Chapter | 05⚜️

52 8 0
                                    

Saat ini keluarga Krismantara sedang berkumpul di ruang meja makan. Ruang meja makan yang tak begitu besar bahkan cenderung sederhana namun membuat kesan yang menenangkan jika berada di ruangan ini. Di ruang makan ini hanya tersedia meja makan saja tak ada kursi yang menemani meja itu, membuat mereka duduk di lantai yang berbahan kayu.

Posisi duduk mereka saat ini dengan susunan Caesar yang berada di tengah, disamping kanan Caesar sudah ada Berlinda dan disamping Berlinda adalah Daksa, sedangkan Raga berada di seberang Berlinda dan disampingnya sudah ada Kakaknya, Samudra.

"Mama, apa kita akan bermalam disini?" tanya Daksa.

"Iya, kita akan bermalam disini. Apa kau senang bisa berlibur disini?" tanya balik Berlinda.

"Aku amat sangat senang, karena ini yang aku tunggu!" jawab Daksa dan langsung memeluk Belinda yang membuat Berlinda juga ikut memeluknya juga dengan erat.

"Seperti anak kecil dan lelaki yang sangat manja!" komentar Samudra saat melihat Daksa yang bersifat seperti anak kecil menurutnya.

Caesar yang mendengar itu tertawa pelan, "Seharusnya Raga yang bersifat seperti Daksa, karena ia adalah anak bungsu."

"Ya benar," sahut Raga yang menyetujui ucapan Caesar.

"Apakah cuma anak bungsu saja yang boleh bermanjaan seperti ini? Jika iya, yang benar saja!" protes Daksa yang masih berada di pelukan Berlinda.

"Pernyataan dari mana itu? Walau kau anak tengah, kau boleh bermanjaan dengan Mama," ucap Berlinda yang memeluk Daksa semakin erat yang membuat Daksa terkikik pelan.

"Dengar. Rasa sayang Mama ke kalian itu sama rata tidak ada yang beda. Mama sangat sayang kepada kalian semua," lanjut Berlinda sembari tersenyum kepada mereka satu persatu.

"Dan jangan lupakan Ayah, Ayah juga menyayangi kalian. Jika suatu saat nanti Ayah melarang sesuatu yang kalian ingin perbuat, percayalah Ayah melakukan itu untuk kebaikan kalian," tutur Caesar yang sudah berdiri dari tempatnya dan berpindah posisi dibelakang Berlinda sambil memeluk Berlinda dari belakang.

Samudra yang melihat itu pun ikut bergabung dalam sesi berpelukan seperti ini, menurutnya amat sangat langka untuk melakukan ini dikeluarganya yang sangat sibuk melakukan banyak hal di istana.

"Aku ingin ikut!" ucap Raga yang berlari ke arah mereka dan memeluk Berlida dari depan.

"Hei, mengapa kalian seperti mengurung Mama seperti ini?" tanya Berlinda sekaligus tertawa pelan dan hatinya sangat tersentuh melakukan hal seperti ini, berkumpul bersama keluarga.

"Biarlah seperti ini. Suasana seperti inilah yang aku inginkan sedari dulu," ucap Caesar sambil mencium bahu Berlinda.

"Apa Ayah dan Mama sedang bernostalgia dengan masa muda kalian?" tanya Samudra.

"Ya, tapi bedanya kita sudah memiliki tiga anak yang sangat tampan karena bibit dari Ayahmu ini."

Berlinda yang mendengar itu memutar kedua matanya, bosan rasanya mendengar Caesar yang terlalu percaya diri. "Sehari saja kau tidak bersikap terlalu percaya diri, bisa?" kesal Berlinda.

"Tidak."

💫 💫 💫

Lolita, anak perempuan itu masih menunggu kedatangan Raga. Padahal Lolita sudah menunggu Raga dari satu jam yang lalu membuat Lolita sangat bosan.

Sesekali ia memainkan air danau itu dan juga ia memandangi bunga-bunga yang berada di sekitar taman ini. Boneka yang tadi Lolita bawa pun ia taruh di atas rumput yang biasa ia dudukki bersama Raga. Jika kalian menanyakan boneka apa yang Lolita bawa, maka jawabannya Lolita membawa boneka gurita.

Different LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang