Chapter | 07⚜️

44 8 0
                                    

Dengan keadaan sekitar hutan yang gelap, Raga terus berjalan melangkahkan kakinya menuju pintu tersembunyi agar ia bisa bertemu dengan Lolita. Untung saja Raga terbangun dari tidurnya, ia sangat pulas saat tertidur tadi dikarenakan tubuhnya tetap merasa lelah saat kembali dari rumah Kakak Mamanya itu.

Saat sudah sampai berada di depan pintu tersembunyi yang ditutupi oleh rumput-rumput panjang. Raga menatap sekeliling hutan, merasa aman karena tidak ada orang lain selain dirinya, ia langsung menyingkirkan rumput-rumput panjang yang menghalangi pintu.

Setelah masuk kedalam, Raga menutup pintu itu kembali. Saat memasuki tempat ini, Raga disambut terlebih dahulu oleh terowongan yang gelap bahkan hanya ada satu obor bambu yang melekat di atas pintu.

Perlahan lahan kakinya pun melangkah untuk menuju ke taman bermain ia bersama dengan Lolita. Jujur saja, rasanya Raga masih tidak menyangka karena telah diberikan informasi tentang pintu tersembunyi ini oleh Professor Alanvainder, ternyata ia bukanlah orang yang jahat ataupun aneh seperti orang katakan.

Raga kini sudah berada diluar terowongan yang sudah ia lalui. Raga pun melangkahkan kembali kakinya menuju tempat yang sering ia tempati untuk bermain bersama Lolita.

Langkah Raga terhenti dan langsung mengumpatkan dirinya di belakang pohon. Ia tertawa pelan saat melihat raut wajah Lolita yang sedang cemberut.

"Mengapa ia sangat jelek sekali?" gumam Raga sembari melihat Lolita dengan wajah cemberut. Bukannya menggemaskan justru sangat sangat sangat terlihat jelek di mata Raga.

Raga langsung keluar dari tempat persembunyiannya lalu setelah itu ia berlari pelan ke arah Lolita yang sangat jelek itu.

"HEH JELEK!" teriak Raga yang masih berlari pelan kearah Lolita dan Lolita yang mendengar itu langsung menoleh kearah sumber suara yang mengejeknya dengan kata jelek.

Jelek? Apa Lolita tak salah dengar?

Lolita menghentakkan kakinya dengan kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat Raga sudah berada di depannya.

"Siapa yang jelek? Coba ngomong sekali lagi?" tantang Lolita dengan wajah sinisnya.

"Jelek. Kamu jelek. Jelek banget...." ledek Raga dan juga ikut menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Lolita menghembuskan nafasnya dengan kasar dan tangannya pun sudah menarik kerah baju Raga. "Kenapa sih Raga sukanya ngajakin Loli ribut?! Raga juga jelek tapi Loli gak pernah ngeledekin Raga jelek!" kesal Lolita dan melepaskan tangannya dari kerah baju yang Raga pakai dengan kasar.

Sejenak Lolita menatap Raga dengan sengit. Sehabis menatap Raga dengan sengit, Lolita memutuskan untuk berhenti menatap Raga karena wajah Raga sangat menyebalkan dimatanya.

Lolita mengambil boneka guritanya yang berada diatas rumput, setelah itu ia melempar Pum-Pum kearah Raga dan untungnya Raga berhasil menangkap Pum-Pum yang dilempar oleh Lolita. Kini Pum-Pum sudah berada ditangan Raga.

"Raga adopsi Pum-Pum, Loli adopsi Pim-Pim."

"Pum-Pum? Pim-Pim? Nama apa itu?" bingung Raga.

Lolita berdecak sebal. "Nama boneka yang Raga pegang namanya Pum-Pum, kalau yang Loli pegang ini namanya Pim-Pim," jelas Lolita.

Raga hanya menganggukan kepalanya saja, lalu—

"RAGA APAANSIH ISENG BANGET!" teriak Lolita saat bonekanya diambil oleh Raga dan dilempar begitu saja, bahkan Raga sudah melarikan diri darinya.

Different LoveWhere stories live. Discover now