Chapter | 14⚜️

18 3 0
                                    

"Mengapa kau menghilang Prof? 10 tahun ini aku tidak tahu keberadaanmu dan terus mencarimu!" kesal Raga.

Raga dan Alanvainder, mereka berdua saat ini sudah berada di ruangan yang tertutup, ruangan ini banyak menyimpan ramuan-ramuan yang tentunya buatan tangan dari Alanvainder.

Alanvainder tersenyum tipis mendengar itu. "Kau mencariku karena ada yang kau inginkan bukan?" tanya Alanvainder yang tau maksud dari ucapan Raga.

"Tepat sekali. Kau menghilang saat aku sangat membutuhkanmu Prof," ucap Raga.

"Pintu yang bisa membuatku ke dunia lain itu sudah ketahuan oleh ayahku. Pintu itu tidak bisa terbuka kembali karena kuncinya sudah disembunyikan dan aku tidak bisa ke dunia itu lagi Prof," jelas Raga yang diabaikan oleh Alanvainder karena saat ini Alanvainder sedang membuat ramuan yang tidak di ketahui oleh Raga.

"Apakah kau mendengar yang tadi ku ucapkan Prof?" kesal Raga yang merasa diabaikan.

"Aku mendengarmu Raga. Aku tahu semua yang terjadi saat kau ketahuan telah memasuki dunia lain dan itu membuat ayahmu murka," ucap Alanvainder lalu mengambil suatu ramuan lain lalu menyiramnya ke arah tempat berbahan batu yang berisi air.

Setelah menyiram ramuan itu, peristiwa yang berisi kejadian 10 tahun yang lalu muncul, saat itu Raga terpisah dengan seorang gadis kecil.

Raga menyaksikan kejadian itu dengan terkejut. Selama ini ternyata Alanvainder mengetahui segalanya mengenai kejadian 10 tahun yang lalu. Alanvainder mengetahui kejadian itu karena Alanvainder memakai ramuan yang dia buat.

"Aku pergi meninggalkan semuanya dan pergi jauh dari kawasan Kerajaan Starlaxy. Karena aku tahu ayahmu mencari keberadaanku, aku adalah sumber kekacauan semua ini Raga, aku memberitahu rahasia yang sangat penting," ucap Alanvainder yang masih menatap air berisi peristiwa dimana Caesar memerintahkan Damian untuk mencari tahu keberadaan orang yang sudah memberitahu tentang pintu di kawasan hutan.

"Namun, hari ini aku menemuimu kembali Prof. Kau memintaku untuk datang ke tempat mu yang sekarang, dari 10 tahun yang lalu aku berusaha sabar mencarimu, dan sekarang aku tidak akan menyia-nyiakannya Prof," ucap Raga dengan serius.

"Aku ingin bisa kembali ke tempat dunia yang berbeda Prof dan menemui teman kecilku," lanjut Raga.

"Ya. Kau akan mendapatkan semua itu Raga, itu lah alasan aku memanggilmu lewat surat yang kuberikan," ucap Alanvainder dengan senyum yang penuh arti.

Raga tersenyum puas mendengar ucapan Alanvainder. "Lalu bagaimana caranya aku kembali ke dunia itu Prof?" tanya Raga tiba-tiba karena kunci pintu menuju dunia lain sudah berada di tangan Caesar.

"Aku sudah merencanakan semuanya Raga. Kita tidak perlu menggunakan pintu dan kunci lagi, tetapi kita bisa menggunakan benda itu,"
tunjuk Alanvainder ke arah benda yang di tutupi oleh kain putih.

Raga langsung melihat ke arah benda yang di tunjuk oleh Alanvainder. Raga yang penasaran pun langsung menghampiri benda yang ditutupi oleh kain putih.

Raga langsung menarik kain putih, saat terbuka terdapat lemari kayu antik yang di dalam lemari itu seperti ada sinar berwarna kuning. Raga langsung membuka lemari itu dan terlihatlah pemandangan yang sudah lama tidak ia lihat. Pemandangan taman bermain Raga dan Lolita saat masih kecil. Raga langsung menutup lemari itu kembali dan menatap Alanvainder dengan takjub.

"Wow, kau selalu membuat benda yang sangat luar biasa Prof, aku sangat berterimakasih kepadamu karena telah merancang benda ini untuk ku," ucap Raga kepada Alanvainder.

Different LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora