🐣Gemas🐣(Revisi)

67.2K 5.5K 525
                                    

Daddy Felix bangun lebih dulu, menatap putranya gemas. Banyak yang di miliki oleh Andra yang tidak di miliki oleh kedua putranya, selain imut Daddy juga baru tahu kebiasaan putra bungsunya itu.

Daddy terkesiap dan sedikit meringis saat merasakan sedotan kencang yang di terimanya saat ia bergerak sedikit, rasanya nyeri dan geli. Sedotan itu akan berhenti berselang beberapa saat setelah itu, namun akan kembali kencang saat Daddy bergerak.

"Baby hey"panggil Daddy sambil mengguncang tubuh mungil namun bulat itu

"Hmmmm..."gumam Andra tidak jelas sambil menyedot nipple Daddy

"Aahh.. baby... sayang pelan pelan stttt"rintih Daddy gemas sekaligus ngilu

"Bangun baby... kamu belum makan"ucap Daddy saat melihat jam yang sudah menunjukan hampir jam 12 siang

"Hmmm... enghhh"gumam Andra berbalik hingga memunggungi Daddy lalu kembali tidur lagi, tidak lupa pula mengemut jempolnya

"Astaga baby"gumam Daddy gemas

Buru buru Daddy bangkit duduk, lalu mengancing kemejanya. Berjalan ke segala arah di dalam kamar tersebut, mencari pacifier dan botol dot yang putra imutnya lempar tadi.

Daddy memasukkannya ke dalam sebuah wadah di nakas, yang nantinya akan ada maid khusus yang akan mengambilnya. Daddy mengambil pacifier baru yang sudah di sediakan, Daddy membeli banyak.

Andra sedikit terganggu saat Daddy menarik jari yang Andra kulum, menggantinya dengan Pacifier baru. Tak tahan dengan kegemasan sang anak Daddy mencium gemas pipi bakpau tersebut. Daddy lalu pergi ke kamar mandi, untuk mandi.

Ternyata saat Daddy keluar dari sanapun Andra masih tidur dengan nyaman. Namun posisi yang berubah, terlentang dengan selimut yang menggulung dari dada ke bawah. Kedua tangannya sama sama berada di kedua sisi kepala, pacifier yang bergerak gerak lucu.

"Bangun sayang"ucap Daddy yang di anggap angin lalu oleh anak kesayangannya itu

Daddy mengambil smartphone keluaran terbarunya, mengambil gambar momen ini sebanyak banyaknya. Setelah itu barulah daddy mengangkat tubuh mungil itu ke dalam gendongan koalanya.

Tangan mungil itu tanpa sadar melingkarkan tangannya di punggung sang Daddy, namun tidak keseluruhan.

Karena sangking gemasnya dengan si bungsu, Daddy tanpa sadar menggigit gemas pipi moci itu.

Dengan senyum yang merekah Daddy berjalan menuju kamar mandi, memandikan sang putra sepertinya seru dan pengalaman pertama baginya.

Sambil menyiapkan air hangat, Daddy melepas baju Andra dengan perlahan. Mata mungil itu bahkan tidak terbuka sedikitpun.

Setelah hanya tersisa boxer serta pacifier yang menyumpal mulut mungil itu, Daddy pun menurunkan tubuh mungil itu ke dalam bathtub.

"Huwaaaa hiks hiks"sontak tangis pemuda mungil itu mengudara keras di dalam kamar mandi tersebut

Pacifier yang menyumpal bibir mungil itu pun terjatuh ke dalam air penuh busa tersebut. Mata pemuda itu tetap tertutup namun dengan bibir yang melengkung.

"Buka matanya sayang"ucap Daddy terkekeh geli menatap putranya itu

"Hiks hiks di-dingin hiks huwuu"ucap Andra tersendat sendat

"Pake air hangat loh sayang"ucap Daddy

Daddy dengan telaten membasuh tubuh tersebut, setelah itu mengambil handuk baru dari sebuah lemari di dalam kamar mandi itu.

"Dingin"rengek Andra kemudian menangis keras

"Syuttt"Daddy lalu bangkit sambil mengangkat Andra ke dalam gendongan koalanya

"Sialan"gumam Andra masih di dengar oleh Daddy, Langsung pula tangan besar tersebut memukul pantat mungil itu dengan agak keras.

"Huwaaaaaaa"tangis keras pun mengudara kembali setelah berkurang sejenak tadi.

Mata Andra memang masih tertutup dengan air matanya yang keluar deras, pipi moci yang memerah. Hidung yang merah lucu, bibir yang melengkung ke bawah lucu.

Dengan berjalan keluar dari kamar mandi Daddy menggoyangkan tubuhnya menenangkan putra bungsunya itu. Masih senggukan Andra Daddy baringkan di atas ranjang. Daddy lalu menghubungi kepala pelayan lewa sebuah telepon mansion untuk membuatkan susu untuk putra mungilnya yang menangis sambil tertidur.

Daddy lalu mengambil piyama serta pakaian dalam untuk putranya itu, Daddy tidak rela tubuh mulus itu terlihat oleh orang lain.

Sebelum memakaikan pakaian Daddy membalurkan tubuh mungil itu dengan minyak telon, body locion baby, dan terakhir bedak bayi.

Tangis pemuda itu perlahan mereda dengan mata merah yang mulai terbuka. Daddy tersenyum gemas menatap putranya itu, mengecup pipi moci nan manis itu karena tidak tahan.

Andra yang menerima perlakuan itu hanya mendelik tajam nan sinis. Namun di mata Daddy hal itu sangatlah menggemaskan. Kepala pelayan mengetuk pintu, mengantarkan botol dot. Setelah Daddy mengambil benda cair putih itu, Daddy segera memberikan benda tersebut untuk putranya itu.

Tanpa drama, tanpa penolakan Andra mengambil benda itu. Jujur itu sangat haus dan lapar. Sambil menyedot kuat nipple buatan itu bayi mungil itu memegang jempol kakinya. Memilinnya, mencubit. Semua itu tak luput dari pengelihatan Daddy yang sejak tadi menatap intens anaknya itu.

"Anak Daddy gemas banget sih"ucap Daddy mengecup pipi Andra dengan gemas, yang di balas tatapan polos oleh Andra

Seperti tersadar oleh waktu yang sudah menunjukan waktu makan siang, Daddy menggendong koala pemuda mungil itu. Jangan lupa masih dengan botol dot di dalam mulut tersebut.

Sepanjang jalan dari lift ke ruang makan, setiap bertemu maid dan pengawal pasti akan menatap gemas pada pemuda itu.

"Kalau bukan anak bos... udah aku karungin"batin semua maid dan pengawal

Mereka menggigit bibir mereka karena hampir tidak tahan. Melihat tatap sayu dan polos putra bungsu bos mereka itu. Setelah Daddy mendudukkan diri dengan Andra di atas pangkuannya, Daddy lalu menarik botol dot dari bibir mungil itu.

"Huuuuu... jangan hiks hiks"tangis pemuda mungil itu mengudara saat botol yang masih tersisa setengah itu di ambil

Entahlah Andra juga tidak mengerti kenapa dia sangat manja sekarang, tepatnya sifatnya dulu kini keluar kembali. Mulut mungil itu membuka lebar karena tangis yang keras, karena tidak mengerti apa yang bisa menenangkan putra mungil itu Daddy menyumpal bibir mungil itu dengan bubur milik anak bungsunya itu.

"Bubur?"tanya Andra tidak jelas karena mulutnya yang penuh

"Iya"ucap Daddy gemas

"Nda mau"ucap Andra bersiap memuntahkan makanan lembek, makanan yang paling di hindari oleh Andra

"Kunyah"ucap Daddy

"No"

"Kunyah"ucap Daddy menutup bibir cerry itu dengan tangannya

Terpaksa Andra mengunyah benda lembek itu, matanya membulat berbinar.

"Enyak"ucap Andra menggemaskan

"Enak kan..."ucap Daddy menyuapkan bubur itu dengan telaten

Jangan lupa vote n comment...

Follow my akun...

Author juga punya 4 cerita yang lainnya... dua di antaranya adalah possessive brother... lalu selanjutnya adalah cerita roman

AndraWhere stories live. Discover now