Chapter | 06⚜️

42 7 0
                                    

"Raga, bangun! Apa yang kau lakukan disini?" heran Berlinda sembari membangunkan Raga dengan menepuk pelan bahu Raga.

Perlahan-lahan mata Raga terbuka sedikit karena cahaya matahari yang menurut Raga sangat silau membuatnya menyipitkan kedua matanya.

"Lebih baik kau bangun lalu setelah itu cuci wajahmu dengan air sungai yang berada di belakang rumah ini," titah Berlinda sekaligus menghela nafas dengan pasrah karena Raga kembali menutup kedua matanya.

"Kusir serta kereta kuda kita sudah menunggu Raga," ucap Berlinda namun tak membuat Raga kembali membuka kedua matanya itu.

"Sampai kapan kau akan tertidur Raga?" tanya Berlinda sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada karena sangat sulit sekali membangunkan anak bungsunya itu.

"Aku hanya memejamkan mataku saja, lebih baik Mama tinggalkan Raga saja dulu, nanti aku akan bersiap sendiri," ucap Raga kepada Mamanya dan membuat Berlinda hanya menghembuskan nafasnya dengan pasrah.

"Ya terserah kau saja, Mama serta Ayah dan kedua Kakakmu akan menunggu di dalam, cepatlah. Karena disini sudah tidak ada persediaan makanan lagi, Ayah dan Kakakmu sudah menggerutu sedari tadi karena perut mereka sudah berbunyi tak jelas karena kelaparan," ucap Berlinda panjang namun hanya diangguki oleh Raga.

Berlinda yang melihat Raga hanya mengangguki ucapannya, menghembuskan nafasnya kembali dengan pasrah lalu pergi meninggalkan Raga sendiri.

Raga yang masih memejamkan matanya, tiba-tiba saja terbuka setelah Mamanya itu pergi. Mamanya bilang tadi ada sebuah sungai? Berarti benar yang kemarin ia dengar adalah aliran air yang berasal dari sungai itu?

Raga langsung berdiri dari tempatnya dan pergi menuju belakang rumah ini untuk mencari keberadaan sungai yang tadi Mamanya ucapkan kepada dirinya.

Senang rasanya saat Mamanya bilang ada sebuah sungai dibelakang rumah ini. Ternyata suasana disini jauh lebih menenangkan dan sangat menganggumkan dibandingkan di istana.

Kakinya berhenti melangkah, Raga sudah menemukan sungai yang dimaksud Mamanya itu.

Kakinya berhenti melangkah, Raga sudah menemukan sungai yang dimaksud Mamanya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sangat indah sekali!" takjub Raga sembari tersenyum lebar kearah sungai itu.

Perlahan kakinya kembali melangkah untuk kembali mendekati air sungai. Saat sudah dekat dengan sungai itu, ia melompat pelan kearah sebuah batu yang berada diatas air sungai setelah itu ia langsung mendudukki batu besar yang berada diatas air sungai dan menaruh kakinya di bawah air sungai membiarkan kakinya terendam di air sungai yang terasa sejuk.

Sesekali Raga menarik nafasnya untuk menikmati udara dan memejamkan kedua matanya.

"Mengapa Mama baru memberitahu tempat ini?" gumamnya sendiri.

Setelah menikmati udara di daerah sungai ini, Raga turun dari duduknya. Kini posisinya menjadi berdiri dengan kaki yang terendam di air sungai.

Badan Raga membungkuk dan mengambil air sungai itu menggunakan kedua tangannya, lalu menyiram wajahnya menggunakan air sungai yang tadi ia ambil. Rasanya sangat menyegarkan wajahnya.

Different LoveWhere stories live. Discover now