Chapter | 13⚜️

13 4 0
                                    

Raga menghentikan kuda yang ia tunggangi saat sudah berada di depan gerbang yang menjulang tinggi. Raga mengambil peta yang di saku celana, lalu memperhatikan titik peta untuk memastikan tempat yang ia kunjungi saat ini benar atau tidak.

Menurut titik dari peta ini, tempat yang Raga kunjungi sudah benar. Namun, tak berselang beberapa menit saat Raga masih memperhatikan peta yang berada di genggamannya, tiba-tiba saja gerbang terbuka secara perlahan membuat Raga langsung menatap gerbang itu.

Raga langsung memasukkan peta tersebut ke dalam saku celana miliknya kembali, lalu setelah itu memacu kuda yang ia pakai untuk memasuki gerbang yang terbuka tadi.

Raga terus memperhatikan pemandangan sekitar saat ia sudah memasuki gerbang dan tanpa sadar pintu gerbang itu tertutup kembali.

Daerah ini ternyata masih di tempati oleh beberapa penduduk walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Bahkan saat Raga datang, mereka semua menatap Raga dengan asing. Mereka menatap Raga asing karena mereka belum pernah melihat Raga berada di daerah sini sebelumnya.

Tidak lama kemudian, datanglah dua orang lelaki memakai jubah hitam serta menaiki seekor kuda menghampiri Raga, "Ikuti kami!" titah salah satu dari mereka dan mereka langsung menjalankan kuda yang mereka naiki.

Raga tanpa membantah langsung mengikuti kedua lelaki berjubah hitam. Raga yakin kedua orang itu adalah sebuah petunjuk dari surat yang dikirimkan.

Selama perjalanan, Raga selalu melihat sekeliling pemandangan daerah yang sekarang ia kunjungi. Daerah yang saat ini Raga lewati adalah seperti hutan untuk menuju tempat yang Raga sendiri pun tidak tahu, hanya kedua pria berjubah hitam sajalah yang mengetahui tempat yang sekarang mereka akan kunjungi.

Raga selalu saja menatap kagum saat ia melewati perjalanan yang akan ia tuju. Bagaimana tidak? Tempat ini sangatlah asri dan juga indah. Lihat saja burung-burung yang lewat, selalu mengeluarkan sinar dari belakang seakan-akan mereka juga memiliki kekuatan sihir. Daerah ini seperti negeri dongeng.

Rumah penduduk sini pun terbuat dari kayu yang kokoh serta dilapisi rumput-rumput yang membuat Raga semakin kagum dengan tempat ini. Sangat berbeda sekali dengan Kerajaan Starlaxy yang masih terbilang lebih modern dari tempat ini.

Tak terasa Raga sudah sampai dengan arah tujuan yang lagi-lagi mampu membuat Raga terkagum-kagum. Kini di depannya sudah ada bangunan tinggi yang berada di atas awan.

Decak kagum terdengar dari mulut Raga, sampai-sampai ada yang membuat kuda Raga berhenti berjalan. Mata Raga langsung tertuju ke arah seorang gadis yang berada di depan kuda Raga serta tangan yang memegang busur dan anak panah yang mengarah kepadanya, seakan-akan Raga adalah target.

"Siapa kau? Penampilanmu terlihat sekali kalau kau bukan asal dari sini," ucap gadis itu.

"Saya datang karena surat yang tiba-tiba saja sudah berada di kamar saya nona," ucap Raga tersenyum dengan sopan dan juga langsung turun dari kuda miliknya.

"Saya Raga Krismantara," setelah itu Raga melakukan bow yang membuat gadis itu menurunkan alat panahnya.

"Terlihat sekali kau berasal dari Kerajaan, Pangeran," ucap gadis itu lalu berjalan membelakangi Raga. Raga yang mendengar itu langsung mengernyitkan dahinya, apa salahnya ia melakukan bow?

"Mau sampai kapan kau berdiri diam seperti patung? Mari ikut aku, aku akan membawa mu untuk menghadap kepada Alanvainder," ucap gadis itu yang mampu membuat Raga tertegun.

💫 💫 💫

Disinilah Alanvainder berada selama 10 tahun ini. Di suatu tempat yang bernama Savetyon, tempat yang sangat aman untuk ia bersembunyi selama ini. Awalnya tempat ini sangat tidak terurus, namun setelah datangnya Alanvainder di tempat ini, Alanvainder mengubahnya jauh lebih baik.

Different LoveWhere stories live. Discover now