan.

"Sakit bege"umpat Andra sekali lagi

Ketiga titan itu tidak memperhatikan karena mereka sedang berusaha berfikir, bentuk, rupa rambut nenek tadi.

Bayi panda masih berada di gendongan Daddy, membuatnya tidak bisa lari dari Dokter gadungan itu.

"Tuan muda tidak papa... tidak ada masalah berat... ini saya beri salep... agar di oleskan di luka memarnya... agar meredakan memar dan nyeri"jelas Dokter Fajar yang di balas anggukan oleh Daddy

Sepergian Dokter sialan itu, Andra akhirnya di turunkan. Bayi panda itu sontak merengek minta makan, membuat beberapa maid sontak berlari ke dapur. Meminta chef untuk membuat makanan untuk sang Tuan muda kecil mereka.

Menu makanan bayi panda hari ini adalah sup krim dengan asparagus, kentang dan jagung serta kacang polong di dalamnya, di lengkapi dengan daging dan wortel yang di grill dengan saus barberque homemade.

Bayi panda makan dengan lahap, membuat pipinya belepotan semakin menggembung karena banyaknya makanan di dalam mulutnya.

Daddy yang menemani sang anak tersenyum gemas, kedua anaknya yang lain sudah naik ke atas duluan. Mandi dan beristrirahat, sebab sang bungsu ingin hanya sang Daddy yang menemani dia makan.

Pipi itu bergoyang goyang karena penuh lemak, setelah habis Andra menutupnya dengan puding coklat dan jus jeruk.

Entah mengapa sekarang matanya sudah tidak kuat terbuka, perut kenyang maka tidur adalah kegiatan yang paling menyenangkan setelah makan.

Bayi panda dengan perut karet itu merengek kembali meminta susu di gendongan sang Daddy. Daddy hanya menggeleng gemas menatap si bungsu yang semakin hari semakin bulat. Bagaimana tidak bulat kerjaannya hanya makan, tidur, ngedot, nenen, dan merusuh.

Jangan lupa vote n coment ya💙

Salam siang yang panas dari kalteng guys... kalian di mana?

Btw... Andra lebay gak sih... cerita ini lebay gak sih?

AndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang