Chapter | 15⚜️

13 3 1
                                    

Ruang meja makan di Istana terlihat ramai. Banyak sekali Raja, Ratu, Pangeran, dan Putri dari kerajaan lain datang ke Istana Starlaxy. Biasanya jika terjadi seperti ini, akan terjadi pesta dansa di Istana Starlaxy dalam waktu dekat ini.

Samudra, lelaki itu saat ini sedang merayu gadis cantik yang berasal dari Kerajaan Envuella di dekat ruangan yang sepi dan jauh dari ruang makan. Kata-katanya sangat manis di dengar oleh Aurora. Aurora baru pertama kali mengenal pria semanis Samudra.

"Aku bahkan tidak pernah melihat wajahmu, namun untuk pertama kalinya melihatmu, aku jatuh cinta pada pandangan pertama Putri Aurora," ucap Samudra dengan senyum manis yang mampu membuat wajah Aurora sedikit merah.

Daksa yang tidak saja mendengar ucapan Samudra, langsung saja ia merasa jijik mendengarnya. Bagaimana bisa Aurora salah tingkah sedangkan yang di ucapkan Samudra hanyalah omong kosong.

Jatuh cinta pandangan pertama? Bahkan Samudra selalu saja jatuh cinta kepada gadis cantik dari Kerajaan lainnya yang datang ke Istana.

"Wajahmu sangat merah Putri Aurora," goda Samudra yang secara tidak sengaja membuat Aurora menyentuh wajahnya.

Aurora tersenyum kikuk mendengarnya. "Lain kali panggil saja aku Aurora," ucap Aurora sengaja mengalihkan pembicaraan Samudra tadi.

"Baiklah, apapun yang kau minta akan kuturuti Aurora," ucap Samudra.

"Apakah kau ingin menjadi pasanganku saat nanti di adakan pesta dansa di Istana Starlaxy? Aku yakin dalam waktu dekat ini akan ada pesta dansa," lanjut Samudra yang di angguki oleh Aurora.

"Tapi apakah kau memiliki kekasih? Aku takut nanti kekasihmu cemburu denganku," ucap Aurora.

"Tentu saja tidak. Aku tidak suka memainkan perasaan perempuan Aurora."

"Baiklah. Sam aku harus menemui orang tua ku dulu, pasti mereka sedang mencariku sekarang," ucap Aurora tetapi setelah itu di hadang kembali oleh Samudra.

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu. Saat pesta dansa nanti aku yang akan menjemputmu Aurora dan rias wajahmu dengan tipis saja, karena wajahmu yang tanpa riasan saja sudah terlihat cantik," ucap Samudra lalu mengecup tangan Aurora dengan lembut.

Lagi-lagi perbuatan Samudra membuat Daksa yang sedari tadi masih mendengar percakapan antara Samudra dan Aurora, langsung memasang raut wajah jijik dan seperti terlihat ingin muntah sekarang juga.

"Kau tahu Sam, kau adalah penipu yang handal!" ucap Daksa saat Aurora sudah pergi meninggal Samudra.

Samudra terkekeh mendengarnya. "Penipu? Bahkan kalimat yang ku ucapkan untuk Aurora tidak ada unsur menipu, dia memang sangat cantik," ucap Samudra.

"Mengatakan tidak pernah mempermainkan hati perempuan?" ledek Daksa yang membuat Samudra menghela nafas dengan kesal.

"Kau tidak usah ikut campur dengan urusanku Daksa, urus saja dirimu dan carilah perempuan disini," ucap Samudra dan pergi meninggal Daksa sendiri.

Tidak lama kemudian setelah Samudra pergi, Raga muncul dengan Lily berada di belakang Raga yang terus mengejar Raga.

"Raga, tunggu sebentar. Lily mau kasih kamu sesuatu tau," ucap Lily membuat Raga langsung menghentikan langkah dan menatap Lily dengan tatapan datar.

"Tidak perlu, kau bisa memberinya kepada Pangeran lainnya," ucap Raga dan kini pembicaraan antara Lily dan Raga sedang di perhatikan oleh Daksa.

Different LoveWhere stories live. Discover now