🐣Salju putih🐣

36.6K 4K 302
                                    

Sepeti kemarin bayi panda di tinggal sendiri di mansion besar dan mewah itu. Tidak seperti kemarin, bayi panda tidak rewel.

Arsen pergi dengan senyum lebar, pagi pagi di beri asupan lucu dan manis dari sang bungsu berupa kecupan dan sikap manjanya.

Sama halnya dengar Arsen, Arkan jugq mendapatkan kecupan. Hanya satu hal yang Arkan belum dapatkan, nenen.

Duo datar pergi dengan semangat yang menggelora, beda dengan sang kepala rumah tangga. Karena kejadian kemaren, bayi panda gagal sembunyi sampai nangis kejer.

Si bungsu masih dendam dengan sang Raja Amazon itu, walau di sogok dengan es krim sekalipun si bayi panda tetap kekeh cuek bebek. Membuat Raja Amazon pergi bekerja dengan perasaan uring uringan.

Semua pekerja yang memiliki kekurangan sedikit di marahi, di bentak, bahkan di pecat.

Balik ke posisi sekarang, bayi panda duduk anteng dengan botol dot di tangan. Bersantai ria di ruang keluarga atas, menikmati hidup dengan menonton tv yang menayangkan hewan totol dengan ekor panjangnya, yang suka sekali makan ikan piranha.

Bibir mungil itu bergerak menyedot nipple silikon itu dengan kuat, dengan posisi berbaring membuat ia leluasa memegang jari jempol kakinya. Membuat Paman James yang berdiri tidak jauh dari si bayi panda hendak pergi mencari karung, membawa ke runah dan mengurung bayi panda untuk diri sendiri pasti seru.

Namun paman James juga harus memikirkan nyawanya juga, bukannya menyenangkan malah kepalanya yang hilang.

Sudah karena masalah kemarin yang ia terlambat memberi tahu sang Tuan besar, ia harus menerima tonjokan sekali membuat sudut bibirnya membiru. Kasihan sekali kakek tua itu.

Sebenarnya bukan sepenuh kesalahannya, kesalahan Tuan besar juga yang memotong ucapannya. Namun babu selalu salah.

Pipi gembul tumpah itu bergerak gerak naik turun karena sedotan kuat bayi panda. Sesekali sang empu melepas nipple buatan itu, lalu mengunyah ciki buatan maid yang ada di depan mata.

Tidak lama si bayi meletakkan botol susu yang telah kosong di meja, lalu tangan mungil itu mengambil pacifier untuk di kenyot.

Jangan heran, pipinya memang gembul macam bakpau namun tubuhnya masih saja tidak tumbuh tumbuh malah semakin bulat saja. Herman deh.

Bunyi TV yang di matikan membuat lamunan paman James yang berfantasi ria buyar. Bayi panda telah pergi turun menggunakan tangga, membuat paman James panik.

"TUAN KECIL"pekik Paman James saat si bayi panda melangkah turun satu tangga

Andra yang di panggil mengerjabkan matanya bingung, ada apa dengan kakek tua itu.

"Jangan turun lewat tangga"ucap paman James, bisa di tonjok lagi dia kalau membiarkan anak majikannya itu turun melewati tangga.

"Apa sih"delik Andra melepas pacifiernya sebentar lalu kembali mengeyotnya setelah selesai berbicara.

"Tuan besar akan marah bila Anda turun melewati tangga tuan"peringat Paman James, bukan hanya Andra yang di hukum nantinya. Dia pun juga, dan dengan hukuman yang berbeda pula.

"Daddy aja gak ada"delik Andra kesal membuat paman James menghela nafasnya

"Anda mungkin sedang di awasi saat ini tuan"ucap paman James datar menunjuk tepat di kamera CCTV terdekat.

"Wleee"ejek Andra pada kamera CCTV menjulurkan lidahnya

"Ayo paman... jangan ribet deh"ucap Andra kembali turun dua anak tangga namun berhenti saat mendengar suara lirih milik pria tua itu

"Namun saya akan di hukum Tuan oleh Tuan besar"Andra juga punya sisi manusia ya, dia tau bagaimana kejamnya para titan itu

Dengan berat hati ia berjalan kembali dan memasuki lift dengan hati dongkol. Di ikuti oleh paman James pastinya.

Di lain tempat...

"Bima..."

"Ya Tuan"

"Hancurkan tangga di mansion... saya mau tidak ada tangga lagi di mansion itu"ucap seseorang

"Baik Tuan"

"Ah... tidak usah... hmmm buat mansion baru saja... buat lebih jauh masuk ke dalam hutan... agar bungsuku itu tidak mudah kabur"

"Baik Tuan"

"Tanpa tangga... mewah, megah, fasilitas yang paling lengkap, dengan keamanan tingkat tinggi... pagar tinggi dengan listrik di atasnya jangan lupa... 6 bulan harus selesai... cari arsitek terkenal untuk merancangnya"

"Ada lagi Tuan"

"Dan ya untuk sementara, tutup akses tangga di mansion yang sekarang"

"Baik Tuan... saya permisi"

"Hmmm"

Mata tajam itu tidak lepas dari paras sang anak yang sangat menggemaskan bila sedang marah. Ia menutup sambungan CCTV lalu kembali bekerja.

Di mansion, bayi panda sedang berada di ruang santai yang menghubungkan langsung dengan pintu belakang yang terbuat dari kaca anti peluru.

Di luar sana nampak hanya berwarna putih, karena musim dingin yang belum juga berhenti.

Pipi bakpaunya itu tempelkan pada kaca, menatap ke luar dengan tatapan tertarik. Bayangkan pipi itu pasti kepencet dan bibir mungil cerry itu mengerucut.

Seperti dapat ide cemerlang si bayi terlihat gembira, di tengoknya kiri dan kanan. Paman James pergi sebentar, dan bayi panda tidak ada pengawasan sama sekali.

Kaki mungil berbalut kaos kaki berwarna biru bergambar mini mouse, berjalan keluar ruangan setelah pintu kaca di geser agar terbuka.

Belum semenit bayi panda telah menggigil kedinginan, ia masuk kembali. Pergi ke lantai atas, tepatnya kamar. Mengambil jaket musim dinginnya serta sepatunya, lalu kembali ke tempat penuh salju tadi.

Dengan riang Andra berlari riang, namun terjatuh karena salju yang tebal.

"Yey bebas hihihi"ucapnya sambil memperhatikan sekitar dengan wajah ceria

Tangan mungil itu merogoh sesuatu dalam saku jaketnya, lalu memasukan benda itu ke dalam mulutnya.

Tangan mungil itu membentuk salju putih itu menjadi sebuah boneka, lalu memberi nama nano. Ia hias menggunakan batu kerikil yang ada di sana, dan sebuah wortel yang ia curi dari dapur kotor tadi.

"Baby"ucap seseorang di belakang tubuh mungil itu membuat sang empu menegang seketika

Dengan menutup mata serta tubuh yang gemetaran Andra berbalik badan. Dan nampak seorang yang biasanya bersikap santai, malah sekarang sangat menakutkan.

"Abang"panggil Andra ketakutan

"Anak nakal"ucapnya dingin, sungguh ia murka terhadap semua pekerja di mansion dan juga sang pelaku

"Hiks hacusssss huaaaaaaa pucing hiks hiks"keluh bayi panda merasa sakit kepala yang tiba tiba, belum lagi dadanya mulai sesak

Hidung serta pipi bulat itu memerah karena kedinginan, dan sepertinya bayi itu akan segera sakit sebentar lagi.

"Huaaaaaaa"tangis Andra saat di angkat Arkan ke gendongan koalanya, membawa bayi yang sedang sakit itu ke dalam

"Hiks hiks"

"Huh huh"sesak di dadanya semakin bertambah membuat Arkan sadar akan keadaan si bayi panda

"THOMAS... SIAPKAN MOBIL..."teriak Arkan gelabakan, asma sang adik kambuh karena ulahnya sendiri

"Hiks huh... sakit hiks hu hu hu... huaaaaaaa"tangis Andra sebelum jatuh terkulai di gendongan sang abang membuat Arkan semakin kesetanan

Heran... nakal sih... sakit kan...

Jangan lupa vote n komen ya...

Bagi yg mau masuk gc bisa chat author lewat pesan wp... atau DM di ig author...

Bye guy... 🖤3000 for you all💃

AndraWhere stories live. Discover now