🐣anak pungut🐣

42.6K 4.3K 152
                                    

"Andra"ucap Daddy dingin menatap tajam paman James yang sekarang ini telah mengeluarkan cairan berlebih lewat pori porinya

"Tu-tuan muda"ucap James takut takut

"Diamlah paman"ucap Andra sembari semakin mengeratkan pelukannya, ia menyandarkan pipi bakpaunya di dada paman James yang berlapis jas hitam

"Abraham Andra Gilberd Welyson"ucap Daddy memanggil nama Andra dengan lengkap

Andra sebenarnya tidak berani sekali, namun ya sudahlah. Sudah terlanjur, Andra menelan salivanya pelan. Alarm bahaya berbunyi kencang di kepala mungil itu.

Andra sangat kesal, ia di tinggal sendiri di mansion megah ini. Boro boro di biarkan berkeliaran di luar mansion, di dalam mansion aja gak boleh.

Siapa yang tidak marah, emang dia kosplay jadi Rapunzel lalu Daddy yang jadi nenek sihirnya.

Bayi panda itu tadi hendak turun lewat balkon tinggi itu, namun rambunya kan gak panjang kaya Rapunzel.

"Hufh... sini sama Daddy Baby"ucap Daddy lembut

"Gak mau... udah di bilang dari tadi juga... masih ngeyel... dasar pak tua bau kemenyan"ucap Andra menggunakan bahasa Indonya

Walau James tidak tahu apa yang Tuan mudanya katakan, namun ia berfirasat bahwa Tuan mudanya itu sedang melawan Tuan besarnya.

Bahkan sekarang ia melihat wajah Tuan besarnya yang siap meledak, sungguh Tuan mudanya ini ingin hukuman.

"ANDRA"bentak Daddy kelepasan, bahkan belum semenitpun setelah itu Daddy langsung tertegun menyesal

"Hiks"

Deg...

"Pria Tua Jahat hiks hiks"ucap Bayi panda yang semakin bersembunyi di dalam pelukan paman James

"Hiks hiks"

"Ba-baby"ucap Daddy gagap khawatir, bahkan ekpresinya yang lepas itu membuat Paman James tertegun

"Paman James... ayo naik ke atas... Andra ingin tidur"ucap Andra tiba tiba dengan datar mengagetkan dua orang pria matang itu

"A-andra"

"Diam... Ayo Paman"ucap Andra menjauhkan wajahnya, membuat wajah penuh air mata itu terlihat. Yang membuat rasa bersalah Daddy semakin besar saja.

Paman James yang sedang menggendong Andra kini terlihat linglung, Antara menuruti dan tidak.

Ternyata sekarang bukan hanya mereka bertiga yang berada di ruangan tersebut, karena suara Daddy yang keras tadi membuat hampir seluruh maid dan penjaga menguping ataupun mengintip. Termasuk Bima yang menjadi bagian dari personil itu.

"Ayo"ucap Andra menatap Paman James sarat akan permohonan

Paman James mulai berjalan, menuruti permintaan sang Tuan kecil itu.

"Berhenti James"ucap Daddy dingin, percayalah ia sangat frustasi saat ini

Kaki jenjang paman James seketika terhenti, punggunya rasanya sangat panas saat ini.

"Paman James Aku mohon"ucap Andra mengeluarkan puppy eyesnya

"James... Saya yang menggajihmu"ucap Daddy berusaha menahan sang bungsu agar tidak pergi dengan rasa kecewa setelah ia bentak tadi

Bukannya apa otak jeniusnya sudah memperhitungkan apa yang anak kesayangannya itu pikirkan setelah nanti berdiam diri di kamar nantinya. Jadi Daddy berusaha sekuat tenaga menahan si Baby agar berbicara dengan kepala dingin terlebih dahulu.

Daddy juga ingin meminta maaf, dia tidak ingin si bayi pandanya itu mendiamkan dirinya. Dan memikirkan hal yang tidak tidak.

"Oh iya Andra lupa"ucap Andra tertawa nyaring, tawa yang bukan tawa bahagia namun tawa kecewa

Andra turun dari gendongan Paman James, menatap sinis kedua pria itu.

"Andra lupa untuk sadar diri"ucap Andra

"Tenang saja... saya masih memiliki kaki untuk berjalan... saya juga masih punya rumah untuk pulang"ucap Andra

"Andra"ucap Daddy lemah berjalan mendekati si Baby namun gelengan dan langkah mundur yang Andra lakukan

"Namun sebelum itu... Saya minta waktu... mungkin sampai besok... Tenang... saya tidak tidur di kamar mewah itu... dimana kamar maid berada"ucap Andra

"Baby jangan keterlaluan"ucap Daddy dingin dan tajam namun tidak membuat Andra gentar

"APA HAH??... POSISI SAYA DI SINI BAHKAN LEBIH RENDAH DARI MAID"teriak Andra terengah rengah, rasanya sesak

"ABRAHAM ANDRA GILBERD WELYSON"teriak Daddy kelepasan kembali

"Daddy... ada apa ini"ucap Arsen yang pulang dengan jas rapi masih melekat di tubuh atletisnya

Arka juga berdiri di belakang sang kakak, dengan pakaian rapi serupa.

Mereka berlari cepat menuju ruang keluarga setelah mendengar teriakan sang adik dan sang Daddy.

"Saya hanyalah anak pungut"ucap Andra terengah engah memegangi dadanya yang terasa sakit dan sesak, asmanya kambuh

Rasa sesak itu memang terasa sejak tadi, ingatlah imun miliknya memang lemah. Tubuhnya belum beradaptasi dengan lingkungan penuh salju ini, dan jangan lupa penyakit Asma bawaannya.

"Baby"pekik Daddy berlari ke arah tubuh mungil yang sudah limbung itu

Wajah mungil itu pucat pasi dengan bibir yang telah membiru kekurangan udara, bibir itu juga tidak henti terbuka mencari udara yang terasa ingin habis.

Tubuhnya beringsatan, membuat Daddy dan Arsen serta Arka kalang kabut.

"ARSEN SIAPKAN MOBIL"teriak Daddy frustasi

Daddy berlari keluar mansion dengan tubuh mungil yang terkulai lemah berada di gendongannya.

"Baby bertahanlah... maafkan Daddy hiks hiks"tangis Daddy pecah sangking khawatirnya

Mobil Arsen jalankan dengan kecepatan tinggi, tidak menghiraukan umpatan dan sumpah serapah para pejalan kaki maupun mengendara yang lain.

Tidak sampai 15 menit mereka telah sampai di hospital, jarak antara kedua banguan itu tidaklah dekat. Biasanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mencapainya.

"DOKTER"teriak Daddy panik

Dokter berhamburan menuju pria yang terlihat kacau itu, mereka tahu dan hafal siapa pria itu, pengusaha terkaya, terkejam, terdingin, dan tidak lupa pemilik rumah sakit yang menjadi tempat mereka bekerja dan mencari rezeki.

"CEPAT SIALAN"umpat Daddy membuat para dokter berlarian panik

Dengan cepat para tenaga medis berhamburan mendekati pemuda mungil yang membuat mereka penasaran sekaligus gemas.

Bahkan para pasien yang mereka tangani tadi mereka tinggalkan, melihat betapa khawatirnya wajah pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja membuat mereka ketar ketir takut terjadi kesalahan.

Pintu hendak di tutup namun Daddy dan kedua anaknya lebih dulu masuk, tanpa penolakan dari pihak pekerja. Karena mereka takut dengan wajah horor dan mengingat posisi ketiganya.

Wajah mungil itu sudah mereka pasangkan masker oksigen, membuat nafas bayi panda itu perlahan normal kembali. Matanya tertutup tenang, tidak ada emosi yang terlihat di sana hanya kedamaian.

Arka mengalihkan tatapannya karena melihat salah satu tenaga medis itu ingin menusukkan jarum infus di tangan mungil itu.

Andra sakit😪😪😪

Jangan lupa Vote n coment

AndraWhere stories live. Discover now