🐣Apel🐣

30.3K 3.7K 387
                                    

"Aaaaaaaa bosan"rengek Andra menendang udara, dia sendirian di ruang santai mansion.

Tidak sendiri seperti yang kalian duga, mansion ini bahkan sangat banyak orang. Para pekerja yang sibuk, dan pengawal yang diam bagai patung di sudut ruangan. Walau di ajak bicara beratus kali mereka hanya menjawab 'Tuan muda kecil sebaiknya duduk diam bersantai saja' dengan raut datar.

Jadi ya Andra dengan pasrah hanya diam berbaring di sofa empuk seharga miliaran itu.

Dimana Daddy? Si tua bangka bau tanah itu sedang melakukan perjalanan bisnis ke italia. Lalu dimana kedua abangnya yang posesif itu.

Keduanya juga ada pekerjaan mendesak di kantor.

"Bosan... gabut"rengek Andra sambil mengambil buah blueberry segar yang sudah di sediakan oleh maid.

"Kalau di indo... kalau gabut nyari pacar lewat FB... 2 hari pacaran putusin xixi"kekeh Andra mengenang masa saat ia masih bebas

"Lah di sini... boro boro main FB... di kasih hp aja gak ada"geram Bayi panda

Lama terdiam, badan penuh lemak itu sontak meloncat dan berdiri tegak saat mendapatkan ide. Kelakuannya itu sontak membuat pengawal yang menjaga mengerutkan kening, ada apa lagi rencana sang putra bungsu tuan besarnya ini.

"Paman!!!"panggil Andra melambaikan tangannya pada salah satu pengawal yang ada di ruangan tersebut. Dengan cepat pengawal itu mendekat, dengan wajah datar tentunya.

"Paman... panggil beberapa pengawal, kita akan bermain di taman belakang... cepat"perintah bayi panda, tidak lupa puppy eyes agar si pengawal luluh.

"Baik Tuan muda kecil"ucap pengawal itu lalu berjalan keluar ruang santai.

Tidak lama Andra juga mengikuti, pergi ke taman belakang mansion yang penuh dengan bunga, tanaman buah serta danau dan air mancur buatan.

Bertepatan dengan sampainya bayi panda, rombongan pengawal juga datang. Tidak banyak hanya 6 orang beserta pengawal yang bayi panda itu suruh tadi.

"Baik... karena sudah berkumpul... mari kita main"pekiknya girang berputar putar

Keenam pengawal itu hanya diam, menatap datar si bungsu tuan besar mereka itu, tidak ada raut bingung ataupun bahagia.

"Mari kita main petak umpet... kalian jaga... aku akan bersembunyi"ucap Andra dengan senyum manisnya

Keenam pengawal mengangguk setuju, tidak sulit mencari bocah itu. Apalagi jumlah yang mencari sangatlah cukup, yaitu enam orang.

"Mari mulai"ucap Andra

Keenam pengawal itu mulai menutup mata dan berhitung sampai 20. Andra dengan senyum manis berlari dengan cepat, tujuannya adalah sebuah pohon yang sejak tadi malam bahkan kemarin sore sudah merebut perhatiannya.

Pohon yang menggoda, mungkin akan menjadi pohon favorit Andra.

Walau dengan tubuh bulat, Andra dengan cepat memanjat pohon tersebut. Berhenti saat sudah mendapatkan dahan besar tempat ia duduk santai.

Tidak jauh dari sana, tepatnya di tempat ke enam pengawal tersebut. Mereka sudah mulai berpencar. Ada yang mencari di semak semak, ada yang mencari di balik pohon, ada juga yang mencari ke arah kebun berry mansion. Tidak lupa satu pengawal mencari di kebun bunga. Ada yang mencari di sekitar air mancur, namun satu orang pengawal yang membuat Andra mengerutkan keningnya.

"Tu orang ngapain cari di balik kerikil..."ucapnya lalu kembali memfokuskan melihat lihat buah berwarna merah itu.

Bagi yang menebak buah apel kalian benar, sejak kemarin sore Andra sudah meneteskan air liurnya. Warna buah apel merah yang menggoda, dan kata maid saat ia menguping kemarin rasa apel pohon yang sedang ia panjat ini sangatlah manis.

Andra mengambil buah paling kecil, mencoba satu gigitan. Mata bulat itu berbinar, ini sangat manis. Bayi panda itu lalu mengambil buah yang besar, sambil menghabiskan buah di tangannya ia juga mengedarkan tatapannya pada pengawal yang berpencar sejak tadi.

Sudah 30 menit berlalu, entah berapa buah yang masuk ke dalam perut karet bayi panda itu. Namun yang pasti perut buncit itu semakin buncit sekarang.

Andra menepukkan perutnya karena kekenyangan, lalu menguap karena kantuk yang mendera. Mata itu tertutup tanpa ragu ragu, bahkan buah apel yang sisa setengah tidak ia hiraukan. Tidak mengindahkan pemandangan ke enam pengawal yang panik mencari sang empu.

Bagai guling tubuh itu memeluk batang pohon indukan. Sungguh pemandangan yang estetik sekaligus mendebarkan.

Sedangkan di bawah sana, keenam pengawal sangat panik sekaligus takut. Tuannya dalam perjalanan usai mengetahui sang bungsu yang hilang saat bermain.

Tidak lama menunggu tiga suara pasang sepatu berjalan terburu buru bersahutan, tiga pria tampan yang posisinya paling tinggi di mansion tersebut datang dengan wajah penuh amarah.

Tanpa pikir panjang, si anak tengah alias Arkan memukul membabi buta keenam pengawal. Sungguh emosinya memang sulit di kendalikan bila berhubungan dengan si bungsu.

"DASAR TIDAK BECUS"teriak Arkan murka

"Bila bungsuku tidak ketemu dalam 15 menit lagi... maka siapkan kepala kalian menjadi koleksi ruang kerjaku"ucap Daddy lalu berbalik menghubungi anak buahnya yang lain

"Aku akan dengan senang hati menjual organ tubuh kalian agar lebih berguna..."ucap Arsen dingin dengan aura membunuhnya

Arkan berbalik, lalu berjalan menuju salah satu pohon apel yang sedang berbuah lebat. Ia duduk di sana demi meredam amarahnya yang meledak ledak.

Dahinya berkerut saat melihat begitu banyak sampah, bekas seseorang memakan buah apel. Tidak sampai di situ, kepalanya tiba tiba tertimpa setengah buah apel.

"Apa apaan ini"pekik Arkan geram, mendongkakkan kepalanya ke atas

"BABY"teriak Arkan syok mengundang semua orang untuk mendekat

"Ada apa boy?"tanya Daddy menatap sang putra bingung, apa anaknya ini mulai gila karena hilangnya sang adik.

"Look"ucap Arkan masih dengan syoknya

Semua pasang mata dengan serentak menatap ke arah yang di tunjuk.

"Astaga"ucap Arsen

"Ya Tuhan"ucap Daddy sontak mengurut keningnya, pusing

"Tuan Muda Kecil"ucap keenam pengawal serentak

Bayi panda tampak polos tertidur memeluk batang pohon apel, bahkan dengan pulasnya ia mengeluarkan dengkuran kecil.

"ANDRA"pekik Daddy geram

"Eghmmm"gumam Andra terbangun karena suara menggelegar sang Daddy

"Daddy"pekik Andra girang, menatap sang Daddy di bawah sana

"Turun"ucap Daddy menekan kata Turun

"Gak"bantah Andra membuat Daddy serta yang lain geram dan gemas

"Turun Andra"perintah Daddy dengan arogan

"Gak"pekik Andra tetap memeluk batang pohon apel

"TURUN"teriak Daddy

"GAK BISA TURUN DADDY"teriak Andra juga

Hy guys... lama ya author gak up... sorry ya...

Kalau yang baca ada yang maba atau udah jadi mahasiswa pasti ngerti...

Jadi author minta maaf ya lama gak up... soalnya author kemaren jadi maba yang baik dulu... walau banyak pelanggaran yang author lakukan... ada saat author juga demam kecapean... sekali lagi maaf ya guys...

Author masih ingat kok sama kalian semua, dan author masih memikirkan kalian...

Sekarang author jadi anak kos, dan semua itu gak mudah. Di sana author harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru, melakukan semua dengan sendiri dll.

Yup... bagi yang baca... semangat buat pembaca Andra... terima kasih telah setia menunggu

Love you 5000 deh 🖤🖤🖤

Jangan lupa kasih bintangnya ya dan komennya juga

AndraWhere stories live. Discover now